Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

10 Agustus 2009

Memahami Hasil Investasi Dengan Dinar Benchmarking Radar ...

Dalam tulisan tanggal 28 Juni 2009 saya mengutip salah satu hasil konferensi pers PBB tiga tahun lalu yang mengungkapkan bahwa 50 % asset kemakmuran dunia dikuasai oleh 2% penduduk dunia, dan sebaliknya 50% penduduk dunia hanya menguasai 1 % asset kemakmuran dunia.

Proses pemiskinan global bagi sebagian besar penduduk bumi ini tentu saja tidak terjadi secara ujug-ujug (tiba-tiba), tetapi sebuah proses panjang yang antara lain adalah melalui penurunan nilai uang kertas (inflasi) yang berdampak langsung pada penurunan daya beli masyarakat secara umum.

Ambil contoh kita yang hidup di Indonesia, dalam sembilan tahun terakhir sejak 2001 – data yang saya kumpulkan dari Biro Pusat Statistik menujukkan rata-rata inflasi kita mencapai angka 8.45%. Tertinggi tahun 2005 (17.11%), terendah insyaallah tahun ini karena sampai Juli inflasi kita baru mencapai 0.66%.

Dengan angka inflasi rata-rata 8.45%, bila penghasilan kita sembilan tahun terakhir tumbuh lebih rendah dari angka tersebut berarti daya beli kita menurun atau dalam bahasa lain kita tambah miskin. Demikian pula bila tabungan atau deposito kita memberikan hasil rata-rata kurang dari angka 8.45%, berarti sesungguhnya daya beli riil dari dana yang kita investasikan menyusut.

Penyusutan asset atau penurunan daya beli ini tidak hanya dialami oleh masyarakat perorangan, tetapi juga dialami oleh perusahaan-perusahaan atau investor-investor yang berkinerja biasa-biasa saja. Misalkan Anda menjalankan perusahan publik dengan rata-rata return 15% per tahun dalam 9 tahun terakhir, Anda mungkin sudah bangga dengan kinerja ini karena berhasil melawan inflasi. Tetapi apakah demikian menurut pemegang saham Anda ?, dengan asumsi Dividend Ratio 50% saja pemegang saham hanya memperoleh rata-rata 7.5% hasil – atau masih lebih rendah dari inflasi rata-rata.

Seandainya kita berhasil melawan inflasi-pun, belum berarti kita tambah makmur. Pasalnya adalah data inflasi yang dikeluarkan oleh pemerintahan-pemerintahan dunia, belum tentu mencerminkan kenaikan harga-harga riil yang sesungguhnya di negeri itu. Di negeri yang katanya memiliki data paling canggih sekalipun -Amerika Serikat, data statistik mereka tetap diragukan oleh warganya sampai muncul statistik bayangan pemerintah atau Shadow Government Statistics.

Di lain pihak ada bukti yang kasat mata, bahwa di dunia ini ada timbangan yang paling adil dan stabil untuk mengukur daya beli masyarakat seluruh dunia sepanjang zaman. Kita memiliki sumber datanya yang valid untuk ini yaitu hadits –hadits Rasulullah SAW. Ketika hadits-hadits tersebut menyampaikan data yang ghaib saja seperti peristiwa sesudah kematian, peristiwa di padang maqsar, surga dan neraka dst. kita sepenuhnya percaya, apalagi ketika mengabarkan sesuatu yang bersifat duniawi yang bisa kita buktikan sekarang juga – pasti kita juga percaya.

Data duniawi yang antara lain dikabarkan melalui hadits tersebut adalah daya beli Dinar yang cukup untuk membeli seekor kambing di jaman Rasulullah SAW hidup, kinipun 1 Dinar tetap cukup untuk membeli seekor kambing. Hal ini membuktikan hawa setelah lebih dari 1400 tahun daya beli Dinar terhadap barang riil adalah tetap. Maka Dinar inilah yang seharusnya menjadi tolok ukur atau benchmark kita untuk membangun kemakmuran umat sekaligus mempertahankannya dari proses pemiskinan global.

Untuk memudahkan Anda memahmi tolok ukur dengan Dinar ini, saya buat alat bantu berupa grafik diatas yang saya sebut Dinar Benchmarking Radar. Grafik type radar (rata-rata ada di program standar excel), kita bangun dari tiga lapis data. Lapis pertama adalah data appresiasi Dinar dari tahun ketahun (year on year) sejak desember 2001 – Juli 2009 (khusus untuk tahun 2009 adalah baru dari Januari sampai July), lapis kedua adalah data inflasi tahunan untuk periode yang sama; lapis ketiga adalah tingkat hasil dari investasi kita .

Bila luas bidang kita gunakan untuk mencerminkan pertumbuhan dan kita ambil titik awal adalah 2001 pada luas bidang nol ( pusat grafik), maka pada bulan Juli 2009 lalu pertumbuhan Dinar dalam Rupiah tercermin dari luas bidang kuning yang diwakilinya. Kemudian bidang hijau mencerminkan inflasi, dan bidang merah mencerminkan hasil investasi tertentu kita ( saya gunakan hasil rata-rata tabungan saya sebagi contoh).

Dari sini kita bisa tahu bahwa Dinar lebih dari cukup untuk meng-cover- inflasi (bidang kuning jauh lebih luas dari bidang hijau), sedangkan tabungan saya tidak mampu melawan inflasi (bidang merah lebih sempit dari bidang hijau). Teknik penggunaan grafik radar ini bisa kita gunakan untuk perbandingan berbagai bentuk investasi lainnya.

Kegunaan grafik Dinar Benchmarking Radar ini mirip dengan radar untuk navigasi di pesawat; dia hanya membidik sasaran yang kita tentukan sendiri. Bila sasaran yang kita tentukan dalam investasi benar (misalnya tumbuh minimal sama dengan appresiasi harga emas/dinar) – maka kita akan berusaha dan insyallah bener-bener bisa mencapai sasaran tersebut. Sebaliknya kalau sasaran kita keliru (misalnya hanya membidik tingkat inflasi), maka hasil investasi kita paling banter juga hanya akan cukup meng-cover tingkat inflasi tersebut – atau bahkan lebih sering kurang. Wa Allahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.