Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

30 November 2009

Berapa Tinggi Harga Emas Akhir Tahun Ini & Tahun Depan…?

Ini pertanyaan yang paling sering sampai ke saya yang ditanyakan oleh para pembaca situs ini. Jawaban saya selalu sama, bahwa saya tidak tahu – hanya Allah-lah yang tahu ilmu masa depan.

Meskipun demikian, para praktisi pasar biasa menggunakan statistik dan analisanya untuk berusaha memahami apa yang sedang terjadi dan melihat kemungkinannya apa yang akan terjadi kedepan. Para pelaku yang competent dibidangnya tersebut – tidak selalu benar – tetapi biasanya cukup akurat analisanya.

Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut, saya ambilkan pediksi dari James Turk – konsultant emas dari Gold Anti Trust Action Committee (GATA), dimana dia menguatkan prediksi dia sebelumnya bahwa harga emas dunia akan berkisar antara US$ 1,200 – US$ 1,400 sampai akhir tahun ini. Dengan asumsi Rupiah berada pada tingkat Rp 9,500/US$ ; maka kisaran harga emas di Indonesia akhir tahun akan berada antara Rp 366,500 s/d Rp 427,500 atau dalam Dinar antara Rp 1.56 juta s/d Rp 1.82 juta. Karena rentang prediksi yang panjang ini, hitungan saya sendiri juga berada di rentang yang kurang lebih sama.

Untuk pertanyaan kedua tentang prediksi tahun depan, saya ambilkan prediksi dari orang yang sangat competent di perdagangan emas dunia karena dia adalah ketua Dewan Emas Dunia – Word Gold Council – Ian Telfer yang saat ini juga chairman dari Goldcorp. Dalam interviewnya dengan TV Fox Business News akhir pekan lalu dengan mantap dia memprediksi harga emas tahun depan akan mencapai US$ 2,000/oz (dia menggunakan kata it certainly could get !). Dengan asumsi nilai Rupiah yang sama, maka ini berarti harga emas di Indonesia tahun depan akan berada di kisaran harga Rp 600 ribu-an dan Dinar berada di kisaran harga Rp 2.6 juta-an !. Ndak percaya ?...silahkan tonton interview Ian tersebut dengan klik link ini.

Namun perlu diingat bahwa kalau toh seandainya prediksi tersebut benar, terjadinya tidak akan secara langsung. Harga emas kemungkinan besar akan berfluktuasi dahulu sebelum mencapai angka tersebut. Jadi sangat tidak dianjurkan untuk berspekulasi dengan harga emas ini bila fokus investasi Anda untuk meraih keuntungan jangka pendek. Wa Allahu A’lam.

29 November 2009

Emak Naik Haji dengan Dinar ...

Ada film yang menyentuh tentang kerinduan hamba Allah untuk memenuhi panggilanNya pergi ketanah suci menunaikan ibadah haji, Emak Ingin Naik Haji yang hari-hari ini banyak diputar di bioskop-bioskop di Indonesia.

Mengapa film ini popular – saya rasa karena kedekatan ceritanya dengan realita yang kita hadapi. Hampir seluruh muslim/muslimah yang menghayati perintah Allah untuk menunaikan haji bagi yang mampu ini, pasti sangat merindukan untuk bisa pergi berhaji.

Begitulah beratnya upaya untuk menunaikan kewajiban yang satu ini – maka Allah hanya mewajibkannya bagi yang mampu.

Nah urusan mampu inilah yang berada di medan upaya kita, hasil nanti biarlah Allah yang menentukannya. Seperti kisah emak di film tersebut, meskipun pada akhir cerita dia pergi haji melalui perantaraan nazar anak tetangganya - dia telah berusaha sekuat tenaga untuk dengan jerih payahnya sendiri bisa pergi berhaji.

Masalahnya adalah mayoritas masyarakat kita yang awam tidak menyadari hambatan inflasi terhadap pencapaian upaya untuk pergi berhaji ini. Si emak dalam film tersebut diatas mengungkapkannya dengan sangat baik : kalau setahun dia hanya bisa mengumpulkan satu juta, lima tahun lima juta, maka dia baru bisa pergi haji pada usia 86 tahun – yang pada saat itupun uangnya tidak cukup lagi karena entah berapa biaya pergi haji saat itu.

Walhasil pertumbuhan tabungan haji kita bisa jadi kalah dengan inflasi setiap tahunnya, sehingga niat suci ini bisa tergerus – bersamaan dengan tergerusnya daya beli uang kita.

Di tulisan saya, Dinar Untuk Perencanaan Haji … saya sudah jelaskan teknis dan hitungan kasarnya. Biaya pergi haji cenderung menurun dengan hitungan Dinar, bila tahun 2000 ONH biasa setara 70 Dinar; tahun ini setara 20 Dinar; maka dalam enam tahun kedepan (2015) ONH biasa dapat diprediksikan berdasarkan statistik – hanya akan memerlukan 10 Dinar saja, Insyaallah !.

Jadi, seandainya emak dan jutaan orang Indonesia sadar akan kekuatan daya beli Dinar ini – upaya untuk memenuhi panggilanNya dapat dilakukan dengan maksimal – sehingga lebih banyak orang mampu pergi berhaji….insyaAllah.


25 November 2009

Waktunya Dinar Mendorong Investasi Sektor Riil Yang Adil…

Banyak orang beranggapan bahwa Dinar atau emas adalah bukan alat investasi; alasannya adalah membeli Dinar atau emas tidak membuat Dinar atau emas tersebut bisa tumbuh atau bertambah dengan sendirinya.

Pendapat ini benar adanya bila sudut pandang atau satuan (unit of account) yang kita pakai adalah Dinar atau emas itu sendiri. Kalau saya membeli 1 Dinar dan saya simpan saja - Dinar ini tetap satu Dinar sampai kapan-pun, maka dengan hitungan Dinar - dia bukan investasi.

Sebaliknya bila satuan yang kita pakai adalah Rupiah atau mata uang kertas lainnya; 1 Dinar yang saya beli akhir 2006 harganya hanya Rp 750,000,- ; sekarang harganya telah mencapai Rp 1,5 juta. Maka dengan satuan Rupiah, bagaimana mungkin nilai yang tumbuh seratus persen dalam 3 tahun tersebut tidak bisa dikatakan sebagai investasi ?. Lha wong deposito yang tumbuh seperlimanya dari Dinar ini saja dalam tiga tahun terakhir sudah bisa dikatakan sebagai instrumen investasi kok ?.

Meskipun dengan satuan Rupiah kenaikan nilai Dinar begitu tinggi dalam beberapa tahun terakhir ; bukan ini tujuan utama pengadaan Dinar di masyarakat. Dinar bukan hanya untuk disimpan, tetapi Dinar harus dapat menggerakkan sektor riil yang sesungguhnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi ?, perhatikan grafik diatas untuk solusinya.

Bila Anda ingin memodali saudara Anda untuk usaha dalam waktu yang lama, dapatkah Anda lakukan dengan Adil menggunakan uang kertas Rupiah misalnya ?.

Coba Anda pinjami saudara Anda Rp 1 Milyar untuk modal usaha dan Anda minta dikembalikan tiga tahun lagi. Berapa pengembalian yang Anda minta ?; kalau Anda minta tetap Rp 1 Milyar, maka Anda yang rugi – karena nilai uang Rp 1 milyar tersebut dalam tiga tahun telah banyak sekali menyusut. Sebaliknya bila Anda minta dikembalikan dengan nilai tambahan tertentu dalam tiga tahun – agar Anda tidak rugi, maka ini namanya Riba.

Lantas beberapa lembaga keuangan syariah tidak menggunakan aqad pinjaman atau Qard, tetapi bagi hasil (Mudharabah) atau jual beli dengan margin (Murabahah) untuk menghindari situasi tersebut diatas.

Dengan menggunakan aqad Mudharabah misalnya Anda sekarang memodali usaha saudara Anda tersebut Rp 1 Milyar. Tahun berikutnya uang ini telah menjadi Rp 1.2 Milyar – wah hebat untung 20% dalam setahun !; tapi nanti dahulu….; setelah bagi hasil 50/50 ; maka Anda dapat hasil bersih Rp 100 juta dan saudara Anda mendapatkan Rp 100 juta pula. Sudah adilkah ?. kalau dilihat dari angka Rupiahnya nampaknya adil, tetapi coba dilihat dari daya belinya. Inflasi tahun lalu adalah 11.8% ; jadi meskipun uang Anda kini menjadi Rp 1.1 Milyar – daya belinya lebih rendah dari uang Anda semula Rp 1 milyar tahun lalu – jadi Mudharabah dengan satuan Rupiah ini-pun berpotensi untuk tidak adil satu sama lain.

Nah bagaimana agar Muamalah Anda dengan saudara Anda bisa adil ?; gunakan-lah Dinar atau Dirham sebagai satuan pencatatannya. Inilah yang dimaksudkan oleh Imam Ghazali dalam Ihya Ulmuddin – bahwa hanya emas dan perak-lah yang bisa menjadi timbangan atau hakim yang adil dalam muamalah.

Jadi baik Aqad pinjaman (Qard) maupun bagi hasil (Qirad/Mudharabah ) insyallah akan selalu bisa berjalan dengan adil dengan menggunakan satuan pencatatan Dinar ini.

Lantas bagaimana carannya agar Dinar yang digunakan dalam aqad pinjam meminjam atau bagi hasil tersebut – dapat ditukar ke Rupiah untuk investasi sektor riil (membangun pabrik, membeli bahan baku, membeli barang dagangan dlsb.) yang saat ini baru mengenal Rupiah ?.

Ada dua mekanisme untuk ini yang saat ini sudah dapat dilakukan dengan baik di negeri ini; pertama Anda dapat menukar Dinar Anda menjadi Rupiah di jaringan GeraiDinar – kemudian menggunakan Rupiah untuk transaksi Anda di sektor riil tersebut diatas. Pada saat Anda mau mengembalikan modal ke pemodal pada akhir masa aqad – Anda dapat menukar kembali Rupiah hasil usaha Anda dengan Dinar – untuk diserahkan ke pemodal dalam bentuk Dinar.

Atau cara kedua, Anda dapat menggadaikan Dinar dari pemodal ke pegadaian atau bank-bank syariah yang saat ini hampir semua punya program gadai emas. Uang dari gadai ini kemudian untuk membiayai transaksi sector riil Anda. Pada akhir masa aqad, Anda tebus Dinar yang Anda gadaikan dengan uang hasil usaha Anda di sector riil tersebut.

Cara pertama (menjual dan membeli kembali) lebih cocok pada saat harga emas relatif stabil; sebaliknya cara kedua (gadai) akan lebih aman pada saat harga emas bergejolak seperti saat ini.

Optimalisasinya bisa dihitung dengan relatif mudah berdasarkan margin jual beli, biaya gadai, statistik harga emas dan informasi-informasi lain yang terkait dengan usaha yang akan dibiayai dengan Dinar ini. Kalau ada instrumen yang adil, mengapa masih memilih yang tidak adil ?. Wa Allahu A'lam.

23 November 2009

The Dollar Meltdown : Bila Dollar Melumer ...

The Dollar Meltdown (Penguin Group, NY 2009) adalah judul buku karya Charles Goyette yang mendapatkan perhatian luas di Amerika akhir-akhir ini; sampai anggota congress senior negeri itu yang punya perhatian khusus pada moneter Ron Paul memberikan catatannya yang berbunyi : “ Goyette telah melakukan pekerjaan hebat dalam menjelaskan mengapa Amerika menuju krisis finansial hebat kedepan, dan mengajari strategi yang masuk akal bagi warga Amerika untuk melindungi diri dan keluarganya. Saya percaya buku ini wajib dibaca (bagi warga Negara Amerika)”.

Buku yang terdiri dari empat Bab ini terus terang juga menarik bagi saya – meskipun isinya sendiri tidak banyak yang baru – karena mayoritas pokok-pokok pemikirannya juga sudah saya tulis di situs ini dalam dua tahun terakhir, jauh sebelum buku ini terbit.

Dua bab Pertama banyak membahas dengan detil tentang krisis finansial yang terjadi selama dua tahun terakhir, bagaimana terjadinya, upaya-upaya bailout yang dilakukan pemerintah yang dianggapnya gagal dan justru membuat blunders, tumpukan hutang yang menggunung dan semakin menggunung (dalam bahasa penulis disebut : First there is a mountain…then there is a bigger mountain) yang akhirnya nanti akan membawa kepada kebangkrutan.

Bab III menguraikan dengan jelas tentang prediksi penulis akan masa depan ekonomi Amerika yang di representasikan dengan US Dollar-nya. Menurut si Goyette ini, kemungkinan besar terjadi (likely scenarios) bahwa US$ akan runtuh hanya dalam beberapa tahun mendatang.

Mengenai timing-nya ini, Goyette menjelaskan keberulangan sejarah. Dollar yang kita kenal sekarang adalah Dollar yang tidak lagi dikaitkan dengan emas – ini merupakan pengingkaran Amerika atas perjanjian yang digagasnya sendiri yaitu Bretton Woods Agreement. Amerika terpaksa melepaskan kaitan uangnya dengan emas secara resmi tahun 1971 setelah didahului oleh kebangkrutan ekonomi akibat membiayai perang yang tidak bisa dimenangkannya – yaitu Perang Vietnam.

Hal serupa kini sudah terjadi selama bertahun-tahun; Amerika menguras sumber-sumber keuangannya untuk membiayai The Three Trillion Dollar War (bahkan konon dana yang dikeluarkan telah membengkak menjadi US$ 4 – 5 trilyun), berupa perang iraq yang tidak memberi manfaat pada bangsa Amerika sendiri.

Dia mengibaratkan kondisi yang dihadapi oleh Dollar saat ini sebagai sebuah kereta yang diberi nama Dollar/Debt Express (DDE). Kereta ini berjalan dengan sangat kencang pada rel buntu yang menuju pada satu arah yaitu tempat rongsokan; sudah sangat terlambat sekarang untuk bisa mengurangi kecepatan kereta, apalagi mengerem-nya. Benturan yang sangat keras akan segera terjadi pada tikungan yang akan dilaluinya – yaitu ketika kereta Dollar/Debt Express ini harus bertabrakan dengan realitas ekonomi.

Kereta akan musnah karena dia melaju pada dua rel kehancuran. Rel pertama namanya fiscal policy, dan rel kedua bernama monetary policy. Fiscal policy menyangkut kebijakan anggaran yang ditempuh pemerintah yang boros dan mengeluarkan uang tidak pada tempatnya – seperti perang Iraq diatas, sedangkan monetary policy menyangkut apa yang dilakukan oleh Federal Reserve – yang keduanya mendorong supply uang kertas yang terus bertambah.

Ketika supply uang sangat banyak, namun kepercayaan di pasar sudah runtuh oleh berbagai kasus seperti real estate bubble yang memicu credit contraction dua tahun terakhir; maka uang tersebut sejatinya tidak menggerakkan sector riil. Maka selanjutnya yang akan terjadi adalah apa yang disebut stagflation – stagnation and inflation.

Ekonomi tidak tumbuh, otomatis lapangan kerja tidak tersedia – uang dicetak banyak tetapi tidak bisa diperoleh oleh masyarakat – dan kalau masyarakat-pun akhirnya mendapatkan uang tersebut – uang ini memiliki daya beli yang rendah karena inflasi yang sangat tinggi.

Yang terjadi selanjutnya lagi menurut penulis adalah The Crack-up Boom atau ledakan kehancuran; dimana penulis mengambil kata-kata dari ekonom besar Ludwig von Mises untuk menggambarkannya sebagai berikut :

Masyarakat akhirnya akan sadar pada suatu fakta bahwa inflasi adalah kebijakan yang disengaja (deliberate policy) yang akan terus berulang tiada akhir (go on endlessly); ketika ledakan kesadaran ini muncul serentak, semua orang ingin secepatnya menukar uang yang dipegangnya dengan benda riil – tidak perduli mereka membutuhkannya atau tidak, tidak perduli pula berapa banyak uang kertas yang mereka butuhkan untuk ditukarkan ke benda riil tersebut.

Dalam waktu yang sangat singkat, dalam bilangan minggu atau bahkan hari, apa yang dahulunya disebut sebagai uang, kini tidak lagi berlaku sebagai alat tukar. Uang kertas telah menjadi kertas bekas, yang orang tidak lagi mau menukar barang apapun dengan kertas bekas ini.

Inilah yang sudah pernah terjadi di Amerika tahun 1781 dengan uang Continental, di Perancis tahun 1796 dengan uang Territoriaux dan dengan uang Mark Jerman pada tahun 1923. Kejadian serupa akan terjadi lagi bila kondisi yang sama muncul”.

Setelah menulis prediksi yang mengerikan di Bab III tersebut; penulis menghibur bangsa Amerika di Bab IV yaitu solusi menghadapi krisis ini. Apa yang dia sarankan ?; tidak sulit menduganya; dia menyarankan untuk melindungi asset diri dan keluarga hendaknya warga Amerika berinvestasi pada emas, perak, minyak, bahan-bahan kebutuhan pokok seperti produk pertanian dan sejenisnya.

Dalam kesimpulan akhirnya penulis ini juga menjelaskan prediksinya akan uang alternatif yang kedepannya akan sangat dominan perannya yaitu apa yang dia sebut sebagai Digital Gold Currency; yang dia jadikan contoh adalah GoldMoney yang sudah mulai ada di pasar sejak tahun 2001. Sayang si penulis nampaknya belum mengenal M-Dinar ; kalau seandainya dia sudah mengenal M-Dinar ini, dia akan tahu betapa dekat prediksi dia dengan realita di hampir seluruh penjuru dunia.

Isi buku karya Charles Goyette ini memang sangat dekat dengan pemikiran utama di GeraiDinar.com; bukan karena kami nyontek dia (karena tulisan-tulisan kami lahir lebih dulu dari tulisan dia !), bukan pula sebaliknya dia nyontek pemikiran kami (kecil sekali kemungkinannya dia membaca dan memahami geraidinar.com !) ; tetapi adalah karena sifat kebenaran yang fitrah.

Ketika kami mengungkapkan kebenaran dari sudut pandang keIslaman kami yang berasal dari Qur’an dan Hadits (misalnya Riba yang pasti dihancurkan Allah – QS 2 : 276) ; orang lain yang menkaji kebenaran berdasarkan ilmunya dengan jujur seperti Charles Goyette – kemungkinan besarnya memang akan berkesimpulan yang sama dengan kesimpulan kami tersebut.

Jadi kalau di AlQur’an sudah dikabarkan bahwa Riba akan dihancurkan oleh Allah (QS 2 :276), kemudian secara ilmiah oleh Charles Goyette juga disimpulkan yang sama bahwa Dollar nan ribawi akan hancur – maka apakah kita masih akan percayai US Dollar ? , maukah kita naik kereta Dollar/Debt Express menuju tempat yang namanya The Crack-up Boom ? Saya rasa tidak. Wa Allahu A’lam.

20 November 2009

Exchange Rate Chaos : Setinggi Apa Harga Emas Nantinya….?

Hari-hari ini para pelaku bisnis banyak membicarakan potensi terjadinya kekacauan nilai mata uang dunia. Kemarin bahkan ekonom senior OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) Jorgen Elmeskov mengakui bahwa OECD tidak menepis risiko akan terjadinya kekacauan nilai tukar mata uang ini karena timpangnya ekonomi dunia saat ini.

Melalui tulisan saya lebih sebulan lalu, tepatnya tulisan dengan judul Tinggalkan Dollar Selagi Sempat; saya juga sudah mengingatkan masalah ini. Di tulisan saya sebulan lalu tersebut saya juga menulis “Dari tahun ketahun berbagai tingkat pejabat tinggi Amerika sampai presidennya sendiri riwa-riwi ke China; Apa misinya ?”; benar saja – meskipun saya tidak tahu jadwal Presiden Amerika ketika saya menulis tersebut ! – sebulan kemudian (minggu ini) Presiden Amerika bener-bener berkunjung ke China.

Misinya-pun tepat seperti yang saya tulis tersebut, yaitu membujuk pemimpin China agar uang Renminbi China (lebih dikenal dengan Yuan) dijaga pada nilai yang tinggi – atau dengan kata lain agar US$ terus menurun nilai tukarnya terhadap China.

Seperti juga pemimpin-pemimpin Amerika sebelumnya, nampaknya Obama kali inipun harus kecewa atas jawaban China. Para pemimpin China akan lebih memilih mempertahankan lapangan kerja bagi ratusan juta penduduknya sendiri ketimbang membantu sekutunya sekalipun.

Karena Amerika menginginkan nilai tukar mata uangnya rendah untuk kepentingan ekonomi dalam negerinya; China juga berkepentingan yang sama (demikian pula negara-negara lain) – maka yang terjadi adalah banting-bantingan dalam nilai mata uang kertas – dan akhirnya akan terjadi apa yang disebut Exchange Rate Chaos.

Persiapan apa yang bisa Anda lakukan untuk mengadapi Exchange Rate Chaos ini ? Silahkan kunjungi situsnya TV business kenamaan CNBC atau klik disini. Anda akan bisa melihat langsung penjelasan ahlinya tentang masalah ini. Nara sumber dalam acara tersebut adalah Jim Rickards, senior managing director of market intelligence dari Omnis; jadi nara sumber yang competent untuk bidangnya ini.

Apa saran Jim Rickards bagi para investor untuk menghadapi masalah ini ?, jauhi currency trade ( bahasa saya jauhi Dollar dan sejenisnya !) , dan belilah emas (tentu juga Dinar). Alasan dia adalah harga emas tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter, harga emas merupakan hasil dari mekanisme fundamental pasar sesuai hukum permintaan dan penawaran.

Yang menarik dari si Jim Rickards ini adalah analisa berikutnya yang saya terjemahkan langsung dari bahasa dia sebagai berikut : “Sangat sedikit orang yang berpikir bahwa emas adalah uang, bila Anda berpikir bahwa emas adalah uang – maka tingkat harganya akan berkisar antara US$ 4,000 sampai US$ 11,000 per ounce – inilah harga emas yang wajar untuk mengimbangi supply uang”.

Lebih lanjut dia juga mengatakan bahwa pada saat harga emas menginjak US$ 4,000/ounce atau hampir 4 kali dari harga sekarang, maka ini berarti US$ sudah terdevaluasi 75 %-nya. Tanpa berpikir bahwa emas adalah uang saja, menurutnya harga emas untuk tahun depan sudah akan mencapai US$ 2,000/ounce tanpa susah payah (without breaking a sweat).

Jadi harga emas memang tinggi sekarang; tetapi tingginya harga emas sekarang belum apa-apa bila dibandingkan dengan apa yang mungkin akan terjadi seperti analisa ahli market intelligence tersebut diatas.

Meskipun menurut saya sendiri analisa Jim ini agak berlebihan, tetapi bukannya tidak mungkin terjadi – karena per pagi ini saja harga emas internasional berdasarkan data kitco.com telah naik 55% dibandingkan dengan harga setahun yang lalu !. Wa Allahu A’lam.

18 November 2009

Gold Reserve : Mereka Mungkin Tahu Yang Dilakukannya, Sedangkan Kita…?


Saya punya dua ponakan laki-laki yang usianya hampir sebaya 3 dan 4 tahun yang lagi lucu-lucunya. Tidak hanya lucu, anak-anak ini rupanya juga cerdas. Karena selisih umur yang sangat dekat ini, mereka suka sekali berantem berebut mainan.

Rupanya si kecil yang 3 tahun mempunyai kecerdasan yang melebihi usianya; untuk mengelabui kakaknya yang lebih tua – agar tidak merebut mainannya – dengan idenya sendiri si kecil suka berkata “jelek…jelek…jelek…” pada mainan yang lagi dimainkannya dengan asyik. Maka si kakak menduga bahwa mainan tersebut memang jelek dan tidak tertarik untuk merebutnya.

Dari memahami permainan ponakan saya tersebut, saya tersentak dengan data cadangan emas negara-negara besar dunia. Rupanya ‘permainan’ inilah yang dimainkan negara-negara besar Dunia terhadap emas. Mereka melalui jalur IMF, melarang penggunaan emas sebagai referensi mata uang dan bahkan mengawasi perdagangannya secara ketat. Mereka juga rajin ‘mencitrakan’ emas sebagai hal yang buruk.

Saking besar pengaruh mereka ini, sampai-sampai otoritas pasar modal kita pun sempat beberapa tahun lalu ikut-ikutan memojokkan investasi emas dengan membuat citra buruk tentang investasi emas. Dalam iklannya mereka menggambarkan seorang ibu yang serakah dengan tumpukan emas di gelangnya kemudian nyengir memamerkan gigi emasnya pula.

Nampaknya negara-negara besar dunia, sedang mempraktekkan ilmu yang sama dengan yang dimiliki ponakan saya yang 3 tahun tersebut diatas. Mereka senang mengatakan “jelek…jelek…jelek” pada investasi emas. Padahal mereka sendiri asyik mengamankan cadangan kekayaannya dalam bentuk emas.

Lihat grafik diatas buktinya, Ton 10 negara dalam hal cadangan emas mayoritas adalah negara-negara barat yang suka mengkampanyekan bahwa emas adalah hal yang jelek untuk uang maupun untuk investasi. Negara yang sadar bahwa mereka selama ini ‘tertipu’ dengan pencitraan buruk emas – pun segera mengejarnya; hal ini misalnya dilakukan oleh China beberapa tahun terakhir dan India baru-baru ini.

Bukan hanya dari sisi kwantitif yang besar - karena rata-rata mereka memang negara besar, secara persentase terhadap total reserve mereka – cadangan emas mereka juga sangat besar. Amerika mencapai 77%, Perancis mendekati 71 %, Jerman mendekati 70 % , Italy mendekati 67% dan Belanda mendekati 60%. Bila di rata-rata dari top 10 tersebut, maka cadangan emas rata-rata mereka adalah 38.5 % dari total reserve-nya.

Lantas dimana kita dan negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam lainnya ?; meskipun bagian dari syariat kita membutuhkan uang emas (Dinar) misalnya untuk menentukan nishab zakat, hukum potong tangan, uang darah (diyat) dlsb.; tidak satu-pun negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim seperti Indonesia memiliki cadangan emas yang memadai.

Indonesia misalnya; di bank sentral kita – Bank Indonesia – kita hanya memiliki cadangan emas sebesar 2,347,046.31 troy ounce atau sekitar 73 ton per akhir tahun lalu sesuai data BI di laporan tahunan tahun buku 2008. Dengan tingkat harga saat ini US$ 1,140/oz ; maka cadangan emas kita ini hanya bernilai US$ 2.68 Milyar, atau sekitar 4.15% dari cadangan devisa terakhir yang berada pada kisaran 64.5 milyar. Trend cadangan emas kita di BI juga bukannya naik, malah turun.

Setelah seperempat abad bertengger pada posisi di kisaran 96 ton, sekarang tinggal 73 ton atau turun 24 % dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini. Kemana perginya emas kita tersebut ? menurut laporan BI tahun buku 2006, sebagian emas kita tersebut di lego untuk mempercepat pelunasan hutang kita ke IMF !.

Jadi terserah kita sekarang….; ponakan saya yang usia 4 tahun saja, kini tidak mempan lagi dikibuli adiknya yang berkata “jelek…jelek…jelek” pada mainannya; masya kita tetap akan membiarkan pasar emas dunia dikuasai mereka yang sambil memojokkan citra emas, mereka mengumpulkannya dari tangan bangsa-bangsa lain yang lalai mengamankan asset riil-nya. Kalau toh otoritas kita tidak mengamankan asset riil bangsa ini, masya kita sebagai pribadi juga tidak mengamankan asset kita sendiri ?. Wa Allahu A’lam.

12 November 2009

Harga Emas/Dinar Lagi Tinggi, Kapan Kesempatan Untuk Membeli ... ?

Salah satu tulisan saya yang sangat banyak dibaca pengunjung web ini rupanya tulisan saya tentang Musim Membeli Emas yang saya tulis Maret (2009) lalu. Tingginya harga emas dunia dua bulan terakhir – yang sampai pagi ini telah berada di kisaran US$ 1117/oz – meng-confirm pola musiman dalam perkembangan harga emas dunia seperti yang saya uraikan di tulisan tersebut diatas.

Lantas pertanyaan yang sering muncul adalah – kalau kita punya uang/anggaran untuk menabung Dinar/emas di bulan-bulan dimana musim harga emas lagi tinggi seperti sekarang ini; apakah terus kita menunggu sampai akhir Maret nanti untuk membeli emas/Dinar ?.

Jawabannya ada di grafik disamping, yaitu grafik yang menunjukkan tingkat perubahan harga emas/Dinar (dalam Rupiah) selama 10 tahun terakhir – dalam tiga kategori perubahan , yaitu bulanan (kuning), 6 bulanan(hijau) dan tahunan (merah).

Agak njlimet memang, tetapi gampangnya saya contohkan begini : Bila Anda membeli emas atau Dinar pada musim harga tinggi seperti pada bulan November sekarang, berapa peluang Anda untuk rugi dalam 1 bulan kedepan, enam bulan kedepan dan satu tahun kedepan ?.

Berdasarkan statistik 10 tahun terakhir, ternyata peluang Anda rugi sebulan berikutnya hanya 2/10. Yaitu bila Anda membelinya pada bulan November 2001 dan menjualnya di Desember 2001 atau membelinya di November 2006 dan menjualnya di Desember 2006. Peluang harga emas atau Dinar Anda naik satu bulan berikutnya adalah 8/10 sisanya.

Peluang rugi dalam 6 bulan berikutnya ternyata juga sama 2/10 ; yaitu bila Anda membeli pada bulan November 2001 dan menjualnya di April 2002 atau membeli di November 2002 dan menjualnya di April 2003. Peluang harga emas atau Dinar Anda naik 6 bulan berikutnya adalah juga 8/10 sisanya.

Dalam sepuluh tahun terakhir, meskipun Anda beli emas/Dinar pada musim harga emas/Dinar tinggi seperti pada bulan November ini; statistik menunjukkan Anda tidak pernah merugi bila Anda menjualnya satu tahun berikutnya atau lebih.

Apa maknanya ini semua ?; Meskipun Anda tidak memperoleh gain sebesar bila Anda membeli emas/Dinar pada musim harga rendah; membeli emas/Dinar pada musim harga tinggi tetap lebih menguntungkan dibandingkan dengan mempertahankan uang Anda dalam mata uang kertas dan menunggu musim harga emas/Dinar rendah berikutnya.

Ini tidak hanya berlaku terhadap mata uang kertas Rupiah; Anda bisa lihat seandainya Anda punya US$ yang Anda pertahankan setahun terakhir – dibandingkan dengan seandainya US$ tersebut dibelikan emas/Dinar pada bulan November setahun yang lalu – maka yang Anda belikan emas/Dinar kini nilainya 52 % lebih tinggi ketimbang yang disimpan dalam US$. Silahkan lihat buktinya di www.kitco.com pojok kiri atas seperti yang saya copy-kan disamping (posisi pagi ini 12/11/09 WIB, atau posisi sesaat setelah pasar New York tutup 11/11/09 pukul 17:02 NY Time ).

Ini menunjukkan betapa runyamnya US Dollar setahun terakhir , juga mata uang lain yang diukur dengan US$ - tidak ketinggalan pula semua asset yang dinilai dalam US$ seperti asuransi dalam US$ , dana pensiun, dana kesehatan dlsb. Masih mau belain US Dollar Anda…?, saran saya jangan….!. Wa Allahu A’lam.

09 November 2009

Bersiap Menghadapi Phenomena Wealth Transfer ...

Tulisan saya kali ini saya ambilkan dari isi buku berjudul “Guide to Investing in Gold and Silver” karya Michael Maloney yang diterbitkan oleh Business Plus – Hachette Book Group (2008). Buku yang seharusnya sudah bisa kita beli di Indonesia tahun lalu ini, ndak tahu kenapa baru bisa kita jumpai di toko buku asing kenamaan Jakarta sekarang – mungkin karena penerbitnya yang tidak terlalu terkenal sehingga distribusi globalnya lelet.

Penulisnya sendiri adalah tokoh penting dalam dunia emas, perak dan berbagai bisnis metal lainnya. Dia bahkan juga penasihat investasi yang mendorong orang sekaliber Robert Kiyosaki mengalihkan sebagian besar investasinya ke perak. Robert Kiyosaki bahkan memberi pengantar pada buku ini dengan menyebut penulis sebagai orang yang pandai merangkai titik-titik menjadi informasi yang bermakna – sementara orang lain mungkin hanya dapat melihat sebagi titik-titik yang tidak bermakna.

Banyak sekali isi dari buku ini yang mirip dengan buku saya “Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham” (Spriritual Learning Center, 2007); khususnya yang menyangkut pandangan tentang uang dan mengapa uang hanya bisa diperankan secara sempurna oleh emas dan perak. Bahkan di awal tulisannya Michael berusaha meluruskan salah kaprah dalam pemahaman tentang Currency dan Money di masyarakat.

Menurutnya apa yang disebut ‘uang’ oleh masyarakat sekarang sebenarnya hanyalah Currency – yaitu alat tukar yang hanya berlaku sesaat. Currency tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan nilai (store of value) yaitu prasyarat untuk dapat disebut sebagai uang (Money).

Sebaliknya uang yang sesungguhnya atau Money, selain dia dapat digunakan sebagai alat tukar (medium of exchange) ; dia juga berperan sebagai penyimpan nilai (store of value). Jadi Money pasti juga berupa Currency, sedangkan Currency belum tentu berupa Money.

Menurut Michael, hanya emas dan perak-lah yang dapat berperan sebagai Money sejak dahulu sekarang dan masa yang akan datang. Nampaknya pendapat ini Fitrah, karena pendapat serupa sudah dinyatakan oleh Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin sekitar 900 tahun lalu. Kalau Imam Ghazali mendasarkan pendapatnya ini pada pemahaman yang sangat dalam tentang syariah emas dan perak; Michael Maloney mendasarkan pendapatnya pada alasan-alasan ekonomi.

Menurut Michael , berikut adalah alasannya mengapa hanya emas dan perak-lah uang yang sesungguhnya (money) itu :

1. Selama lebih dari 5,000 tahun, hanya emas dan perak yang terbukti sebagai asset yang tidak pernah gagal. Ini karena emas dan perak adalah tangible assets yang secara inherent membawa nilai-nya sendiri.

2. Emas dan perak adalah asset yang bisa sepenuhnya private dan tidak merupakan bagian dari system financial – dia tidak akan terganggu oleh kegagalam system financial manapun.

3. Emas dan perak adalah asset yang tidak merupakan liability pihak lain. Sebaliknya uang kertas, saham, obligasi dlsb. adalah asset yang merupakan liability pihak lain. Uang kertas adalah liability dari negara yang mengeluarkannya, demikian pula saham dan obligasi adalah liability bagi yang mengeluarkannya. Apa jadinya bila yang memiliki liability tersebut gagal memenuhi kewajibannya ?, maka uang kertas, saham, obligasi dlsb. menjadi tidak ada nilainya.

4. Emas dan Perak dapat sepenuhnya dimiliki secara pribadi.

5. Emas dan Perak berfungsi sebagai safe-haven atau jaring pengaman investasi dikala terjadi gejolak ekonomi.

6. Emas dan Perak terbukti aman dikala inflasi tinggi maupun deflasi.

7. Emas dan perak memiliki value density yang tinggi, mudah disimpan dan mudah bergerak dengan nilai yang tinggi.

8. Nilai jual dan beli yang umumnya memiliki spread yang rendah – pemiliknya tidak kehilangan nilai yang berarti ketika melakukan jual beli; beda dengan real estate misalnya yang ongkos transaksinya bisa sangat tinggi oleh berbagai sebab seperti notaris, pajak, legal audit dslb.

9. Karakteristiknya jelas , emas 24 karat yang satu sama nilainya dengan emas 24 karat lainnya meskipun bentuknya berbeda-beda.

10. Emas dan perak secara fisik – adalah uang dengan sendirinya – tanpa perlu pengakuan oleh pihak manapun bahwa dia uang.

Dengan sepuluh alasan tersebut, penulis buku diatas sekarang sibuk meng-edukasi masyarakat dunia akan suatu phenomena besar yang sedang dan akan terus terjadi yang dia sebut sebagai Wealth Transfer atau perpindahan kemakmuran.

Karena hampir seluruh mayoritas masyarakat dunia baik bersifat individu, korporasi maupun negara menyimpan ‘kemakmurannya’ dalam bentuk asset berupa currency, stock, bond dan sejenisnya – yang sejatinya tidak dapat berperan sebagai penyimpan nilai atau store of value; maka asset dari masyrakat dunia tersebut akan dengan mudah menurun atau bahkan hilang sama sekali nilainya.

Lantas kemana nilai-nilai asset tersebut berkurang atau menghilang ?, ke benda lain yang yang bisa menyimpan nilai dengan sempurna tentu saja. Yang paling mudah salah dua-nya ya emas dan perak itu tadi. Ketika uang kertas nilainya turun, pastilah emas dan perak nilainya melonjak. Pada saat itu, dengan emas dan perak yang sedikit saja – Anda akan dapat menguasai berbagai asset lainnya. Disitulah letak Wealth Transfer yang dikatakan oleh Michael Maloney ini.

Phenomena Wealth Transfer ini bisa terjadi secara sangat cepat seperti yang sungguh nyata terjadi di Indonesia tahun 1998, atau secara gradual yang terjadi di seluruh belahan dunia dalam dekade terakhir dan insyaallah masih akan terus terjadi.

Untungnya dengan phenomena ini adalah pilihan sebenarnya ada pada diri kita; kita bisa mempersiapkan diri ketika proses Wealth Transfer ini terjadi – kemakmuran meninggalkan kita atau kemakmuran yang menuju ke kita – kuncinya adalah emas dan perak ada pada siapa saat phenomena tersebut terjadi. Wa Allahu A’lam.

04 November 2009

Supply-Demand Paradox : Kenaikan Harga Emas Dunia Semakin Nyata ...



Banyak temen-temen saya yang berpesan ke saya untuk diberitahu waktunya yang baik untuk membeli Dinar; saya selalu katakan bahwa bila tujuannya untuk spekulasi jangka pendek – maka waktu membeli emas/Dinar bisa selalu salah. Sebaliknya bila orientasinya untuk mengamankan asset jangka panjang, maka membeli kapan-pun bisa selalu benar.

Ini juga tercermin dengan apa yang terjadi di pasar internasional, hari-hari kemarin harga di kisaran US$ 1,060 / oz dikira sudah terlalu tinggi – sehingga orang berharap turun. Tetapi malah yang terjadi sebaliknya, harga terus naik secara significant – sampai menyentuh angka tertinggi US$ 1,089/ oz semalam.

Kenaikan semalam juga bukan dikarenakan oleh melemahnya US$, karena sebaliknya US$ malah menguat beberapa poin. Kenaikan emas semalam disebabkan oleh fenomena pasar emas yang disebut supply-demand paradox.

Intinya begini, bila supply emas bertambah – logikanya harga akan turun pada saat demand yang relatif tetap. Lha tadi malam IMF mengumumkan realisasi penjualan emas-nya yang sudah lama di koar-koarkan. IMF melepas 200 ton ke bank sentral India - dari sekitar 400 ton yang sudah lama direncanakan untuk dijual.

Tambahan 200 ton emas segar dari IMF ini seharusnya menambah supply dan menurunkan harga bukan ?, ternyata yang terjadi malah sebaliknya – dengan diborongnya emas IMF oleh India, pasar mempersepsikan ada kekuatan besar lain selain China dan Rusia yang siap-siap memborong emas dalam jumlah besar – kapan saja emas tersebut ada. Ini juga wujud menurunnya kepercayaan dunia terhadap sistem mata uang kertas – yang dikomandoi oleh US Dollars.

Eksekusi separuh dari rencana pelepasan emas IMF juga disambut baik oleh pasar – dengan naiknya harga emas secara tajam – karena langkah ini akan mengurangi ketidak pastian dalam harga emas dunia yang dapat dipicu oleh tindakan-tindakan IMF terhadap emas yang dimilikinya. Dengan persediaan emas untuk dilepas mereka yang tinggal 200-an ton ; market merasa comfortable – bahwa IMF tidak akan banyak lagi berperan dalam harga emas internasional ini.

Ketidak percayaan terhadap US$ sebagai ukuran atau unit of account, kini juga menjalar di pasar emas dunia. Bila selama ini harga emas dunia selalu dinyatakan dalam US$, kini dipelopori oleh dealer emas besar yang sangat terkenal yaitu Kitco yang berbasis di Canada – pergerakan harga emas dunia secara lebih real-nya sudah bisa diikuti dalam sekeranjang mata uang besar dunia – bukan hanya dalam US$.

Pergerakan harga emas yang real ini oleh Kitco dinamai Kitco Gold Index atau disingkat KGX. Dua grafik yang saya sajikan di tulisan ini saya ambilkan dari situs mereka untuk real time semalam dan untuk setahun terakhir.

Dari dua grafik tersebut diukur dengan KGX, kita bisa lihat emas naik 2.44 % semalam dan 29.71% selama setahun terakhir. Artinya kenaikan harga emas semalam , maupun setahun terakhir sungguh nyata.

Jadi meskipun hari-hari ini Dinar akan kelihatan mahal, masih sangat mungkin lebih mahal lagi beberapa bulan kedepan – tidak ada waktu yang keliru untuk mengamankan hasil jerih payah bertahun-tahun Anda sekarang. Wa Allahu A’lam.

03 November 2009

Cara Mudah Uji Kadar Emas Ala Archimedes ...

Tulisan saya tentang memeriksa keaslian Dinar menggunakan hukum Archimedes dua hari lalu ternyata mengundang banyak sekali peminat. Hal ini mendorong saya untuk menggunakan teori yang sama dalam pengujian kadar emas – yang mudah, murah dan dapat dilakukan oleh masyarakat luas – hanya dengan berbekal timbangan emas digital yang harganya di pasar mulai seratus ribuan.

Karena penggunaan hukum Archimedes ini melibatkan pengetahuan tentang masa jenis dan perhitungan yang agak njlimet, maka untuk mudahnya digunakan oleh masyarakat luas – saya buatkan grafik dan tabelnya. Grafik dan tabel ini saya buat untuk emas dengan dua jenis campuran yaitu emas-perak dan emas-tembaga.

Secara fisik emas yang dicampur dengan perak akan dapat dilihat secara kasat mata berwarna kuning muda; sedangkan emas yang dicampur tembaga akan berwarna kuning kemerahan. Bila Anda ragu akan warnanya, gunakan saja pertengahan antar keduanya.

Yang Anda butuhkan sekarang adalah timbangan emas digital yang minimal bisa menampilkan dua angka di belakang koma, gelas plastik kemasan air mineral (bisa dipotong separuhnya bila emas yang akan Anda uji kecil, atau tempat air apa saja dari plastik yang ringan bila yang akan diuji besar !) dan benang yang kecil tetapi kuat untuk mengikat emas Anda.

Berikut cara pengujian emas Anda dengan menggunakan grafik diatas :

Uji Kadar Karat1. Pertama, timbanglah emas Anda dalam kondisi normal dan catat berat yang tertera di timbangan. (Dalam contoh saya gunakan cincin kuning seberat 9.84 gram; dan cincin ke-merahan seberat 4.66 gram)

2. Kedua taruh plastik yang berisi air yang kira-kira cukup untuk membuat emas Anda melayang didalamnya, tidak menyentuh dasar dan tidak ada bagian emas yang diatas permukaan air.

3. Tara timbangan Anda, sehingga menunjukkan angka nol – dalam posisi air diatas timbangan. (Bila Anda tidak bisa men-tara-nya menjadi nol, catat angka yang tertera di timbangan pada posisi ini – kemudian setelah disiisi emas – dicatat selisihnya).

4. Sekarang ikat emas yang hendak Anda uji dengan benang dan masukkan perlahan-lahan kedalam air dengan memegang benangnya saja – sampai seluruh emas terendam dalam air tetapi tidak menyentuh dasar gelas plastik. Kemudian baca angka yang ditunjukkan oleh timbangan Anda. ( dalam contoh saya tersebut diatas cincin kuning tercatat 0.55 gram, dan cincin kemerahan tercatat 0.33 gram.)

5. Selanjutnya bagi angka di penimbangan no 4 (basah) dengan penimbangan di no 1 (kering) dan nyatakan dalam persentase. (dalam contoh saya diatas, cincin kuning menghasilkan angka 5.58 % dan cincin kemerahan menghasilkan angka 7.08 %).

6. Yang terakhir tarik garis mendatar dari sumbu y pada grafik diatas mulai pada angka-angka persentase hasil perhitungan nomor 5 sampai menyentuh grafik yang sesuai dengan emas yang diuji (emas kuning menggunakan grafik kuning dan emas kemerahan menggunakan grafik merah). Pada titik persentuhan grafik, tarik garis kebawah lurus sampai ke sumbu x – maka itulah kadar karat emas Anda. ( dari grafik yang kedua diatas Anda bisa lihat bahwa cincin kuning saya berkadar 21 karat dan cincin merah hanya berkadar 12 karat).

Untuk cross check hasil uji Anda dengan menggunakan grafik, kini gunakan tabel disamping sebagai alat uji kedua. Prosedurnya sebagai berikut :

Tabel Massa Jenis1. Lakukan lima langkah pertama yang sama seperti pada uji yang pertama (butir 1 sampai dengan 5); kalau sudah dilakukan di tahap pertama tersebut diatas ya tidak usah diulang !.

2. Kemudian hasil persentase-nya cocokkan dengan table disamping, gunakan kolom yang sesuai perkiraan campuran emas Anda (kasat mata dari warna). (untuk cincin emas kuning saya, maka kolom % emas – perak yang saya gunakan, angka 5.58 tidak ada di kolom ini tetapi berada diantara angka 5.38 dan angka 5.60 jadinya cincin kuning saya berkadar 21 karat lebih tetapi tidak mencapai 22 karat ! ; untuk cincin kemerahan saya menggunakan kolom % emas – tembaga; Ada angka yang pas yaitu 7.08 ; kita tarik ke kolom karat akan ketemu pas 12 karat !).

Meskipun cara pengujian ini mudah dan cukup akurat; hendaknya pengujian ini hanya digunakan untuk kepentingan sendiri. Untuk kepentingan komersial, saya lebih menganjurkan penggunaan alat-alat uji canggih seperti X-Ray Spectrometer seperti yang ada di GeraiDinar atau berbagai alat uji canggih lainnya seperti yang dimiliki oleh Logam Mulia – PT. Aneka Tambang.

Pengujian dengan teknis yang saya uraikan diatas juga tidak akan bisa menguji dengan baik apabila emas Anda bukan emas padat – yaitu bolong ditengahnya.

Masing-masing pengujian selalu ada kelemahan dan kekurangannya ( alat uji yang canggih kelemahan mendasarnya adalah harganya yang muahal !); namun diantara sekian banyak cara pengujian, cara inilah yang menurut saya paling memungkinkan untuk dilakukan oleh masyarakat awam secara luas.

Semoga bermanfaat….!

02 November 2009

Tes Keaslian Dinar Yang Mudah dan Murah ...

Sejak saya mulai aktif memperkenalkan Dinar ,tidak hentinya terus memikirkan bagaimana kita bisa terus menyebar luaskan Dinar ini dengan aman dan mudah ke masyarakat luas. Salah satu yang sangat penting dijaga keamanannya adalah keaslian Dinar itu sendiri yang harus memenuhi standar 22 karat 4.25 gram.

Awal tahun 2008 saya pernah mencoba mengembangkan gelas ukur sederhana untuk tes keaslian Dinar menggunakan prinsip hukum Archimedes. Namun alat yang sederhana ini ternyata tidak mudah untuk memproduksinya – karena kendala teknis pada prinsip kerja pipa kapiler.

Kemudian untuk mempercepat kemampuan tes Dinar secara akurat, kita akhirnya membeli alat X-Ray Spectrometer yang mirip dengan salah satu alat tes yang digunakan oleh Logam Mulia. Alat ini dapat mengukur keaslian Dinar dengan sangat cepat dan akurat; namun karena harganya yang mencapai ratusan juta Rupiah per unitnya – kita tidak bisa membelinya dalam jumlah banyak untuk bisa digunakan di kota-kota lain dimana agen kami berada.

Alhamdulillah melalui serangkaian percobaan sederhana akhirnya kita bisa membuat sendiri alat tes keaslian Dinar yang mudah, murah dan relatif akurat. Satu-satunya yang perlu Anda beli hanya timbangan emas digital yang minimum bisa mengukur sampai dua digit dibelakang koma. Banyak tersedia di pasaran dan harganya hanya beberapa ratus ribu Rupiah saja, meskipun juga ada yang harganya mencapai satu Dinar ! – tetapi tetap jauh lebih murah dari X-Ray Spectrometer tersebut diatas.

Kemudian Anda perlu membuat alat sederhana untuk menaruh air, yang nantinya digunakan untuk timbangan basah Dinar. Dari sekian banyak alat/ barang disekitar kita, yang paling cocok karena ringannya adalah bekas gelas kemasan air minum mineral. Anda potong ditengahnya dan gunakan yang dibawah saja. Anda isi air sekarang potongan gelas tersebut hingga mencapai kurang lebih 80% terisi – supaya nanti cukup untuk mengambangkan Dinar didalam air..

Taruh sekarang potongan gelas yang sudah diisi air tersebut diatas timbangan, maka timbangan akan menunjukkan berat tertentu tergantung sejauh mana Anda mengisi airnya tadi – misalnya muncul angka 70.55 gram. Baca manual timbangan Anda untuk men-tara menjadi nol pada posisi plastik berisi air berada di tempat penimbangannya tersebut.

Setelah itu ikat Dinar Anda dengan benang yang seringan mungkin namun bisa mengikat Dinar secara kuat. Masukkan pelan-pelan Dinar Anda kedalam air dengan memegang benang ikatan sedemikian rupa sampai Dinar benar-benar melayang di dalam air. Tidak menyentuh dasar, namun juga tidak ada bagian Dinar yang muncul diatas permukaan air.

Sekarang lihat angka di timbangan emas digital Anda. Bila angka menujukkan kisaran 0.22 gram sampai 0.23 gram ; maka kemungkinan besarnya Dinar Anda asli memenuhi standar 4.25 gram 22 karat. Kalau Anda tidak bisa men-tara timbangan Anda, maka Angka yang muncul tinggal ditambahkan dari angka sebelum Dinar dimasukkan didalam air. Misalnya kalau angka sebelumnya 70.55 gram; setelah Dinar melayang didalam air akan menjadi 70.77 gram – 70.78 gram.

Bagaimana alat ini bekerja ?. Massa Jenis emas adalah 19.32 gr/cm3 ; sedangkan perak 10.49 gr/cm3. Dinar adalah benda padat dengan komposisi 91.7% (22 karat) emas dan sisanya 8.3% perak. Dengan perhitungan yang agak teknis dikit – tetapi mudah menggunakan excel atau kalkulator – kita akan bisa menghitung berat Dinar yang 4.25 gram dengan komposisi tersebut haruslah memiliki volume 0.2287 cm3.

Ketika Dinar dimasukkan dalam air, Dengan hukum Archimedes kita tahu volume air yang dipindahkan adalah 0.2287 cm3. Karena Massa Jenis air mendekati satu –berat air yang dipindahkan tersebut adalah juga 0.2287 gram. Kalau timbangan digital Anda hanya sampai 2 digit dibelakang koma, kemungkinan angka yang muncul adalah 0.22 gram atau 0.23 gram.

Mudah bukan ?, selamat mencoba…

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.