Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

31 Desember 2011

Catatan Akhir Tahun 2011 : Apakah Dinar/ Emas Masih Menguntungkan…?

Karena tanggal 31 Desember 2011 jatuh pada hari libur tidak ada transaksi di pasar, maka transaksi terakhir di pasar emas dunia untuk 2011 adalah bersamaan dengan ditutupnya pasar New York tanggal 30 Desember 2011 sore hari atau pagi ini waktu Indonesia. Harga emas dunia ditutup pada harga US$ 1,568/Ozt , dan harga Dinar ditutup pada angka Rp 2,170,891. Dengan angka penutupan seperti ini, apakah investasi Dinar atau emas masih menguntungkan sepanjang tahun 2011 ?

Jawabannya tergantung kapan Anda mulai investasinya dan dari mana asal uangnya. Bila Anda sudah mulainya setahun lalu, maka investasi Dinar Anda memberikan kisaran hasil 23 % atau bila dipotong selisih harga jual dan harga beli 4 % (bisa ditekan tinggal 2 % bila Anda jual ke sesama pengguna yang juga kita fasilitasi melalui jual less 1%), hasil bersih investasi ini masih di kisaran 19 % - 21 % - atau sekitar tiga kali hasil bersih deposito.

Bila Anda mulai investasinya baru dalam 4 bulan terakhir, dipastikan Anda rugi karena Dinar mengalami trend penurunan yang significant sejak September 2011.

Yang menarik adalah bila dilihat sumber dana yang Anda gunakan untuk investasi emas ini. Hasil bersih setahun terakhir yang berada di kisaran 19%-21% tersebut diatas hanya berlaku bila dana yang Anda pakai untuk membeli emas/Dinar adalah uang Anda sendiri.

Bila dana yang Anda gunakan untuk investasi adalah uang bank atau uang pinjaman lainnya, maka hasil bersih yang 19%-21 % akan nyaris habis karena ongkos modal yang Anda gunakan (biaya gadai misalnya) berada di kisaran angka 18%. Hasil bersih yang hanya 1%- 3 % (setelah dipotong ongkos modal), tidak cukup menarik untuk mengimbangi jerih payah dan sport jantung Anda.

Itulah sebabnya melalui berbagai tulisan sejak lebih dari dua tahun lalu, saya sudah mengingatkan agar masyarakat tidak berspekulasi dengan membeli emas menggunakan dana pinjaman atau gadai. Kecuali bila dana pinjaman atau gadai ini untuk kegiatan produktif riil (bukan dari naik turunnya harga) yang menghasilkan nilai lebih besar dari ongkos dana-nya, atau yang saya sebut Gold Based Capital.

Lantas bagaimana dengan tahun 2012 ?. Parkiraan saya akan banyak factor yang bisa mendorong harga emas ke atas, antara lain adalah pengaruh jangka panjang dari Quantitative Easing dalam berbagai namanya selama krisis AS dan Eropa 2011. Yang juga bisa melejitkan harga emas dunia 2012 adalah bila krisis Iran – AS yang hari-hari ini memanas terus ter-eskalasi.

Tiga puluh tahun lalu, harga emas pernah melonjak dari angka US$ 215/Ozt (Januari 1979) ke angka US$ 850/Ozt (Januari 1980) ketika terjadi ketegangan antara Iran dan Amerika pada krisis penyanderaan 52 warga Amerika di Iran selama 444 hari dari tanggal 4 November 1979 s/d 20 Januari 1981.

Terlepas dari peluang naiknya harga emas dunia di tahun 2012 tersebut, sekali lagi saya tidak merekomendasikan untuk mendananinya dengan dana pinjaman, kecuali untuk kegiatan produktif.

Sejalan dengan tema sentral untuk produktif di tahun 2012 tersebut, maka resolusi saya untuk 2012 adalah Get Real…! InsyaAllah.

30 Desember 2011

Déjà vu Harga Dinar, How Low Can You Go ?

Tanpa terasa system kita sudah me-record secara kontinyu pergerakan harga Dinar selama empat tahun ini sehingga up and down-nya sudah cukup kita alami. Meskipun lebih banyak up-nya, pada tulisan ini saya akan menekankan waktu-waktu dimana harga Dinar lagi down seperti saat ini – untuk mengingatkan kita semua agar tidak menggunakan fluktuasi harga emas sebagai media spekulasi. Ada setidaknya 4 kali dalam 4 tahun terakhir ini saya menulis dengan judul “…How Low Can You Go ?”, karena ini kurang lebih mewakili pertanyaan-pertanyaan dari para pembaca ketika harga lagi rendah.

Tulisan pertama di blog lama saya ketika harga Dinar jatuh ke angka Rp 1,123,000,- turun 13.5 % dari harga tertinggi 5 bulan sebelumnya pada angka Rp 1,299,000,- tanggal 17 Maret 2008. Tulisan kedua tanggal 7 April 2009 ketika harga Dinar berada pada angka Rp 1,436,000, atau turun 12 % dari angka tertinggi kurang dari dua bulan sebelumnya yang sudah sempat mencapai Rp 1,640,000,- tanggal 21 Februari 2009.

Tulisan ketiga adalah tanggal 26 September 2011 ketika harga Dinar jatuh ke angka Rp 2,152,233 atau turun 10 % dari angka tertinggi hanya sepekan sebelumnya pada harga Rp 2,396,735,-. Tulisan keempat adalah tulisan ini pada saat harga berada pada angka Rp 2,142,000,- atau lebih rendah 11 % dari angka tertinggi 4 bulan sebelumnya pada angka Rp 2,396,734 tanggal 19 September 2011.

Harga Dinar Emas 2007-2011

Harga Dinar Emas 2007-2011

Tiga tulisan sebelumnya (keempat dengan yang ini) memang saya tulis dengan judul yang sama karena memang nuansa dan waktunya sama, yaitu ketika pembaca banyak sekali yang menanyakan “apakah masih bisa turun lagi, seberapa rendah, dlsb.” Ini adalah peristiwa yang dalam bahasa Perancis disebut déjà vu atau secara harfiah artinya ‘pernah melihat sebelumnya…’.

Setidaknya melalui tiga tulisan sebelumnya kita pernah melihat harga emas jatuh secara significant, tetapi kemudian setelah itu kembali ke trend jangka panjangnya yaitu naik. Ketika jangka pendek harga emas bisa turun sampai belasan persen hanya dalam beberapa bulan saja, rata-rata kenaikannya masih berada di sekitar angka 25% per tahun dalam 4 tahun terakhir. Atau secara kumulatif harga Dinar telah naik sekitar 142 % sejak system kami mencatat harganya secara kontinyu seperti yang tertuang dalam grafik diatas.

Banyak pelajaran sebenarnya dari grafik tersebut diatas, tetapi intinya jangan panik oleh penurunan harga Dinar atau emas jangka pendek. Apakah ini berarti bahwa rezim harga emas yang lagi rendah sekarang akan kembali naik seperti dalam tiga peristiwa sebelumnya ? Wa Allahu A’lam, tidak ada yang bisa menjamin. Tetapi peluang ke arah sana tentu besar – meskipun bisa jadi dalam waktu dekat turun dahulu sebelum kembali ke trend jangka panjangnya yang naik.

Lantas seberapa besar peluang naiknya dan sampai berapa ? ilustrasi grafik dibawah dapat memberikan gambaran kasarnya.

Trend Harga Dinar Emas 2007-2011

Trend Harga Dinar Emas 2007-2011

Dengan peluang di atas 90%, berdasarkan statistik 4 tahun terakhir trend harga Dinar mengikuti persamaan polynomial y (emas)=008x2 - 0.2164x + 279425. Dengan formula ini harga Dinar empat tahun ke depan akan berada di kisaran Rp 2,310,000 (2012) ; Rp 2,950,000 (2013) ; Rp 3,740,000 (2014) dan Rp 4,680,000 (2015). Angka-angka ini sekali lagi menguatkan bahwa emas atau Dinar bukan ‘mainan’ jangka pendek, bagi Anda yang sudah mengenal Dinar dalam empat tahun terakhir pasti sudah bisa merasakannya.

Tentu saja angka-angka ini hanya perkiraan statistik semata, yaitu bisa benar bila seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas 4 tahun terakhir akan berulang dalam 4 tahun kedepan. Hasilnya akan berbeda bila faktor lingkungan yang mempengaruhinya juga berbeda. Wa Allahu A’lam.

29 Desember 2011

Determination…

Tahun 1970-an China adalah negeri yang miskin dan amat sangat tertutup. Rakyatnya tidak bisa menonton TV, Radio maupun media-media lain selain yang dari pemerintahnya. Maka ketika pemerintahnya ingin mengirim atlit ice dancing ke kejuaraan dunia, mereka tidak memiliki informasi yang cukup tentang apa dan bagaimana ice dancing ini. Seorang pemuda Yoew Bin yang ditugasi untuk mewakili negaranya, hanya dibekali sejumlah klipping koran asing yang sudah disensor dan dia dilatih oleh (tentu saja) pelatih yang sama sekali tidak berpengalaman di bidangnya.

Karena kemiskinannya, mereka tidak mampu mengirimkan sang pelatih mendampingi Yoew Bin keluar negeri mengikuti kompetisi. Berangkatlah Yoew Bin keluar negeri sendirian, dia belum pernah keluar negeri sebelumnya dan tidak bisa berbahasa lain kecuali bahasa China.

Ketika tiba waktunya Yoew Bin tampil di arena ice skating yang megah bergiliran dengan juara-juara dunia dibidangnya, Yoew Bin tampil sangat kacau - terjatuh beberapa kali dan terpaksa keluar arena penuh rasa malu dengan tertawaan dan ejekan penonton.

Berbekal pengalaman yang luar biasa (memalukan) ini Yoew Bin tidak putus asa, dia justru berbulat hati untuk menyelamatkan negerinya dari dipermalukan bangsa-bangsa lain karena ketidak mampuannya. Yoew Bin memutuskan untuk menjadi pelatih ice dancing di seluruh sisa hidupnya.

Lebih dari tiga puluh tahun kemudian, dua pasang atlit ice dancing China masuk ke babak final Olimpiade 2006. Satu pasang Shen dan Zhao memperoleh medali perunggu, satu pasang lagi Zhang Hao dan Zhang Dan memperoleh medali perak. Bukan medali perunggu dan peraknya ini yang penting, tetapi adalah bagaimana mereka mencapainya.

Begitu semangatnya Zhang Hao dan Zhang Dan untuk mengharumkan negaranya, mereka mencoba lompatan yang belum pernah dilakukan di Olimpiade sebelumnya – lompatan yang disebut quadruple salchow. Ketika Zhang Hao melempar pasangan atlet putrinya Zhang Dan ke udara, atlit putri ini terjatuh dengan posisi yang salah – dia mengalami luka di lutut dan nyaris tidak bisa berdiri.

Ketika dipapah untuk keluar arena, telah menunggu pelatihnya – Yoew Bin di atas, dia tidak ingin atlit andalannya ini dipermalukan dunia sebagaimana yang dia alami lebih dari tiga puluh tahun lalu. Disemangatinya atlit yang sudah terluka dan nyaris tidak bisa berdiri ini untuk balik ke arena.

Dua atlit inipun balik ke arena dan menampilkan tontonan yang luar biasa indah dan diiringi tepuk tangan penonton terus menerus sampai mereka mengakhiri penampilannya. Pasangan ini kemudian mendapatkan nilai tertinggi untuk sisa permainannya dan mereka memperoleh medali perak.

Di dunia olah raga China, prestasi Yoew Bin dan para atlitnya tersebut menjadi inspirasi bagi prestasi berbagai bidang olah raga lainnya di negeri itu – prestasi yang didorong oleh kerja keras, keteguhan hati atau determination dan semangat pantang menyerah.

Keberhasilan China seperti di bidang olah raga ini juga terjadi di bidang ekonomi dan bisnis. Mereka berpegangan pada pepatah China yang sama yang kurang lebih artinya : “Pohon sukses yang kuat dan indah tumbuh dari benih-benih kegagalan dan perjuangan...” atau dengan kata lain kita bisa sukses mencapai apa yang kita kejar, hanya bila kita mau melaluinya dengan kerja keras, kegagalan-kegagalan dan determination

Ketika Yoew Bin di tahun 70-an menjadi bahan tertawaan di arena ice dancing dunia, saat Itu Indonesia lagi berjaya di arena bulu tangkis Thomas Cup dengan menjuarainya secara terus menerus selama beberapa tahun. Ketika karena kemiskinannya tahun-tahun itu China sampai tidak mampu mengirimkan pelatihnya Yoew Bin untuk mendampinginya dalam kompetisi internasional yang sama sekali belum pernah dikenalnya, Indonesia lagi kaya-kayanya dengan Oil Boom atau yang dikenal dengan rezeki petro Dollar-nya !.

Tetapi lihat kini 30-an tahun kemudian, olah raga mereka sangat unggul bukan hanya dibandingkan kita – tetapi juga dibandingkan negara-negara lainnya di dunia. Ekonomi mereka juga demikian, negara-negara adidaya dunia-pun harus bertekuk lutut terhadap keperkasaan ekonomi China. Keunggulan di bidang olah raga, keunggulan dibidang ekonomi maupun keunggulan dibidang-bidang lain – semuanya harus dibangun melalui kerja keras, melalui serangkaian kegagalan dan tetap menjaga determination atau keteguhan hati. Bahwa hasil akhirnya semua tergantung kepada kehendak Allah – itu pasti, tetapi tetap tidak berarti kita bisa mengabaikan kerja keras dan keteguhan hati ini – sebagai bentuk ikhtiar yang maksimal yang menjadi domain kita.

Kalimat hikmah (perkataan yang baik/bijaksana) adalah senjatanya orang mukmin, dimanapun ia mendapatkannya maka dia lebih berhak untuk mengambilnya” (HR. Tirmidzi/Ibnu Majjah)

15 Desember 2011

Euro Jatuh, Emas Juga Jatuh …

Semalam harga emas internasional mengalami kejatuhan yang sangat significant – mirip dengan kejadian 2009, yaitu turun ke titik terendah setelah beberapa bulan sebelumnya mencapai titik tertinggi. Bedanya hanya pada penyebab naik turunnya harga, dan waktu terjadinya masing-masing titik ekstrim-nya. Naik turunnya harga di tahun 2008/2009 adalah factor krisis di Amerika sedangkan turunnya harga kali ini penyebab utamanya adalah krisis di Euro Zone.

Pola pengaruh Euro dan Dollar terhadap harga emas dunia ini dapat dilihat pada grafik dibawah. Karena harga emas dunia dihitung dengan US Dollar maka harga emas memiliki hubungan terbalik – inverse relationship – terhadap US Dollar yang diwakili oleh US Dollar Index. Kita bisa lihat pada grafik dibawah, area abu-abu yang mewakili US Dolar Index melonjak sangat significant beberapa hari terakhir.

Kinerja Euro, US Dollar dan Emas

Kinerja Euro, US Dollar dan Emas

Grafik di atas juga menunjukkan bahwa Euro-pun memiliki hubungan terbalik dengan US Dollar sama dengan emas, atau dengan kata lain Euro memiliki hubungan yang sejalan dengan harga emas dalam US Dollar. Ketika nilai tukar Euro jatuh, harga emas-pun jatuh.

Pertanyaannya adalah apakah kejatuhan Euro yang membuat orang berbondong-bondong memindahkan dananya kedalam US Dollar ini akan berlangsung lama sehingga Euro dan emas sama-sama akan terus merosot ?. Kemungkinan itu tetap ada, setidaknya dua faktor dibawah yang akan menjadi penyebabnya.

· Bila kondisi Euro Zone semakin memburuk dan tidak terselamatkan, maka pelarian ke safe haven sementara US Dollar akan semakin meningkat. US Dollar menjadi semakin mahal dan berarti harga emas semakin turun.

· Bila Euro Zone tidak mengalami pemburukan yang bersifat fundamental lebih lanjut –pun harga emas bisa tetap turun oleh panic selling seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Kalau dua factor tersebut menyebabkan harga emas turun dalam waktu dekat, lantas apakah ada factor yang akan mendorongnya naik ?. Tentu juga ada, meskipun kemungkinan terjadinya agak bersifat jangka panjang.

Euro Zone adalah mitra dagang utama Amerika Serikat, oleh karenanya dalam menghitung kekuatan US Dollar atau yang kemudian dicerminkan oleh US Dollar Index – bobot Euro adalah yang paling besar yaitu 57.6% disusul oleh Yen Jepang yang hanya 13.6 % dan mata uang negara-negara lain yang lebih kecil pengaruhnya.

Bila krisis di Euro Zone berkelanjutan, Amerika pasti kena juga getahnya antara lain melalui ekspor ke negara-negara mitra dagang utamanya yang akan menurun dan risiko yang membesar di pasar financial karena saling keterkaitannya antara pasar financial yang satu dengan yang lain. Jadi US Dollar hanya diuntungkan sementara oleh krisis Euro.

Lantas bagaimana kita seharusnya menyikapi anjlognya harga emas ini ?, terutama bagi Anda yang baru mulai membeli emas atau Dinar justru pada saat harga tertinggi beberapa bulan terakhir ?.

Pertama yang perlu diingat adalah krisis Euro tidak bersifat unique, US Dollar-pun (dan berbagai mata uang kertas lainnya) berpeluang mengalami krisis yang sama – bahkan US Dollar juga sedang mengalaminya, hanya karena pembandingnya adalah Euro yang lebih buruk – US Dollar kelihatannya membaik. Bila wajah buruk US Dollar sudah tidak lagi tertutupi oleh keburukan Euro, Dollar-pun akan berkinerja seperti Euro. Karena Dollar memiliki inverse relationship dengan emas, saat itulah harga emas akan kembali pulih seperti puncaknya beberapa bulan lalu.

Kedua gonjang-ganjing harga emas dunia yang di-trigger oleh fluktuasi daya beli US Dollar ini, seharusnya bisa menyadarkan kita semua – bahwa tidak ada investasi yang aman dari risiko. Itulah sebabnya, melalui tulisan seperti ini dan juga tulisan-tulisan sebelumnya, kami lebih menekankan kepahaman masyarakat dibandingkan dengan upaya untuk menjual emas atau Dinar itu sendiri.

Ketiga, krisis ini mengingatkan kita pentingnya membangun kekuatan ekonomi sektor riil minimal untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang dan papan. Tidak mudah memang, tetapi investasi yang lain-pun toh juga terbukti tidak mudah, jadi tetap harus terus dicoba dan diupayakan. Wa Allahu A’lam.

13 Desember 2011

Gold Based Capital (II) : Bijak Investasi Menggunakan Emas…

Setiap kali harga emas jatuh seperti beberapa hari ini banyak pertanyaan dari pembaca, para vendor dan mitra kerja. Rata-rata pertanyaan mereka adalah seputar sampai kemana harga emas akan turun , mengapa turun, kapan akan naik lagi, apa yang harus kita lakukan dlsb. Tulisan ini barangkali bisa merangkum secara garis besar , jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus.

Pertama yang ingin saya sampaikan adalah tidak ada seorang-pun yang bisa tahu persis apa yang akan terjadi, jadi yang bisa kita lakukan hanyalah menduga-duga berdasarkan peristiwa dan data startistik sebelumnya . Pengalaman harga emas anjlog beberapa bulan setelah angka tertingginya ini memang bukan untuk pertama kalinya terjadi.

Pada bulan Juli 2009 harga emas sempat jatuh ke angka Rp 297,000/gram atau turun 20% dari harga tertinggi lima bulan sebelumnya di bulan Februari tahun yang sama yang sempat mencapai angka Rp 370,000/gram. Pagi ini harga emas akan berada di kisaran Rp 497,000/gram atau ‘baru’ turun sekitar 9 % dari angka tertinggi September lalu yang sempat mencapai kisaran Rp 545,000/gram.

Lantas apakah pola penurunan sekarang akan mengikuti pola penurunan 2009 yang mencapai 20 % ?, Wa Allahu A’lam , tetapi kemungkinan itu ada saja. Dari statistic jangka pendek beberapa bulan terakhir memang trend itu masih akan menurun – lihat grafik dibawah.

Trend Emas 4 Bulan

Trend Emas 4 Bulan

Trend penurunan ini utamanya disebabkan oleh peristiwa krisis global khususnya yang terjadi di Uni Eropa. Karena kepercayaan pasar terhadap Uni Eropa terus merosot, Euro hancur dan bahkan sudah ada wacana untuk membubarkannya. Krisis Euro ini menguatkan demand terhadap Dollar – karena berkurangnya daya tarik salah satu rival terkuatnya. Ketika US Dollar naik, harga emas dunia dalam US$ jatuh – bukan karena harga emasnya yang rendah, tetapi daya beli US$-nya yang menguat.

Pada saat harga emas cenderung turun dalam jangka pendek seperti ini, lantas apakah kita harus rame-rame menjual emas kita saat ini ?. Tidak demikian saran saya. Karena bisa jadi pola recovery seperti 2009 diatas juga berulang. Yaitu ketika harga emas sempat anjlog dalam jangka pendek (kurang dari 6 bulan), harga pulih ke angka tertinggi sebelumnya dalam 1.5 tahun dan bahkan jauh melampauinya hingga kini.

Grafik harga emas setahun terakhir yang masih menunjukkan trend menaik dibawah menconfirm hal ini, setahun terakhir harga emas masih mengalami kenaikan di kisaran 27 %.

Trend Emas 1 Tahun

Trend Emas 1 Tahun

Trend kenaikan ini menjadi lebih nyata bila kita tarik dalam jangka yang lebih panjang lagi, misalnya untuk 3 tahun seperti pada grafik dibawah. Tiga tahun terakhir harga emas mengalami kenaikan lebih dari 74 %.

Trend Emas 3 Tahun

Trend Emas 3 Tahun

Dari tiga grafik diatas, bisa kita simpulkan begini : Bila Anda investasi di emas untuk orientasi jangka panjang – satu tahun keatas, kemungkinan terbesarnya hingga kini Anda masih mengalami keuntungan yang significant – dikisaran 27 % atau sekitar 4 kali dari hasil deposito Anda.

Tetapi bila orientasi Anda jangka pendek seperti 4 bulan terahir misalnya, memang bisa jadi investasi Anda telah mengalami kerugian yang sangat berarti. Perhitungan saya kerugian Anda berada di kisaran 9 % dalam 3-4 bulan terakhir. Kerugian ini bisa menjadi lebih besar lagi bila Anda investasi emas menggunakan uang gadai/pinjaman dari bank/pegadaian. Bila diambil rata-rata biaya gadai 1.5% per bulan misalnya; maka kerugian Anda dalam 4 bulan terakhir bisa mencapai 15 % yaitu 9 % dari penurunan harga dan 6 % dari biaya gadai 4 bulan.

Lantas bagaimana yang seharusnya berinvestasi di emas, agar Anda tidak mengalami kerugian besar seperti dalam ilustrasi tersebut diatas ? Tiga ‘jangan’ berikut barangkali membantu :

1. Pertama jangan berspekluasi dengan harga emas. Statistik jangka panjang memang menunjukkan trend kenaikan yang kuat, tetapi bukan berarti tidak bisa turun juga – khususnya dalam jangka pendek.

2. Kedua jangan menggunakan uang pinjaman/gadai untuk membeli emas, karena ini akan menambah kerugian Anda ketika harga emas turun seperti sekarang.

3. Ketiga jangan terjebak anut grubyuk dalam investasi – termasuk investasi emas sekalipun. Mayoritas orang yang ikut anut grubyuk – mereka membeli emas justru pada harga tertingginya karena mendengar cerita baiknya saja dari orang-orang sekitarnya, sebaliknya ketika harga rendah seperti sekarang mereka malah jarang yang membeli – karena hanya mendengar cerita buruknya saja dari yang telah mengalaminya. Yang benar adalah dengarkan cerita baiknya, tetapi juga perhatikan cerita buruknya seperti yang terilustrasi melalui tiga grafik diatas.

Dengan menyampaikan poin-poin tersebut diatas, khususnya poin 2 ; bukan berarti produk-produk gadai emas atau pinjaman dengan jaminan emas dari perusahaan pegadaian ataupun perbankan tidak baik untuk investasi. Produk-produk ini adalah produk yang baik dan telah lolos verifikasi para Dewan Pengawas Syariahnya masing-masing, jadi mestinya seluruh aspek produk ini telah dipikirkan matang-matang. Hanya saja penggunaannya yang seharusnya bijaksana.

Salah satu penggunaan produk gadai emas atau pinjaman dengan jaminan emas yang saya sarankan adalah dengan konsep Gold Based Capital yang pernah saya tulis di situs ini. Emas sebagai jaminan atas modal untuk proses penciptaan nilai tambah (value creation), sehingga dari nilai yang di-create ini – biaya modal (biaya gadai misalnya) dapat terkompensasi dengan cukup bahkan ketika harga emas turun sekalipun. Penggunaan gadai emas untuk Gold Based Capital dapat menjadi peluang baru bagi bank-bank syariah karena mereka akan dapat menggerakkan sektor riil dengan jaminan yang sangat likwid yaitu emas – peluang ini tidak dimiliki oleh pesaing-pesaing mereka dari bank-bank konvensional.

Contoh aplikasinya begini : Kalau saya punya pabrik krupuk misalnya, untuk membeli mesinnya saya dapat dibiayai oleh bank syariah dengan dua cara, pertama dengan aqad murabahah terhadap mesin tersebut misalnya , dan yang kedua dibiayainya dengan menggadaikan emas saya – kemudian dananya saya pakai untuk membeli mesin. Bank kemungkinan besarnya akan lebih suka cara yang kedua karena ‘jaminan’nya lebih likwid , lebih mudah menentukan nilainya dan proses pembiayaan akan sangat cepat – sehari cair. Proses pembiayaan sehari cair ini tidak bisa disaingi oleh proses-proses pembiayaan yang konvensional !.

Pertanyaan spontan Anda mungkin adalah, kalau punya emas cukup untuk membeli mesin – mengapa masih perlu pinjam/gadai ke bank ?. Bila Anda memiliki usaha yang produktif seperti contoh pabrik krupuk tersebut diatas, Anda akan perlu memiliki dana-dana cadangan yang terakumulasi seperti keuntungan yang belum diambil, cadangan penggantian mesin (penyusutan), cadangan dana pengembangan usaha, cadangan pesangon karyawan dlsb. Dana-dana ini bila Anda simpan dalam Rupiah atau Dollar sekalipun akan terus tergerus nilainya, maka disimpannya dalam bentuk emas/Dinar. Bila waktunya dana ini digunakan-pun tidak harus dijual tetapi bisa melalui proses gadai atau penjaminan tersebut diatas, dengan demikian Anda dapat melakukan wealth preserving sekaligus wealth producing melalui proses nilai tambah di sektor riil tersebut.

Hanya memang penggunaan akad rahn atau gadai sebagi instrumen Gold Based Capital menuntut bank selektif dalam menerima gadai. Tidak bisa lagi orang menggadaikan emas hanya untuk membeli emas berikutnya, yang bisa adalah orang menggadaikan emas untuk keperluan yang riil yaitu untuk proses nilai tambah – atau sekalian untuk keperluan dharurat seperti pembiayaan orang sakit dlsb.

Karena delicate-nya produk berbasis emas ini, saya sendiri tidak pernah menganjurkan produk ini dijual secara masal. Situs ini dan para agen Gerai Dinar-pun misi utamanya bukan untuk menjual Dinar ataupun produk turunannya - tetapi membuat masyarakat paham dahulu. Bahkan prinsip yang kami tekankan adalah membuat orang paham lebih penting dari membuat orang membeli. Wa Allahu A’lam.


09 Desember 2011

Bila Suatu Negeri (Terancam) Bangkrut, Apa Yang Bisa Dilakukan Rakyatnya …?

Kebanyakan kita mungkin berpikir bahwa suatu negeri tidak bisa bener-bener bangkrut, tetapi mengapa pelaku pasar akhir-akhir ini dihantui oleh kekawatiran negeri-negeri seperti Yunani, Spanyol, Italy, Portugal dlsb. akan bangkrut ?. System ekonomi suatu negara sebenarnya tidak lebih dari mekanisme supply and demand. Dia akan sehat bila ada keseimbangan antara sisi supply dan sisi demand-nya.

Sisi supply adalah produksi barang dan jasa, sedangkan sisi demand-nya adalah konsumsi masyarakat dan yang terbesar biasanya konsumsi pemerintah. Seperti sebuah rumah tangga saja, bila produksinya kalah dengan konsumsi – maka cepat atau lambat keluarga tersebut akan bangkrut.

Demikian pula negara, bahkan negara besar seperti Amerika-pun tidak lepas dari ancaman kebangkrutan ini. Di negeri itu misalnya data terakhirnya menunjukkan bahwa ada 48 juta orang yang menerima kupon makanan (food stamps), deficit anggarannya mencapai US$ 1 Trilyun, hutang pemerintah federalnya mencapai US$ 15 trilyun, Unfunded federal liabilities (jaminan social yang tidak tersedia dananya) mencapai US$ 50 trilyun.

Tetapi mengapa Amerika belum juga bangkrut ?, karena negeri-negeri lain di dunia masih percaya sama mereka dan masih mau memberi mereka pinjaman, dengan menggunakan uang Dollar-nya dlsb. Tetapi akankah terus demikian ?, disinilah masalahnya – begitu negeri lain tidak lagi mempercayai mereka – pasti mereka akan bangkrut.

Karena kebangkrutan ini bisa melanda negara mana saja. Negara besar maupun yang kecil, yang maju maupun yang berkembang, maka kita juga harus bisa berpikir kemungkinan yang sama bisa juga melanda negeri kita – bahkan kita pernah nyaris mengalaminya di tahun 1965/1966 dan 1997/1998.

Dengan berpikir bahwa suatu negeri bisa bangkrut, bukan berarti bahwa kita menyebarkan pesimisme atau pikiran negative – tetapi justru sebaliknya, agar kita terpacu untuk berbuat maksimal. Dalam istilah business planning sering digunakan apa yang disebut ‘prepare for the worst, do for the best’ , bersiap untuk menghadapi yang paling buruk tetapi berbuat untuk mencapai yang terbaik.

Nah, apa yang bisa dilakukan rakyat seperti kita-kita untuk bisa membantu agar negeri ini jauh dari ancaman kebangkrutan ?. Sisi supply atau sisi produksi-lah yang bisa kita ikut genjot, sebaliknya sisi konsumsi khususnya produk-produk impor harus bisa kita tekan. Kesadaran dan kerja keras untuk menggejot produksi (dalam negeri) dan menekan konsumsi (import) inilah sisi ikhtiari yang bisa menyelamatkan negeri ini dari kebangkrutan.

Untuk sementara ini memang kita nampaknya masih harus sering ‘ngelus dodo’ ketika melihat pemegang otoritas negeri ini masih suka impor kentang yang membuat petani kentang menjerit, mengimpor ikan ketika sebagian nelayan kita masih harus membuang ikan karena tidak ada yang membeli dlsb. Tetapi kejadian-kejadian kasuistis semacam ini tidak perlu menggoyahkan semangat kita untuk berproduksi. Apalagi kita bekerja keras dan berproduksi bukan untuk siapa-siapa, itulah memang tugas kita di muka bumi ini : …Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya..." (QS 11 : 61). Tidakkah kita merasa bahwa yang disebut Allah ‘kamu’ dalam ayat ini adalah termasuk diri kita juga ?.

Rasa menjadi orang yang ditugasi ini inilah yang harus kita bangun pada diri kita, sehingga dengan demikian kita akan memiliki tekad untuk bisa melaksanakan tugas memakmurkan bumi ini. Bahwa sebagian dampaknya nanti akan menyelamatkan negeri ini dari kebangkrutan, itulah rahmatan lil alamin-nya ajaran agama ini.

Sekecil apapun kontribusi kita, insyaAllah tidak ada yang sia-sia. Itulah sebabnya melalui situs ini kami banyak berusaha untuk bisa mengajak pola pikir positif dalam membangun kemakmuran melalui kerja keras yang riil. Situs kami tetap Gerai Dinar namanya, tetapi ajakan untuk berproduski secara riil akan lebih dominan ketimbang membicarakan Dinar itu sendiri atau bahkan sibuk memperdebatkannya – Dinar hanyalah salah satu alat untuk membangun kemakmuran sebagaimana fungsi yang diembankan ke kita semua di ayat tersebut diatas – Dinar bukan tujuan !. InsyaAllah.

05 Desember 2011

Tajam Dan Fokus…

Pekan kemarin saya menulis Fokus dan Prioritas, untuk melengkapinya maka tulisan akhir pekannya masih saya gunakan tema yang menyambung yang saya beri judul Tajam dan Fokus. Bila digabungkan kedua tulisan ini, maka Anda akan mendapatkan tiga prinsip keunggulan dalam bidang apapun, baik itu pekerjaan, usaha, ‘amal dlsb. Tiga prinsip ini adalah Fokus, Prioritas dan Ketajaman.

Ketika orang masih hidup dengan kayu bakar, ada seorang saudagar yang memiliki banyak pencari kayu. Suatu hari dia menerima tukang pencari kayu baru yang badannya tegap berisi dan otot-ototnya menunjukkan keperkasaannya, suatu potensi yang sempurna untuk seorang tukang kayu. Hari pertama bekerja, dia diberi kapak baru yang masih kinclong untuk memotong-motong kayu. Dia juga diberi gerobak yang ditarik keledai untuk membawa kayu hasil pencariannya.

Ketika sore hari tiba, tukang kayu baru ini datang dengan gerobak penuh terisi potongan – potongan kayu bakar. Dengan gembira sang saudagar menyambutnya : kerja yang bagus wahai tukang kayu, teruskan dan engkau akan aku naikkan pangkatmu bila dapat menjaga hasil yang seperti ini”.

Esuk harinya dia kembali bekerja dengan membawa kapak dan gerobaknya, namun ketika sore hari pulang – sang saudagar tidak memberinya pujian karena dia hanya datang dengan membawa gerobak yang ¾ terisi. Sang saudagar maklum, mungkin tenaga baru ini masih belajar – jadi diberinya waktu.

Esuk hari berikutnya dia bekerja lagi dan berangkat membawa kapak dan gerobak keledainya. Ketika sore hari tiba, sang saudagar tidak tahan untuk tidak memanggilnya karena dia melihat gerobaknya hanya terisi separuh. Dia bertanya : “mengapa hasil kerjamu seperti ini ?, apa engkau sakit ?, atau males ?, atau tidak menyukai pekerjaanmu ?”.

Tukang kayu tersebut menjawab : “ Tidak tuan, saya bekerja sama kerasnya dengan hari pertama saya bekerja, saya senang dan semangat sekali dengan pekerjaan ini dan saya juga sedikit istirahat”. Kemudian dia melanjutkan : “Tetapi kapakku yang semakin hari semakin tumpul, sehingga diperlukan lebih banyak ayunan untuk setiap potong kayu-nya, itulah yang menghabiskan waktuku sehingga kayu bakar yang saya bawa pulang semakin sedikit”.

Sang saudagar yang berpengalaman ini balik bertanya : “Apakah kamu tidak tahu bagaimana mengasah kapakmu, untuk menjaganya tetap tajam setiap hari berangkat bekerja ?”. Dengan pertanyaan sang majikan ini si tukang kayu langsung tahu, bahwa dia harus mengasah kapak setiap pagi agar dia bisa optimal memotong kayu.

Mengasah kapak ini kemudian menjadi kebiasaan si tukang kayu, dan karena kinerjanya yang persistent baik – sang saudagar memenuhi janji untuk menaikkan pangkatnya. Setelah melalui pelatihan yang cukup, dia naik pangkat dari pencari kayu bakar menjadi tukang kayu untuk membuat rumah.

Di karirnya yang baru-pun tukang kayu ini rajin ‘mengasah kapak’nya sehingga hasil kerja dia semakin hari semakin bagus. Sang saudagar senang dengan pekerjaan ini dan selalu memberinya upah yang semakin baik. Tetapi usia ada batasnya, si tukang kayu semakin tua dan mulai lelah bekerja.

Dia pamit untuk berhenti bekerja ke majikannya, dan majikannya-pun menyetujui. Hanya saja sang majikan memberi syarat bahwa dia boleh berhenti bekerja setelah menyelesaikan satu rumah lagi – rumah terakhir pesanannya. Si tukang kayu setuju untuk menyelesaikan satu rumah lagi sebelum benar-benar berhenti bekerja.

Tetapi karena dia sudah lelah, sudah ingin cepat berhenti bekerja – dia menjadi kehilangan fokusnya. Dia selesaikan ala kadarnya rumah pesanan terakhir sang majikan, maka ketika rumah tersebut selesai dan diserahkan ke majikan – tampilannya sangat buruk tidak seperti karya-karya dia sebelumnya.

Ketika kunci rumah diserahkan ke majikan, sang majikan mengembalikan kunci tersebut kepadanya sambil berkata : “wahai tukang kayu, kunci dan rumah ini adalah untukmu – sebagai hadiahku kepadamu”. Si tukang kayu kaget bukan kepalang, dengan penuh sesal dalam hati dia berkata : “ Seandainya saya tahu rumah terakhir itu untukku, pasti aku akan buat yang terbaik yang aku bisa buat”.

Begitulah kita semua, kita sering tidak tampil maksimal dalam kerja, dalam usaha dan dalam beribadat karena kita tidak rajin ‘mengasah kapak’. Kebanyakan kita jarang mau belajar, jarang menghadiri majlis-majlis ilmu dan enggan berguru pada orang lain yang memiliki kelebihan.

Kita juga sering kehilangan fokus, dalam bekerja kita mengira bahwa pekerjaan ini hanya untuk kepentingan majikan kita sehingga kita bekerja hanya sekedar memenuhi kewajiban. Padahal sesungguhnya pekerjaan apapun yang kita lakukan baliknya pasti untuk kita sendiri.

Begitupun Allah yang telah memberi kita dunia ini untuk ladang beramal terbaik, sehingga siapapun ketika waktunya tiba ‘berhenti bekerja’ (berhenti beramal alias mati), ingin dihidupkan kembali agar dapat beramal yang lebih baik lagi. Bahkan orang-orang yang syahid di jalan Allah sekalipun, mereka ingin dihidupkan kembali kemudian syahid lagi, dihidupkan lagi dan kemudian syahid lagi dst.

Karena semua kebaikan akan balik pada diri kita – hal jazaa ul ihsaani illal ihsaan – maka mengapa kita tidak ‘rajin mengasah kapak’ sehingga mampu berbuat lebih dari yang menjadi kewajiban dan tidak kehilangan fokus sampai akhir hayat ?. Semoga Allah memudahkannya. Amin.Tautan

03 Desember 2011

Fokus Dan Prioritas : Seperti Membuka Makanan Kaleng …

Ketika sebuah kapal penumpang terbakar di laut lepas, sejumlah penumpang yang bisa berenang melompat dan berhasil selamat mencapai pulau karang terdekat . Di antara yang selamat tersebut ada dua orang politikus, dua orang ekonom, dua orang ilmuwan dan sisanya orang kebanyakan yang tanpa keahlian khusus. Dua orang politikus yang selamat adalah satu di eksekutif pemerintahan, satu di parlemen. Dua ekonomnya adalah satu ekonom kapitalis dan satu lagi ekonom sosialis. Adapaun dua ilmuwannya adalah ahli kimia dan ahli fisika.

Karena jauhnya pulau karang tersebut dari pulau yang berpenghuni, bantuan lewat laut baru akan bisa tiba dalam satu dua minggu. Untuk sementara bantuan hanya bisa diterjunkan lewat udara dan tidak ada sarana komunikasi antara orang-orang yang terdampar di pulau tersebut dengan team bantuan yang di pesawat.

Sambil menunggu kapal penyelamat yang akan datang satu dua minggu kedepan, bantuan yang diterjunkan dari pesawat adalah makanan agar mereka yang terdampar dapat survive selama menunggu bantuan berikutnya. Sayangnya makanan yang diterjunkan dari pesawat tersebut semuanya berupa makanan kaleng dan pihak pemberi bantuan lupa untuk menyertakan alat pembuka kalengnya.

Dalam menyikapi bantuan makanan dalam kaleng inilah ternyata latar belakang para survivor di pulau karang tersebut berperan sangat dominan. Sang eksekutif pemerintahan sibuk meyakinkan survivor lainnya agar memilih dia sebagai pemimpin dulu, setelah itu dia berjanji akan membukakan kalenng-kaleng makanan yang ada. Sang anggota parlemen sibuk membuat aturan bagaimana kaleng makanan boleh dibagi dan aturan bagaimana membukanya.

Sang ahli fisika berusaha menangkap sinar matahari, memfokuskannya pada tutup kaleng agar tutup kaleng meleleh dan berharap kemudian bisa terbuka. Sang ahli kimia sibuk mengambil air dari laut untuk membasahi tutup kaleng karena menurut teori dia dengan itu tutup kaleng akan berkarat dan setelah itu akan mudah dibuka.

Sang ekonom sosialis sibuk mengusulkan pembagian kaleng-kaleng makanan yang sudah diturunkan di pulau karang karang tersebut agar dibagi sama rata sama rasa. Lantas yang terakhir adalah si ekonom kapitalis, dia berhasil memukau seluruh survivor untuk sejenak meninggalkan aktifitas masing-masing dan mendengarkan usulannya. Begini usulannya, “Bapak-bapak dan ibu-ibu para survivor, faktanya kita punya potensi makanan yang cukup. Kita tidak perlu panik, kita asumsikan saja kita bisa membukanya…”.

Beberapa hari berlalu, semua survivor semakin tidak bisa nahan rasa lapar. Para poltikus, ekonom dan ilmuwannya ternyata tidak ada yang berhasil membuat kaleng makanan terbuka. Para politikus tidak bisa membuka kaleng dengan otoritasnya, para ilmuwan tidak bisa membuka kaleng dengan ilmu dan experiment-nya, dan para ekonompun tidak bisa membuka kaleng dengan kompetensi yang dibangunnya.

Kemudian satu survivor dari rakyat kebanyakan yang tidak memiliki kehalian khusus, didorong rasa laparnya yang tidak tertahankan lagi mengambil makanan kaleng yang menjadi jatahnya. Dicarinya batu sebesar kepalan tangan kemudian dipukulinya keras-keras kaleng makanan tersebut dan akhirnya terbuka.

Yang lain lagi yang juga tidak memiliki keahlian khusus, tidak pula menemukan batu sekepalan tangan – tetapi dia melihat daratan yang dinjaknya adalah batu karang yang keras. Maka tidak berpikir panjang dia lantas membanting makanan kaleng jatahnya ke batu karang, sekali cuma penyok tetapi tetap tidak membuka, dua kali belum juga membuka baru yang ketiga kali dibanting sekuat tenaga baru kaleng terbuka. Walhasil akhirnya semua bisa membuka kaleng dengan caranya sendiri-sendiri dan kemudian bisa makan cukup sampai kapal penyelamat datang.

Mengapa para politikus, ilmuwan dan ekonom tersebut diatas tidak bisa (memberi jalan untuk) membuka kaleng ?. Itu karena mereka terperangkap oleh posisinya, jabatannya, ilmu maupun kompetensinya . Mereka menjadi kehilangan prioritas dan tidak focus mengatasi masalah yang imminent.

Sebaliknya mengapa justru rakyat kebanyakan yang tanpa ilmu yang khusus, tanpa keahlian maupun jabatan justru pada bisa mengatasi masalahnya ? Ini karena rasa lapar yang tidak tertahankan lagi yang membuat mereka sangat focus untuk membuka kaleng makanan dengan cara apapun, tidak ada prioritas lain, tidak ada agenda lain selain membuka kaleng ini – maka terbukalah kaleng makanan meskipun tanpa pembukanya yang proper.

Demikianlah rata-rata kita, menyikapi masalah dengan kacamata kita sendiri, berusaha mengatasinya berdasarkan kapasitas kita, ilmu kita atau kompetensi kita. Padahal masalah-masalah kehidupan itu kadang tidak terduga, sering begitu komplek, atau bahkan sebenarnya simple tetapi hanya berada diluar perimeter wawasan kita, maka yang diperlukan adalah fokus pada masalahnya dan menaruh prioritas pada upaya penyelesaiannya – insyaAllah masalah apapun akan terselesaikan. InsyaAllah.

01 Desember 2011

Cara Mudah Mengelola Risiko Investasi…

Apapun investasi Anda, risiko pasti Anda hadapi. Yang belum pasti adalah peluang terjadinya risiko atau yang dalam bahasa teknis disebut frequency, dan dampaknya bila suatu risiko bener-bener terjadi atau disebut severity. Inti dari pengelolaan risiko dari investasi Anda adalah tentang frequency dan severity ini, karena dengan ini Anda akan bisa bersikap dan bertindak secara proporsional sesuai dengan tingkatan risiko yang ada. Ada cara yang mudah untuk memahami dan mengelola risiko ini yaitu dengan apa yang saya sebut Frequency and Severity Matrix (FSM), hanya dengan dua lembar kertas Anda sudah bisa memahami, mengambil keputusan dan mengelola risiko-risiko Anda baik dalam hal investasi atau bahkan dalam aspek-aspek kehidupan yang lebih luas.

Pada lembar kertas pertama, Anda buat garis horizontal atau sumbu x dan garis vertical atau sumbu y, garis horizontal untuk merepresentasikan frequency dari risiko sedangkan garis vertical untuk severity-nya. Atau buat saja empat persegi panjang dengan panjangnya frequency sedangkan tingginya adalah severity. Kemudian masing-masing sumbu mulai dari titik awal (0,0) Anda bagi tiga bagian dan diberi tanda low, medium dan high. Bidang persegi yang terbentuk akan menjadi tempat Anda menaruh jenis-jenis risiko yang Anda hadapi. Untuk menguatkan pemahaman, bisa saja Anda beri warna – tetapi dibiarkan kertas polos juga tidak apa.

Sekarang Anda tinggal menaruh jenis-jenis risiko yang Anda kawatirkan pada matriks frequency dan severity tersebut diatas. Berikut adalah beberapa contoh yang saya lakukan.

1. Gempa Bumi : Saya kategorikan frequency-nya rendah (belum tentu terjadi seumur hidup) , tetapi bila terjadi tingkat kerugiannya bisa sangat dasyat atau severity-nya high.

2. Berbagai bentuk kecelakaan yang serius : cukup rendah frequency-nya tetapi rata-rata orang pernah mengalaminya, dampaknya tidak setinggi gempa bumi.

3. Perampokan : frequency-nya lebih rendah dari kecelakaan tetapi dampak risikonya bisa lebih besar.

4. Banjir : Di Jakarta frequency banjir berada antara medium high , sekitar lima tahun sekali terjadi banjir besar. Bila terjadi dampak risikonya juga bisa lumayan besar.

5. Pencurian : cukup sering terjadi tetapi dampaknya biasanya tidak terlalu besar.

6. Kecelakaan ringan : tergantung kebiasaan kita atau kegiatan kita sehari-hari , frequency-nya bisa rendah sampai tinggi – tetapi secara umum dampaknya rendah.

7. Penyakit : Risiko ini termasuk yang cukup tinggi dan dampaknya-pun serius karena tidak jarang menjadi penyebab kematian penderitanya.

8. Kehilangan Nilai/Daya Beli : Diluar kesadaran banyak orang, kehilangan nilai atau daya beli adalah suatu risiko yang mendekati kepastian statistik – artinya bisa dihadapi oleh siapapun kapan saja dan dampaknya sangat serius. Setiap 4.3 tahun kita kehilangan daya beli separuh dari uang kertas yang kita miliki dan peristiwa seperti krismon 1997/1998 menghabiskan sekitar 75% dari nilai atau daya beli uang kita semua.

Baik jenis risiko maupun posisinya di FSM tersebut diatas berbeda dari satu individu ke individu lainnya. Ini wajar saja karena menyangkut pengalaman yang berbeda, kebiasaan hidup, tempat tinggal, lingkungan dlsb. yang semuanya berpengaruh pada persepsi terhadap risiko.

Matriks Identifikasi Risiko

Matriks Identifikasi Risiko

Setelah kita taruh masing-masing risiko tersebut pada matriks frequency dan severity seperti dalam ilustrasi diatas, lembar kertas kedua adalah kertas contekannya yang kurang lebih seperti pada ilustrasi grafik dibawah.

Matriks Penanganan Risiko

Matriks Penanganan Risiko

Dengan membandingkan masing-masing posisi risiko dengan lembar contekannya, Anda sudah bisa untuk memutuskan apa yang akan Anda lakukan terhadap risiko-risiko tersebut diatas.

Risiko yang frequency-nya tinggi tetapi severity atau dampaknya rendah, maka bisa Anda tahan (retain atau absorb) saja InsyaAllah tidak masalah. Sedangkan risiko yang meskipun frequency-nya rendah tetapi dampaknya bisa sangat serius seperti gempa bumi, maka Anda perlu mencari solusi-nya. Bentuk solusi jenis risiko yang kedua ini yang umum di pasaran adalah asuransi atau takaful.

Bagaimana dengan risiko yang cukup sering terjadi dan dampaknya juga cukup serius seperti banjir ?, sedapat mungkin dijegah (prevent). Usaha pencegahan ini ada yang dalam kapasitas individu seperti memilih lokasi rumah/usaha yang bebas banjir, ada pula yang sifatnya harus dilakukan masyarakat secara luas atau pemerintah – seperti membuat waduk-waduk penampungan air, banjir kanal dlsb.

Bagaimana dengan risiko yang berada di zone merah dalam grafik diatas ?, ini adalah jenis risiko yang sedapat mungkin dihindari. Contohnya adalah risiko inflasi atau penurunan daya beli yang saya taruh di zone merah ini, mengapa ?. Bayangkan bila ada risiko yang mengambil harta Anda separuh setiap 4.3 tahun, bukankah ini adalah risiko yang sangat tinggi dari sisi frequency maupun severity-nya ?. Itulah realitas yang dihadapi uang kertas dengan inflasinya. Solusinya adalah menghindari (avoid) penggunaan uang kertas sebagai sarana penyimpan hasil jerih payah Anda dalam jangka panjang karena Anda pasti rugi !.

Ketika Anda memindahkan atau mengkonversi dari satu jenis asset ke asset lain, otomatis berubah pula jenis risiko yang dihadapinya – oleh karena itulah ketika Anda melakukannya, faktor risiko ini juga harus dipertimbangkan. Misalnya Anda menukar tabungan jangka panjang Anda menjadi property asset; maka dari uang kertas yang berisiko tinggi terhadap inflasi, Anda pindahkan ke property yang berisiko terhadap banjir, gempa bumi dlsb. Tetapi risiko gempa bumi dan banjir lebih rendah dari inflasi, bahkan untuk gempa bumi dan banjir masih memungkinkan untuk diproteksi terhadap melalui asuransi atau takaful – sedangkan risiko inflasi tidak ada asuransinya.

Walhasil dengan memahami karakter masing-masing investasi Anda dari sisi risiko yang dihadapinya, insyaAllah Anda akan bisa mengelola investasi Anda dengan lebih aman. Amin.

24 November 2011

Pilihan Investasi : Antara Saham vs Emas…

Saya sering sekali mendapatkan pertanyaan yang terkait pilihan investasi antara saham atau emas, baik dari kalangan investor individu maupun korporasi. Saya sudah pernah menulisnya dari thesis S 2 Ibu Sri Pangestuti lebih dari setahun lalu – juga dalam beberapa tulisan sebelumnya, namun karena masih banyak pertanyaan dan juga sambil meng-update data – analisa sejenis saya munculkan lagi dalam tulisan ini dengan data yang lebih baru.

Data-data yang saya gunakan dalam tulisan ini berasal dari dua sumber yaitu dari Kitco untuk data emas, dan dari saluran Yahoo Finance untuk data bursa saham dunia yang terwakili oleh Dow Jones Industrial Average (DJIA) maupun saham-saham di Indonesia Stock Exchange yang terwakili melalui IHSG-nya. Masing-masing saya ambil data untuk lima tahun untuk dapat menggambarkan situasi yang berkembang dalam perekonomian Indonesia maupun global akhir-akhir ini.

Saya tidak akan gunakan analisa teknis, tetapi cukup dengan menggunakan tiga ilustrasi dibawah untuk memberi gambaran mana yang lebih menarik bila harus memilih investasi antara saham atau emas.

Grafik pertama dibawah memberikan ilustrasi kinerja saham-saham di dunia yang terwakili oleh DJIA. Dengan mudah kita bisa melihat bahwa kinerja DJIA cenderung menurun dari kisaran angka 12,500 ke kisaran 11,500 dalam lima tahun terakhir, sebaliknya pada periode yang sama harga emas melonjak dari kisaran angka US$ 600-an/ozt ke kisaran angka mendekati US$ 1,800/ozt.

Emas vs Dow

Emas vs Dow

Artinya untuk jumlah emas yang sama yang Anda miliki lima tahun lalu, rata-rata akan mendapatkan tiga kali jumlah saham yang lebih banyak bila Anda belanjakan untuk membeli saham-saham perusahaan kelas dunia di bursa internasional. Grafik kedua dibawah menggambarkan hal ini dalam bentuk trend Dow Gold Ratio.

Dow Gold Ratio

Dow Gold Ratio

Lantas bagaimana kinerja saham yang ada di Indonesia ?. Rata-rata lima tahun terakhir memang lebih baik dari saham di bursa global, namun tetap belum bisa melebihi kinerja emas dalam periode yang sama. Lebih jauh lagi daam grafik dibawah, kita bisa tahu bahwa kinerja saham ternyata lebih berfluktuasi atau lebih beresiko ketimbang emas. Artinya trend lima tahun terakhir masih sejalan dengan trend yang lebih panjang yang dikaji oleh Ibu Sri Pangestuti dalam thesisnya tersebut diatas, bahwa emas memberikan hasil lebih baik dan dengan resiko yang lebih kecil.

Emas vs IHSG

Emas vs IHSG

Lantas bagaimana dengan sektor riil bila orang terus rame-rame pindah ke emas ?, inilah yang sering saya sampaikan bahwa emas hanyalah untuk mempertahankan nilai agar hasil jerih payah kita tidak tergerus oleh inflasi. Investasi idealnya adalah bila kita bisa memutar sendiri dana kita di sector riil dengan baik, insyaallah hasilnya akan lebih baik dari emas dan otomatis akan lebih baik dari saham karena ternyata saham tidak lebih baik dari emas seperti yang ditunjukkan oleh grafik-grafik tersebut diatas.

Inilah jawaban saya untuk Anda yang masih menanyakannya. Wa Allahu A’lam.

15 November 2011

Kemana Harga Emas Akhir Tahun 2011… ?

Krisis di Eropa sejak beberapa bulan lalu mulai membawa korbannya, dua pemimpin negara terpaksa mundur bulan ini yaitu di Yunani George Papandreou digantikan oleh Lucas Papademos, dan tidak lama kemudian di Italy Perdana Menteri Silvio Berlusconi terpaksa mundur digantikan sementara oleh Mario Monti. Krisis di Eropa ini nampaknya masih akan terus membawa korban, tetapi korban-korban berikutnya kemungkinan sudah bukan para pemimpinnya sendiri melainkan para pemain pasar dan pelaku usaha.

Ketidak pastian ekonomi yang luar biasa di Eropa ini sementara akan ‘menyembunyikan’ masalah yang tidak kalah besarnya di Amerika. Dua ekonomi besar yang sama-sama buruk (Uni Eropa dan Amerika) inilah yang akan terus mengguncang pasar dalam beberapa pekan kedepan setidaknya sampai akhir tahun.

Terhadap harga emas dunia yang dinilai dalam US Dollar, krisis tersebut akan memiliki pengaruh berbeda untuk jangka pendek dan jangka panjang. Bila krisis di Eropa yang meningkat, awalnya pasar emas merespon naik karena investor membutuhkan safe heaven untuk mengamankan aset-asetnya, namun ketika krisis terus memuncak dan mereka membutuhkan alat transaksi untuk tetap menjalankan usahanya – maka mereka akan berburu Dollar yang berakibat pada turunnya harga emas oleh dua sebab yaitu naiknya daya beli Dollar dan meningkatnya supply emas (karena banyak yang menjualnya).

Pasca puncak krisis di Eropa , harga emas akan terus meningkat karena daya beli uang kertas yang menurun disebabkan oleh metode penyelesaian krisis melalui pencetakan uang dalam jumlah besar dengan berbagai sebutannya.

Krisis yang sama bila terjadi di US juga akan memiliki pola yang mirip terhadap harga emas dunia, hanya fluktuasi menurunnya harga emas di puncak krisis tidak sehebat krisis yang sama di Eropa. Hal ini karena penyebab penurunan harga emas di puncak krisis Amerika - ketika orang membutuhkan likwiditas - ter-offset oleh penurunan daya beli US$ itu sendiri.

Untuk memudahkan pemahaman pengaruh krisis Eropa dan Amerika ini terhadap harga emas dapat dilihat di ilustrasi grafik dibawah.

Pengaruh Krisis Terhadap Harga Emas Dunia

Pengaruh Krisis Terhadap Harga Emas Dunia

Lantas apa maknanya grafik ini terhadap harga emas dalam jangka pendek sampai akhir tahun 2011 ini ?. Karena yang lebih dominan sampai beberapa pekan ke depan nampaknya masih krisis Eropa, maka harga emas masih cenderung berfluktuasi mengikuti garis biru – artinya bisa berfluktuasi menurun yang kuat sebelum kemudian baru naik melebihi angka tertinggi sebelumnya. Jadi sampai akhir tahun kemungkinan besarnya harga emas tidak akan terlalu tinggi, range perkiraan saya sendiri hanya akan berkisar di angka US$ 1,800/Ozt.

Dalam setahun sampai dua tahun kedepan, dua pengaruh jangka panjang krisis Eropa dan Amerika akan berjalan bersama – yaitu sama-sama menurunkan daya beli uang mereka – saat itulah harga emas kembali melonjak sebagaimana melonjaknya harga emas tahun ini yang tidak lepas dari efek jangka panjang Quantitative Easing I di Amerika pada saat mereka mengatasi krisis 2008. Jadi kalau Anda mengharapkan harga emas melampaui US$ 2,000/Ozt, kemungkinan Anda harus sabar menunggu sampai tahun 2012 atau bahkan 2013.

Sejarah akan terus berulang , bagi yang mau belajar dari sejarah itu insyaAllah akan bisa mengambil manfaatnya dan menghindari dampak buruknya , sebaliknya bagi yang tidak mau belajar dari sejarah akan terjatuh di lubang yang sama lagi dan lagi. Wa Allahu A’lam.

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.