Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

31 Oktober 2012

Arti Kemakmuran Di System Dajjal…

Di awal Orde Baru tahun 1966, konon Indonesia berada di puncak keterpurukannya dengan pendapatan per kapita hanya US$ 200. Selama 32 tahun kemudian dengan tingkat pertumbuhan rata-rata di sekitar 5 % pendapatan per kapita itu tahun 1997 menjadi US$ 900. Lima belas tahun kemudian tahun 2012 sekarang ini pendapatan per kapita kita berada di kisaran US$ 3,250. Benarkah kita telah mengalami peningkatan kemakmuran yang luar biasa ?

Bila Dollar yang menjadi ukurannya sebagaimana dunia mengukur tingkat kemakmurannya, maka betul seolah kita telah mengalami lompatan kemakmuran yang luar biasa – lebih dari 16 kalinya selama 46 tahun ini. Atau kemakmuran penduduk negeri ini berlipat menjadi dua kalinya setiap 11.5 tahun – WOW !

Peningkatan kemakmuran yang luar biasa semacam ini memang terjadi di ekonomi kapitalisme, tetapi umumnya hanya berlaku pada sekelompok kecil masyarakat yang memiliki akses-akses sumber daya ekonomi seperti modal, pasar, ilmu pengetahuan, resources dlsb. Bagi sebagian besar penduduk yang memiliki keterbatasan akses, maka kemakmuran itu sulit menyertainya.

Pemerintah-pemerintah di dunia yang fokus pada pertumbuhan atau peningkatan GDP per capita dalam Dollar, akan tertipu dalam pencapaiannya – karena meskipun dalam Dollar peningkatan pendapatan itu nampak sangat significant – tetapi tidak dalam daya beli yang sesungguhnya, yang sebaliknyalah yang terjadi.

Saya coba konversikan pendapatan-pendapatan tersebut kedalam Dinar atau kambing - karena sepanjang jaman 1 Dinar setara dengan harga 1 ekor kambing yang baik, hasilnya nampak dalam grafik dibawah :


 
Tahun 1966 ketika pendapatan per kapita kita masih di angka US$ 200 , itu setara dengan 42 ekor kambing saat itu. Ketika pendapatan per kapita kita mencapai US$ 900 dalam 32 tahun kemudian tahun 1997, itu setara dengan 20 ekor kambing. Tahun ini, pendapatan per kapita kita meningkat menjadi di kisaran US$ 3,250 , tetapi ini hanya setara sekitar 14 ekor kambing kelas baik atau setara sekitar 14 Dinar saja !

Jadi kemakmuran yang dihitung dengan angka Dollar itu hanya semu semata karena tidak mencerminkan daya beli yang sesungguhnya. Tetapi mengapa seluruh dunia, orang menggunakan angka Dollar untuk melihat tingkat kemakmurannya ?

Pasti bukan kebetulan kalau uang satu Dollar itu bergambar mata satu seperti pada gambar dibawah.


Bukan kebetulan pula kalau umat ini diingatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits shahihnya untuk mewaspadai si mata satu ini sebagai berikut : “Maukah aku beritahukan kepada kalian suatu hal mengenai dajjal ? suatu yang belum pernah dikabarkan oleh seorang nabipun kepada kaumnya : Sesungguhnya dajjal itu buta sebelah matanya, ia datang dengan sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dikatakannya surga berarti itu adalah neraka. Dan sungguh aku memperingatkannya atas kalian sebagaimana Nabi Nuh mengingatkannya atas kaumnya” (HR. Muslim)

Yang disampaikan oleh dunia bahwa kemakmuran itu telah menghampiri kita, karena daya beli kita sudah US$ 8.9 per hari – jauh dari standar kemiskinan dunia yang US$ 2/hari – itu seperti kabar surga tetapi sesungguhnya neraka sebagaimana diungkap dalam hadits tersebut diatas. Neraka karena daya beli riil kita terhadap kambing saja ternyata turun tinggal 1/3-nya (dari 42 ke 14) dari 1966 hingga 2012 ini.

Menariknya dalam hadits tersebut disebutkan bahwa peringatan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang dajjal ini  adalah seperti peringatan Nabi Nuh ‘Alaihi Salam terhadap kaumnya. Kita tahu bahwa kaum Nabi Nuh ‘Alaihi Salam yang tidak mengindahkan peringatan nabinya ditenggelamkan dalam banjir sampai musnah.

Demikian pula dengan peringatan tentang dajjal ini, bila kita tidak mengindahkan peringatan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam – kita harus mewaspadai konsekwensinya. Umat ini bisa ditenggelamkan dalam kemiskinan yang sangat yang membawa kemusnahan.

Bila daya beli terhadap kambing rata-rata penduduk ini turun tinggal 1/3-nya dalam 46 tahun terakhir, tidak takutkah kita dengan apa yang terjadi dalam setengah abad kedepan ketika daya beli umat ini tinggal sekitar 4.5 ekor kambing meskipun dalam Dollar kita akan nampak sangat makmur di atas US$ 50,000,- per kapita ?.

Alhamdulillah kita dikarunia dua mata untuk melihat secara sempurna, tidak bias. Bahkan kita dikarunia mata hati untuk melihat apa yang tidak bisa dilihat dengan mata fisik kita. Saya sungguh berharap para pemegang otoritas negeri ini, para pemimpin, para pengambil keputusan, para pembuat undang-undang, para penegak hukum - semuanya juga menggunakannya.

Agar kita terbebas dari bias penglihatan, melihat neraka seolah surga atau sebaliknya melihat surga padahal neraka – sebagimana yang diungkapkan oleh hadits tersebut di atas. Agar kita dan anak cucu kita juga tidak musnah tenggelam – sebagaimana ditenggelamkannya umat nabi Nuh ‘Alaihi Salam yang tidak mengindahkan peringatan nabinya.

Bahkan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam itu begitu ceto ke welo- welo (amat sangat jelas) tentang siapa dajjal itu : “…bahwa ia (dajjal) itu adalah Yahudi…” (HR Muslim). Dan kita kini tahu bahwa system Yahudi telah merasuki hampir keseluruhan aspek kehidupan kita, tentang pengelolaan uang/modal melalui berbagai bank dan lembaga keuangannya, tentang pasarnya, tentang eksploitasi sumber daya alamnya, tentang pemikirannya, budayanya, peradabannya dlsb.dlsb.

Lantas bagaimana kita bisa terlepas diri dari system dajjal yang bila kita tidak hiraukan akan menenggelamkan kita sebagimana umat nabi Nuh ‘Alaihi Salam ditenggelamkan oleh banjir ?. Lagi-lagi petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam itu ceto ke welo-welo : “Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al Kahfi, maka dia akan terpelihara dari kejahatan dajjal” (HR Muslim).

Petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tersebut disampaikan kepada para sahabat beliau. Melalui sejarah kita tahu kebiasaan para sahabat, yaitu setiap menerima Al-Qur’an dari Nabi, 10 ayat demi 10 ayat dihafalkan dan diamalkan, kemudian 10 ayat berikutnya dst.

Artinya adalah untuk bisa benar-benar terbebas dari fitnah dajjal sebagaimana petunjuk dalam hadits tersebut, kita juga tidak boleh berhenti pada sekedar menghafalkannya. Kita harus bisa sampai pada tataran semaksimal mungkin memahami kemudian juga mengamalkannya.

Apa yang bisa kita pahami dan amalkan dari 10 ayat awal dari surat Al-Kahfi ini ?, di dalamnya terdapat kisah para pemuda yang berusaha mengikuti petunjuk yang lurus, menjaga aqidahnya, dan membentengi diri , masuk gua untuk bisa terlepas dari pengaruh yang sangat buruk dan kejahatan penguasa dunia saat itu.

Maka hanya dengan cara inilah generasi muda dari anak cucu kita harus kita siapkan untuk melepaskan diri dari system dajjal itu, kita harus mampu membangun benteng yang kuat agar system pendidikan kita, ekonomi kita, uang kita, pengelolaan sumber daya kita, pasar kita, ilmu pengetahuan kita dlsb. semuanya mampu untuk berlepas diri dari system-nya penguasa dunia saat ini yang begitu jelasnya – bahwa mereka adalah si mata satu sebagaimana mereka deklarasikan dalam satu (an) mata uang mereka !. Wa Allahu A’lam.

29 Oktober 2012

Uang Berperang Dengan Uang, Garam Yang Menang…

Peperangan antara uang atau dalam bahasa aslinya disebut currency wars atau juga disebut competitive devaluation, adalah kondisi dimana negara-negara bersaing dalam merendahkan nilai tukar uangnya. Strategy ini umumnya ditempuh untuk meningkatkan daya saing export dan menurunkan daya saing produk import di dalam negeri.

Strategy ini bahkan juga termasuk yang diresepkan oleh IMF (Internasional Monetary Fund) sejak awal tahun 1980-an untuk negara-negara berkembang. Alasannya ya itu tadi, untuk mengurangi konsumsi impor dan menaikkan daya saing ekspor.

Teorinya adalah bila daya saing produk-produk yang diekpsor dari suatu negara kuat, maka akan banyak permintaan untuk produk tersebut dan meningkatkan pula Gross Domestic Products (GDP). Tingginya GDP  yang melebihi pertambahan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan penduduk negeri yang bersangkutan.

Di antara negara-negara di dunia, China yang paling sering dituduh oleh negara mitra dagangnya terutama Amerika bahwa mereka (China) merendahkan nilai tukar uangnya secara tidak wajar. Keunggulan China dalam ekspor selama ini adalah karena currency wars ini – kata Amerika.

Lebih jauh , calon presiden Amerika yang akan mengikuti pemilihannya minggu depan – Mitt Romney punya tekat bahwa bila dia terpilih sebagai presiden, dia akan men-cap China sebagai currency manipulator. Ini akan bisa memicu perang mata uang dan perang dagang berikutnya, yang bukan hanya melibatkan dua negara Amerika dan China – tetapi seluruh negara lain akan terpaksa terlibat.

Sebagaimana perang yang selalu membawa korban, demikian pula dengan perang antar uang ini. Korban utamanya adalah masyarakat yang berpenghasilan tetap dan masyarakat yang tabungannya dalam mata uang kertas negeri yang bersangkutan.

Ketika daya beli mata uang kertas diturunkan baik secara mendadak dengan devaluasi ataupun secara bertahap melalui inflasi, daya beli uang masyarakat tentu ikut menurun – maka menurun pulalah tingkat kemakmurannya.

Daya beli tabungan mereka dalam segala bentuknya baik berupa deposito, tabungan, asuransi, dana pensiun , tunjangan hari tua, dana pesangon dlsb. ikut turun nilainya – sehingga bukan hanya kemakmuran saat ini yang terganggu – tetapi juga kemakmuran jangka panjang kedepan.

Pemerintah China nampaknya tahu betul dampak currency wars yang mereka termasuk pemain utamanya (meskipun tidak pernah diakuinya) terhadap penurunan kemakmuran rakyatnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang ini. Tetapi mereka juga punya solusinya.

Solusi yang ditempuh pemerintah China adalah mempermudah dan bahkan memfasilitasi rakyatnya untuk bisa secara rame-rame menabung emas. Masyarakat China sangat paham atas fungsi emas dalam mempertahankan kemakmuran mereka.

Lantas bagaimana dengan kita-kita yang hidup di negara yang (mau tidak mau) juga terlibat dalam currency wars, uang kita terus menurun daya belinya tergerus oleh inflasi – tetapi tidak ada kebijakan atau dorongan dalam bentuk apapun dari pemerintah untuk kepemilikan emas masyarakat ?.

Jawabannya ada di salah satu hadits shoheh yang diriwayatkan oleh sejumlah perawai berikut : “ (Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (denga syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai (Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit)

Mengapa hadits ini bisa menjadi jawaban atas problem kita yang hidup di tengah currency wars ?, karena hadits tersebut memberi kita contoh sejumlah benda riil yang memiliki nilai intrinsic – yang bisa berperan sebagai uang. Uang dalam arti yang sesungguhnya, yang mampu mempertahankan nilai (store of value), yang bisa menjadi satuan nilai (unit of account) dan tentu juga bisa berperan sebagai alat tukar (medium of exchange).

Pertanyaan berikutnya adalah dimana benda-benda riil tersebut menjadi uang yang sesunggungnya, uang dengan ke tiga fungsinya tersebut di atas ?. Jawabannya adalah sederhana yaitu di pasar !. Manakala kita bisa menciptakan pasar untuk benda riil – apapun , maka dia menjadi uang yang sesungguhnya.

Garam misalnya yang termasuk disebut dalam hadits tersebut di atas. Siapa yang butuh ber-ton-ton garam ini ?, itulah pasar dari jutaan penduduk – yang tidak bisa tidak membutuhkan garam untuk masakannya. Uang bagi para pedagang ini ya garamnya, ketika Rupiah terus mengalami penyusutan daya beli melalui inflasi – gampang saja bagi mereka ini, tinggal menyesuaikan harga jual garamnya.

Bukan hanya garam, gandum, beras dan sejenisnya benda riil yang bisa menjadi uang – benda riil apapun asal sudah tercipta pasarnya –  dialah uang yang sesungguhnya itu.

Maka sejauh kita bisa menciptakan pasar untuk segala bentuk kebutuhan masyarakat kita, baik berupa emas/Dinar, garam, beras, kebun, dlsb.dlsb, insyaallah kita bisa melindungi diri dari menjadi korban currency wars. Selama masih ada ‘garam’ , perang antar mata uang itu masih bisa kita menangkan !. Insyaallah…

25 Oktober 2012

Antara Kambing, Dinar dan Inflasi…

Hari seperti ini, satu hari menjelang Iedhul Adha 33 tahun silam harian Suara Merdeka yang terbit di Jawa Tengah menulis : “…Hari Raya Iedhul Adha 1399 H yang akan jatuh tempo hari Rabu  esok tanggal 31-10-1979…seekor kambing semula hanya Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu, saat ini sudah mencapai Rp 25 ribu sampai Rp 80 ribu…” (Suara Merdeka, 30 Oktober 1979).

Penasaran dengan data harga kambing qurban 33 tahun silam tersebut, saya langsung mengecek ke data harga Dinar 40 tahun yang pernah saya muat di situs ini dua tahun silam , ternyata harga Dinar rata-rata tahun 1979  tersebut adalah Rp 26,409,-

Artinya harga kambing qurban 33 tahun silam tersebut masih berada di kisaran yang sama dengan harga kambing qurban 1400 tahun silam yaitu di sekitar angka 1 Dinar. Hari-hari ini Dinar berada di sekitar angka Rp 2,260,000,- dan kita tetap bisa membeli seekor kambing qurban kelas pilihan.

Angka-angka tersebut sebenarnya bercerita banyak ke kita, antara lain bahwa uang hakiki yang namanya disebut di Al-Qur’an itu terbukti belum pernah kehilangan daya belinya. Bila orang tidak bisa mempercayai data inflasi – seperti di Amerika sampai muncul Shadow Government Statistics  , maka kita cukup memperhatikan harga kambing atau harga Dinar untuk mengetahui inflasi yang sesungguhnya dialami oleh uang kertas kita.

Kami di Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin - Jonggol menetapkan harga kambing qurban kelas istimewa di angka 1 Dinar atau di kisaran Rp 2,260,000 hari ini. Bila dibandingkan dengan harga kambing Qurban terbaik tahun 1979 di rentang angka Rp 25,000,- s/d Rp 80,000 maka harga sekarang dalam Rupiah mengalami kenaikan antara 28 s/d 90 kalinya. Atau inflasi rata-rata harga kambing per tahun selama 33 tahun terakhir di kisaran angka 11 % s/d 15 % dalam Rupiah. Inflasi dalam Dinar 0 % karena Dinar tetap cukup untuk membeli 1 ekor kambing yang baik untuk qurban !.

Dengan menggunakan Rule 72 yang pernah saya tulis di situs ini, maka harga kambing akan naik menjadi dua kalinya dalam rentang waktu antara 4.8 tahun s/d 6.5 tahun.

Apa artinya angka-angka tersebut di atas dalam investasi dan perencanaan keuangan Anda ? Bila hasil investasi Anda selama ini tidak bisa mencapai rentang angka 11 % s/d 15 % ; atau tidak bisa berlipat dua dalam rentang waktu 4.8 tahun sampai 6.5 tahun , maka kemungkinan besar investasi Anda tersebut berada dibawah angka inflasi yang sesungguhnya. Asset Anda menurun nilai riilnya dan bukannya bertambah.

Hari-hari ini dan juga setahun terakhir nilai emas atau Dinar cenderung rendah, tetapi serendah-rendahnya harga emas dia tidak pernah kehilangan daya belinya. Bila daya belinya terhadap kambing terbukti bertahan selama 1,400 tahun lebih ; terbukti pula bertahan dalam statistik modern 33 tahun lebih – maka tidak ada alasan untuk kita meragukan kemampuan emas atau Dinar mempertahankan daya belinya dalam jangka panjang ke depan.

Sebaliknya terhadap uang kertas, bila dalam 33 tahun saja daya belinya tinggal 1/90 s/d 1/28 – apakah kita yakin bahwa uang kertas ini akan bisa mempertahankan daya belinya dalam rentang waktu perencanaan keuangan kita ke depan 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun ketika Anda memasuki usia pensiun atau anak-anak Anda yang kini baru lahir memerlukan biaya kuliahnya ?. Wa Allahu A’lam.

08 Oktober 2012

“ Terus Gue Harus Bilang Wow Gitu ? ”

Ungkapan ini mewabah di kalangan anak muda untuk menggambarkan situasi seorang yang kalah namun berat untuk mengakui kelebihan pesaingnya. Bayangan saya orang terkaya no  3 dunia Warren Buffett yang dianggap ‘dewa’-nya investasi barat – juga akan bilang “Terus Gue Harus Bilang Wow Gitu ?” seandainya dia membaca tulisan tanggal 19/09/2012 , yang mengungkapkan bahwa ternyata sejak 6 tahun terakhir  tidak pernah sekalipun investasi yang dikelolanya bisa mengalahkan diam-nya emas.

Bahkan bukan hanya Warren Buffett sebenarnya yang harus dengan berat hati mengakui keunggulan emas ini, tetapi juga seluruh pemain di bursa saham dunia. Perhatikan grafik Dow Jones di bawah sebagai buktinya.

 

Untuk bursa saham saya ambilkan data 10 tahun terakhir  Dow Jones Industrial Average (DJIA), yaitu index yang paling banyak dirujuk di dunia. Sepuluh tahun lalu, DJIA itu berada pada kisaran angka 7,850. Saat ini DJIA itu berada pada kisaran 13,610 atau mengalami peningkatan 73 %.

Sebagai pembanding saya gunakan grafik  harga emas yang saya ambilkan dari datanya Kitco – juga merupakan referensi yang paling banyak dirujuk. Kinerja emas pada periode yang sama dapat dilihat pada grafik di bawah.



Sepuluh tahun lalu harga emas berada di kisaran  angka US$ 320/Ozt, kini harga emas itu berada pada kisaran angka US$ 1,780/Ozt atau mengalami pertumbuhan lebih dari 450 %.

Dengan perbandingan ini, lagi-lagi saya tidak bermaksud men-discourage Anda yang berinvestasi di bursa saham baik langsung maupun tidak langsung (melalui dana asuransi, unit link , reksa dana dlsb).  Kaidah umum dunia investasi adalah jangan menaruh semua telur pada keranjang yang sama. Maka sebagian tetap di saham dan produk-produk turunannya, kemudian mulai sebagian kecil di emas terus bertambah sesuai dengan pemahaman dan pengalaman Anda.

Selain saham dan emas, investasi di sektor riil hendaknya menjadi fokus utama. Bukan hanya sektor riil ini memiliki dampak langsung pada penciptaan lapangan kerja dan juga menggerakkan putaran ekonomi di sekeliling Anda – hasil investasi sektor riil yang dikelola dengan baik umumnya juga lebih unggul, meskipun ada faktor resiko besar dalam proses mengasah keterampilannya.

Sebagai contoh salah satu investasi sektor riil itu saya ambilkan tanah yang ditanami tanaman sengon misalnya. Diluar harga tanah biaya tanam sengon sampai panen ( 5 tahun) berkisar Rp 20,000 – Rp 30,000 per pohon. Setelah lima tahun dipanen harga pohon tersebut berkisar antara Rp 200,000 s/d Rp 300,000/pohon atau memberikan hasil di kisaran 900 % per lima tahun atau 1,800 % untuk 10 tahun. Katakanlah dikenakan faktor resiko 50% sekalipun, maka hasil ini masih akan berada di kisaran 900 % atau masih 12 kali lebih tinggi dari saham-saham di DJIA dan masih di kisaran dua kali lebih tinggi dari apresiasi emas.

Bagaimana dengan faktor biaya tanah ?, Selain hasil dari panenannya, tanah yang produktif akan memiliki nilai jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang terlantar. Jadi tanahnya sendiri juga merupakan investasi yang tidak kalah menariknya bila dia bener-bener diproduktifkan. Belum dampak lain yang tidak ternilai dengan uang seperti mengamankan cadangan air jangka panjang, menunjang ketersediaan udara bersih, lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, dlsb.

Kalau saja Warren Buffett dan orang-orang sebangsanya yang terbiasa berinvestasi di dunia finansial, saham dan sejenisnya itu adalah anak-anak muda – kemudian mereka mau jujur mengakui kinerja emas dan juga kinerja sektor riil seperti contoh sengon tersebut diatas – mungkin mereka akan serentak berucap “Terus Gue Harus Bilang Wow Gitu ?”.

04 Oktober 2012

FAQ : Lebih Detil Tentang KKP…

Sejak saya memperkenalkan Kepemilikan Kebun Produktif (KKP) melalui tulisan kemarin,  banyak sekali pertanyaan yang intinya ingin tahu lebih jauh mengenai konsep ini. Maka melalui jawaban atas FAQ (Frequently Asked Questions) dibawah , kami berusaha menjelaskan semaksimal mungkin tentang seluk beluk KKP tersebut. Bila masih ada pertanyaan yang belum terjawab, silahkan Anda mengajukan kembali melalui email ke menu kontak ini.

Apakah KKP itu ?

KKP adalah kependekan dari Kepemilikan Kebuh Produktif, upaya bersama untuk mengambil alih/membeli kebun-kebun yang belum dimakmurkan pemilik sebelumnya – dan menjadikannya kebun-kebun yang makmur.


Apa untungnya KKP dibandingkan dengan investasi lainnya ?

Melalui KKP Anda bukan sekedar berinvestasi tetapi membeli kebun menjadi milik Anda sendiri kemudian memproduktifkannya. Ini adalah investasi sector riil, menimbulkan lapangan kerja riil dan juga produk-produk yang riil.

Hasil dari investasi ini adalah insyaallah Anda dapat mejaga nilai uang Anda – karena nilai tanah tidak pernah menurun. Kedua peluang untuk memberian hasil dari tanaman yang ditanam di atasnya. Dari kedua hal ini, kemungkinan terbesarnya hasil investasi Anda akan lebih tinggi ketimbang investasi finansial seperti deposito dlsb.

Apakah sertifikat kepemilikan (SHM) ada di saya ?

Betul, karena transaksi awalnya adalah jual beli kebun - maka setelah Anda membeli kebun tersebut sertifikat kepemilikan lahan (SHM) akan Anda pegang sendiri.

Apakah kepemilikan bisa dijual belikan ?, siapa pembelinya bila suatu saat akan melepas

Tentu bisa seperti SHM pada umumnya, Anda bisa perjual belikan kapan saja. Kami akan berusaha membangun pasarnya sebagaimana kami membangun pasar Dinar - idenya adalah suatau saat Anda menjual kami beli (untuk diteruskan ke yang lain) dan Anda membeli kami jual.


Apakah investasi ini beresiko ?

Tentu semua investasi ada resikonya. Resiko berkebun yang utama adalah gagal panen dan gagal pasar. Gagal panen bisa karena penyakit, karena tidak mampuan mengelola kebun dlsb. sehingga penenan tidak seperti yang diharapkan. Gagal pasar adalah ketika penenan tercapai seperti yang diharapkan, tetapi saat panen tidak ada pembeli – atau ada pembeli tetapi sudah dibanjiri oleh produk sejenis sehingga harga jatuh.

Dua resiko tersebut bisa diminimalisir dengan skills dan pengalaman lapangan lapangan yang baik. Namun kalau toh keduanya benar-benar terjadi, modal utama Anda lahan tetap utuh milik Anda.


Lahan seperti apa yang cocok untuk KKP ?

Intinya semua jenis lahan bisa dimasukkan program ini, hanya saja untuk lahan-lahan persawahan umumnya sudah dimakmurkan oleh pemiliknya yang ada sekarang. Jadi yang lebih memungkinkan adalah lahan-lahan kebun atau tanah daratan – yang masih sangat banyak yang belum termakmurkan.


Apakah kebun-kebun KKP harus dibeli ?

Sesuai namanya program KKP (Kepemilikan kebun Produktif ) ini kebun memang harus dibeli, nilai tambah maksimal akan dicapai saat kebun sudah menjadi makmur – ini perlu proses yang panjang dan pemiliknyalah yang akan memperoleh manfaat utamanya.


Siapa target pasar atau calon pembeli kebun-kebun dalam KKP ?

Keluarga menengah rata-rata, yang bisa membeli rumah, yang bisa membeli mobil insyaallah juga akan mampu membeli kebun dalam program KKP ini. Satuan terkecil kebun dalam KKP ditargetkan tidak lebih mahal dari rumah atau mobil baru kelas pemula.


Berapa nilai minimal investasi untuk dapat mengikuti program KKP ini ?

Untuk sementara ini kami targetkan satuan unit terkecil KKP adalah 1 hektar. Maka tergantung lokasi, kondisi lahan, aksesibilitas dlsb. harga 1 hektar lahan tersebut-lah yang menjadi minimal investasinya.

Di daerah jabodetabek yang penuh perumahan, lahan biasa dijual per m2, untuk membeli 1 hektar lahan (10,000 m2) tentu harganya sudah sangat mahal. Sebaliknya di tempat-tempat yang jauh, di Jawa Timur,  Jawa Tengah maupun Jawa Barat, masih mungkin memperoleh lahan luas dengan harga Rp 100 juta atau bahkan lebih rendah lagi.

Maka untuk amannya angka minimal ini kami taruh di kisaran harga setara dengan rumah atau mobil kelas pemula mulai dari Rp 100 juta, sampai sekitar Rp 2 milyar (setara dengan harga rumah/ mobil kelas menengah atas !). Mengasosiasikan dengan rumah atau mobil adalah karena mayoritas masyarakat sudah terbiasa membeli kedua hal tersebut, kini hanya kami arahkan untuk kegiatan yang lebih produktif dan bermanfaat jauh kedepan.

Apakah nilai-nilai tersebut sudah termasuk tanamannya atau hanya lahannya ?

Idenya semua transaksi awal adalah jual beli lahan plus biaya pemakmurannya, yaitu benih, pupuk dan pengelolaannya sampai lima tahun pertama atau sampai saat panenan pertama tanaman jangka panjang.  Hal ini untuk make sure bahwa lahan-lahan yang Anda beli adalah untuk dimakmurkan bukan sekedar spekulasi lahan dan membiarkan kondisinya tetap sama dengan sebelum Anda beli.

Apakah tidak dibuat kapling-kapling kecil sehingga sebanyak mungkin orang bisa terlibat dalam KKP ini ?

Kami akan memikirkan caranya yang efektif, namun untuk sementara ini satuan unit per hektar yang kami jadikan pegangan.  Sehingga harga minimalnya akan tergantung nilai lahan di masing-masing klaster.

Apakah pegawai negeri seperti saya bakal bisa ikut program KKP ini ?

Insyaallah akan bisa, bila Anda sekarang mampu membeli rumah - maka investasi berikutnya yang lebih produktif bisa jadi adalah KKP ini yang harganya akan berkisar tidak jauh dari harga rumah Anda.



Dimana lahan KKP itu tersedia ?

Saat ini kami sedang menegosiasikan sejumlah lahan mulai dari Jawa bagian timur sampai Jawa bagian barat, yang sekiranya cocok d KKP-kan. Yang sudah kami siapkan saat ini adalah show units-nya, untuk memberi gambaran kurang lebih seperti apa jadinya lahan-lahan tersebut setelah berhasil dimakmurkan.


Di mana show units KKP bisa dilihat ?

Untuk kelas mini atau mikro beberapa hektar, show unit-nya adalah kebun kami di Jonggol – Bogor. Untuk skala komersial yang luas , show unit-nya adalah kebun kami di Blitar. Untuk yang di Jonggol bisa dilihat kapan saja- silahkan menghubungi menu kontak situs ini, untuk yang di Blitar kami atur berkelompok dalam program Tour de Keboen.


Saya belum memutuskan untuk ikut program KKP, tetap bolehkah saya ikut Tour de Keboen ?

Tour de Keboen adalah program untuk edukasi perkebunan dan pertanian pada umumnya, boleh siapa saja ikut program ini – tidak harus pihak yang tertarik untuk ikut program KKP.


Apakah untuk ikut Tour de Keboen dipungut biaya ?

Untuk masuk areal perkebunan kami sementara ini tidak dipungut biaya, namun untuk transportasi tentu Anda harus membayar sendiri sesuai dengan jenis transportasi yang dipilih. Untuk rombongan yang kami organisir, rencananya menggunakan kereta wisata yang kami charter dan biayanya di share dengan seluruh peserta.


Kapan Tour de Keboen berikutnya akan diadakan ?

Tanggalnya masih menyesuaikan dengan ketersediaan kereta wisata dlsb, tetapi ditargetkan sekitar minggu ke 3 bulan Oktober 2012.


Siapa yang akan mengelola kebun-kebun dalam program KKP ?

Yang mengelola utamanya adalah team yang sama yang kini mengelola kebun-kebun kami di Jonggol maupun Blitar – yang menjadi show units tersebut, sehingga peminat bisa melihat kurang lebih seperti apa pengelolaan kebun mereka kedepan. Untuk memperluas jangkauan penglolaan, juga memungkinkan dikelola oleh team lain setelah kami review kinerjanya berupa contoh-contoh nyata karya mereka di lapangan – bukan hanya sekedar teori.

Bagaimana konsep kerjasamanya antara saya dengan pengelola nantinya ?

Transaksi antara Anda dengan kami atau pengelola awalnya adalah jual beli lahan.  Setelah lahan milik Anda, kerjasama selanjutnya adalah kerjasama pengolahan dan pengelolaannya untuk periode 5 tahun pertama dan dapat diperpanjang. bagi hasil pengelolaan disepakati bersama tergantung tingkat kesulitan di masing-masing klaster, bisa 40/60, 50/50, 60/40 dst.

Berapa lama antara maa persiapan tanam sampai produksi ?

Untuk tanaman jangka panjang seperti sengon, karet dlsb diperkirakan 5 tahun baru akan panen. Untuk tanaman ketela, ubi dan sejenisnya sudah akan panen di tahun pertama. Untuk tanaman Alfaafa panen pertama beberapa bulan sejak ditanam.

Apakah pengelola akan memasarkan produk-produk tersebut ?

Pengelola akan mencarikan pasar untuk tanaman-tanaman yang direkomendasikannya. Misalnya meskipun cepat panen, kami tidak merekomendasikan menanam alfaafa bila pasarnya belum siap.


Apa kelebihan KKP dengan kebun yang saya kelola sendiri ?

Kalau Anda sudah pandai berkebun, tahu apa yang sebaiknya ditanam dan kapan, tahu cara untuk mengatasi problem-problem kebun Anda, tahu pasar yang tepat untuk produk-produk dari kebun Anda, maka betul – Anda bisa membeli dan mengelola kebun Anda sendiri – tanpa harus mengikuti program KKP.

Program KKP bermanfaat bila Anda belum terbiasa dengan seluk beluk per-kebun-an ini, dan utamanya adalah untuk mencapai skala ekonomis sehingga mampu menghasilkan produk-produk kebun yang memiliki bargaining position di pasar.


Berapa skala ekonomis kawasan yang bisa dikelola dalam KKP ?

Bila kawasan itu dekat dengan pasar dari produk yang akan dihasilkan, beberapa hektar-pun tidak masalah, namun bila lokasi pasar jauh – maka target kami minimal adalah 200-an hektar di satu lokasi di pulau Jawa.


Apakah program KKP hanya tersedia di pulau Jawa ?

Untuk awalnya memang kami fokuskan di pulau Jawa karena kedekatan dengan pasar utamanya, namun di kemudian hari dengan ukuran yang bisa jauh lebih besar juga dimungkinkan KKP untuk luar pulau Jawa.


Apakah bisa kami tidak ikut membeli kebun tetapi hanya ikut menanamnya ?

Hal ini dimungkinkan, namun perlu diketahui resiko menanam adalah cukup besar. Artinya kalau investasi Anda hanya menanam, bila tanaman itu gagal maka bisa habislah investasi  Anda tersebut. Tetapi bila investasi utama Anda adalah membeli kebun, maka resiko kehilangan modal ini menjadi tidak ada karena seandainya panenan gagal-pun Anda masih memilki kebunnya dengan kenaikan rata-rata yang lebih tinggi dari inflasi.


Saya memiliki kebun tetapi tidak bisa mengelolanya, bisakah dikelola dalam program KKP ?

Intinya bisa, tetapi sesuai namanya – kami menyarankan agar sebagian kebun tersebut dijual, kemudan bersama-sama kelompok pemilik yang baru dalam satu klaster KKP – bagian kebun yang masih milik Anda ikut dimakmurkan bareng. Ukuran kebun ini juga harus mencapai skala ekonomis yang kami jelaskan sebelumnya.


Berapa luasan lahan minimal yang diminati pengelola KKP dan dimana lokasinya ?

Luasan minimal ini terkait kemudahan akses dan kedekatannya dengan pasar. Untuk yang aksesnya mudah dan pasarnya dekat, beberapa puluh hektar lahan sudah akan menarik minat kami. Tetapi secara umum di Jawa – bagian manapun, memperhitungkan tingkat kesulitan akses dan pasar – minimal 200-an hektar lahan adalah target minimal kami.


Tanaman apa yang disarankan untuk ditanam di kebun-kebun KKP ?

Tergantung lokasi, kondisi, ketinggian, agroklimat dlsb. Portfolio yang kami sudah ada dan siap diterapka juga di KKP adalah terdiri dari tanaman jangka panjang dan tanaman jangka pendek. Yang jangka panjang meliputi Sengon, Kopi, Karet, Jabon, dan Jati. Sedangkan jangka pendek utamanya untuk tanaman sela meliputi Alfaafa, Ketela, Nilam, Gadung, Gembili dan juga ada expertise kami yang khusus di bidang Tebu.


Bagaimana kami bisa ikut KKP atau Tour de Keboen awalnya ?

Silahkan mendaftarkan minat Anda dengan menyebutkan jumlah orang yang ingin ikut Tour de Keboen, dan untuk KKP dengan menyebutkan daerah mana yang menjadi prioritas pilihan Anda (Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten) dan menyebutkan perkiraan nilai investasi kebun yang ingin Anda miliki.

Pendaftaran bisa email ke  iqbal@geraidinar.com.


Apakah program KKP ini bisa dibiayai bank-bank syariah seperti kepemilikan rumah, mobil dlsb ?

Ada setidaknya tiga bank syariah yang meyatakan minatnya untuk mendukung program ini, jadi kemungkinan ke arah sana itu besar adanya. Ketentuan mengenai nilai, uang muka dlsb masih harus dibicarakan lebih lanjut.


Untuk hal-hal lain yang belum terjelaskan dalam FAQ ini silahkan kirim email langsung ke iqbal@geraidinar.com

03 Oktober 2012

KKP dan FEW : Agar Yang Langka Saling Menjaga…

Makanan, energi dan air atau disingkat FEW (Food, Energy and Water) adalah tiga kebutuhan dasar manusia yang semakin langka ketersediaannya. Disisi lain sarana untuk membelinya yaitu uang Anda, juga barang langka yang tidak mudah Anda peroleh. Bila keduanya (FEW dan Uang Anda) dibiarkan terpisah seperti selama ini, maka kebutuhan manusia yang langka itu akan semakin langka.

Sebaliknya bila yang satu (uang Anda) dipakai untuk menjaga yang lain (FEW), insyaallah yang langka itu akan tetap tersedia dan malah bisa balik menjaga uang Anda. Inilah esensi program Kepemilikan Kebun Produktif (KKP) yang ingin kami perkenalkan lebih detil ke Anda.

Berkebun atau mengolah lahan secara produktif adalah salah satu cara yang bisa Anda tempuh untuk menjaga ketersediaan pangan, energi dan air bagi masyarakat kita sekarang ini maupun anak cucu kita kedepan. Bahkan bukan hanya menghasilkan FEW, berkebun atau memiliki lahan produktif juga merupakan cara yang efektif bagi Anda untuk mempertahankan dan memproduktifkan hasil jerih payah Anda.

Grafik dibawah mengilustrasikan uang Anda yang idle di deposito pertumbuhannya akan berhimpitan dengan tingkat inflasi, harga tanah akan tumbuh rata-rata di atas inflasi. Bila di atas tanah tersebut ditumbuhkan tanaman-tanaman yang produktif, maka hasilnya akan lebih dari berlipat dua dari deposito atau inflasi – yaitu hasil kumulatif kenaikan harga lahan dan hasil produksi tanaman di atasnya.


Ini adalah logika sederhana yang mudah dipahami oleh siapapun, masalahnya adalah bagaimana Anda bisa berkebun bila selama ini seumur-umur Anda bekerja di kantoran dan tidak ada pengalaman untuk itu ?.

Banyak sekali yang perlu Anda pelajari mulai dari pilihan lahan dimana Anda akan bercocok tanam, tanaman apa yang menjanjikan, bagaimana mengelolanya agar hasil optimal, kemana produknya nanti akan dipasarkan dlsb.dlsb. Inilah problem-problem yang kami hadapi ketika kami mulai berkebun, baik yang skala mini atau mikro dengan beberapa hektar maupun yang full commercial scale beberapa ratus hektar.

Maka problem-problem yang berhasil kami atasi tersebut kini akan kami buat available bagi masyarakat yang ingin mengikutinya dengan program yang mulai kami perkenalkan sejak pekan lalu yaitu program Kepemilikan Kebun Produktif atau KKP. Resources yang berhasil kami integrasikan untuk perkebunan yang efektif ini dapat dilihat pada ilustrasi dibawah. bahkan nantinya dengan dukungan perbankan syariah, Anda tidak harus membayar tunai sekaligus kebun-kebun tersebut.


Intinya Anda membeli kebun dimana yang Anda sukai dari pilihan klaster-klaster perkebunan yang nantinya kami tawarkan. Kebunnya adalah hak milik Anda (Sertifikat Hak Milik), tanaman diatasnya adalah pilihan Anda dari pilihan-pilihan yang kami rekomendasikan, pengelolaannya sampai pemasaran hasilnya bisa Anda sendiri atau diserahkan ke kami atau kombinasi keduanya, dan hasilnya kita atur pembagiannya dalam akad syirkah yang adil bagi keduanya.

Tertarik ?, bila Anda tertarik – prosedur keterlibatan Anda dalam program KKP ini dapat digambarkan sebagai berikut :


Setelah Anda menyatakan minat Anda, kami akan undang Anda bersama keluarga Anda untuk program Tour de Keboen. Kami ingin membangun experience yang fun bagi Anda dan keluarga Anda dalam proses berkebun ini.

Ini untuk menghindari apa yang terjadi pada generasi sekarang – dimana tidak ada lagi minat untuk terjun ke perkebunan dan pertanian sehingga kebun-kebun di Jawa banyak yang dibiarkan terlantar oleh generasi penerus yang tidak lagi tertarik dunia perkebunan atau pertanian.

Maka melalui Tour de Keboen ini kami ingin kembali membangun kecintaan untuk berkebun, bagi generasi Anda maupun anak-anak Anda yang nantinya akan meneruskan upaya pemenuhan FEW melalui berkebun sampai bergenarasi kedepan.

Kami pilihkan target pertama sepanjang pulau jawa dalam project yang kami sebut Green Jawa Project, antara lain juga agar proses yang enjoyable ini bisa dibangun. Bersama-sama kita bisa misalnya sewa gerbong kereta wisata untuk diarahkan ke stasiun terdekat dari target-target kebun kita dst.

Dari Tour de Keboen tersebut bila Anda dan keluarga Anda mantab untuk ikut program Kemilikan Kebun Produktif ini, proses selanjunya Anda bisa membuat perencanaan keuangannya dan kami bantu perencanaan operasionalnya. Selanjutnya kita bisa bicarakan kebun-kebun mana dengan ukuran berapa yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda.  Bersamaan dengan itu proses pengadaan kebun secara legal formal juga kita persiapkan bersama.

Asumsinya program ini berlanjut dengan Anda akhirnya bisa memiliki seluas tertentu kebun dalam klaster-klaster perkebunan yang nantinya kami tawarkan. Maka proses selanjutnya adalah kerjasama operasional yang kami ilustrasikan dibawah ini.


Kerjasama ini akan meliputai pengelolaan kebun secara keseluruhan sampai pemasaran hasilnya. Bila akhirnya program ini bisa menggerakkan masyarakat secara luas, maka bukan hanya hasil materi yang bisa kita peroleh berupa kenaikan harga kebun dan hasil produksi tanamannya, tetapi juga terjaganya ketersediaan air dan udara bersih di pulau yang sudah semakin padat dan menuju ketidak layakan huni ini.

Air tanah di kota besar dan sekitarnya mulai tidak layak minum, udaranyapun semakin tercemar  - maka sebelum kondisi yang sama menjalar ke seluruh pulau Jawa – kita bisa berbuat untuk membalik arahnya dengan rame-rame berkebun ini.

Kelihatannya indah, tetapi bukan tanpa resiko. Resiko apa yang Anda hadapi bila program berkebun ini tidak berjalan seperti yang diharapkan ?. Bisa saja hasil tanaman tidak seperti yang diharapkan, pasar tidak menerima dengan harga yang seharusnya dlsb. dlsb. tetapi melalui program KKP ini lahan tetap Hak Milik Anda – kenaikan harga lahan insyaallah masih akan selalu di atas inflasi dan rata-rata deposito.

Silahkan mulai mendaftarkan minat Anda bila Anda tertarik, selanjutnya kami akan undang Anda untuk Tour de Keboen naik kerata api tut…tut…tut…InsyaAllah.

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.