Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

30 November 2012

Kisah Uang Pensiun Yang Tidak Segera Habis…

Cerita ini saya adopsi dari pengalaman salah satu nasabah Gerai Dinar. Tahun 2008 ketika dia berusia 65 tahun sudah merasa sangat lelah dengan pekerjaannya, dia ingin istirahat tidak lagi bekerja namun juga tidak ingin menjadi beban orang lain. Pada saat yang bersamaan dia ingin tabungannya mampu melawan inflasi sehingga dapat menopang kebutuhan hidupnya sampai akhir hayat. Yang dia lakukan ini bisa menjadi contoh bagi para pensiunan lainnya.

Pada pertengahan Oktober 2008 ketika harga Dinar berada di Rp 1,197,000 dia mengkonversi sebagian tabungan dan dana pensiunnya menjadi 1,000 Dinar atau setara Rp 1,197,000,000 saat itu. Sebagian yang lain dia pertahankan dalam Rupiah dan Dollar karena akan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan jangka pendek lainnya.

Uang tabungan dan dana pensiun yang tidak dikonversikan ke Dinar habis untuk mencukupi kebutuhannya selama tiga tahun kemudian yaitu sampai September 2011. Selama tiga tahun tersebut  Dinar belum digunakan tetapi juga hanya bertambah sedikit saja yaitu menjadi 1,010 Dinar, bila dikonversikan menjadi Rupiah pada September 2011 Dinar tersebut telah menjadi Rp 2,248,000,000,- atau mengalami kenaikan sekitar 88% dalam tiga tahun.

Untuk mempertahankan standar kehidupannya, beliau ini kemudian sejak Oktober 2011 menjual 10 Dinar per bulan untuk membiayai kehidupan sehari-harinya. Berikut adalah analisa pembandingnya seandainya pada Oktober 2008 tersebut beliau memutuskan untuk semua uangnya di deposito-kan (tidak membeli 1000 Dinar).

Dengan tingkat bagi hasil rata-rata deposito 6 % per tahun, bila dibelanjakan dengan standar kwalitas kehidupan yang tetap – setara 10 Dinar per bulan, maka tabungan beliau bila ditaruh di deposito akan habis pada bulan April 2016 atau ketika beliau baru berusia sekitar 73 tahun.

Dengan Dinar yang mampu melawan inflasi, tabungan Dinar beliau insyaallah akan cukup mempertahankan kwalitas kehidupan dengan 10 Dinar per bulan sampai bulan Februari 2020 atau sampai usia beliau 77 tahun. Dengan dana pensiun berbasis Dinar ini beliau tidak perlu mencemaskan efek inflasi karena hasil penjualan 10 Dinar tersebut akan menyesuaikan atau bahkan mengungguli angka inflasi.

Bila trend kenaikan harga Dinar tahun-tahun mendatang mengikuti trend kenaikan yang sama di kisaran 1.5 % per bulan selama 4 tahun terakhir, nilai 10 Dinar per bulan yang sekarang sekitar  Rp 22,000,000 akan  menjadi skitar Rp 85,000,000 pada saat dana pensiun tersebut habis di bulan Februari 2020.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah dana pensiun yang tidak segera habis tersebut. Pertama dengan pengelolaan berbasis Dinar yang kebal inflasi bahkan mampu mengunggulinya, para pensiunan akan mampu menjaga kwalitas kehidupannya untuk waktu yang lebih lama – ketimbang dana pensiun yang hanya di depositokan.

Kedua, meskipun dalam Dinarnya tetap - para pensiunan bisa menaikkan uang pensiunnya (dalam Rupiah) secara otomatis melawan inflasi. Pensiun dengan 10 Dinar per bulan  (Rp 22,000,000) sekarang cukup – delapan tahun lagi 10 Dinar per bulan (Rp 85,000,000) insyaAllah juga tetap cukup. Itulah yang saya sebut uang pensiun yang tidak segera habis itu ! InsyaAllah.

21 November 2012

Love and Fear Di Pasar Emas...

Ada dua faktor penggerak utama di pasar emas dunia saat ini yang disebut love yaitu faktor cinta dan yang satu lagi fear yaitu faktor takut. Faktor cinta utamanya terwakili oleh demand dari dua negara besar yang rakyatnya menggandrungi emas yaitu China dan India. Sedangkan faktor takut utamanya datang dari dunia investasi.

Berdasarkan data dari World Gold Council terbaru, faktor cinta secara umum ter-representasi-kan dengan kebutuhan emas untuk perhiasan, emas lantakan dan koin atau kebutuhan emas fisik. Pada quarter lalu jumlahnya di seluruh dunia mencapai 742.8 ton atau sekitar 68% dari seluruh demand emas dunia. Dari jumlah ini 55 % sendiri datangnya dari dua negera tersebut di atas yaitu China dan India.

Faktor fear umumnya datang dari dunia investasi yang membeli emas dalam bentuk ETF (Exchange –Traded Fund) dan sejenisnya. Memang ada yang membeli emas secara fisik juga karena didorong rasa takut, tetapi di dunia investasi global yang lebih banyak berperan adalah perdagangan emas dalam bentuk paper gold seperti ETF dan sejenisnya. Jumlahnya pada quarter lalu mencapai 136 ton atau 12.5 % dari demand emas dunia.

Source : World Gold Council

Meskipun jumlahnya hanya 12.5 % dari demand, faktor takut ini sangat mudah menyebar dan mudah sekali mempengaruhi harga emas dunia. Apa yang mereka takutkan sehingga mereka membeli investasi dalam bentuk emas ?, mereka takut terhadap uang kertas yang jatuh nilainya, takut dengan resesi, takut dengan fiscal cliff, takut dengan ulah Ben Bernanke yang getol mencetak uang dari awang-awang dlsb.

Sebaliknya faktor cinta karena bersifat budaya umumnya di China dan India yang rame-rame membeli emas pada perayaan tertentu, budaya ini tidak mudah menyebar. Jadi meskipun kebutuhannya sangat besar – dari dua negara ini saja membutuhkan 55% dari 68% demand atau  37 % dari demand emas dunia, dampaknya terhadap pergerakan harga tidak immediate – tidak se-fluktuatif  faktor takut yang di drive oleh dunia investasi.

Karena faktor cinta dan faktor takut bekerja pada situasi ekonomi yang berbeda – maka secara umum interaksi keduanya membuat harga emas dunia relative stabil terhadap harga barang-barang lain kebutuhan manusia. Faktor cinta bekerja pada saat ekonomi baik, penghasilan masyarakat baik – mereka memiliki uang lebih untuk dibelikan emas.

Faktor takut bekerja sebaliknya yaitu pada saat situasi ekonomi memburuk, orang takut kehilangan daya beli uang simpanannya sehingga berupaya mengamankan uangnya dalam bentuk emas atau investasi yang terkait dengan emas, ETF dlsb.

Walhasil dengan adanya dua faktor love and fear tersebut di atas, selalu ada waktu yang tepat untuk membeli emas – yaitu ketika Anda ada uang lebih dan tidak segera digunakan, emas-lah salah satu solusi yang paling aman itu. Wa Allahu A’lam.

12 November 2012

Bukti Bahwa Uang Kertas Itu Memiskinkan Dunia…

Konon ada kekuatan di dunia ini yang menghendaki mayoritas umat manusia itu harus miskin dan membiarkan segelintir orang saja yang bisa kaya, maka kekuatan itu telah berhasil mengimplementasikan strateginya dengan sangat baik dalam setengah abad terakhir. Strategi yang digunakan tersebut adalah – apa yang sangat digemari umumnya manusia, yaitu uang kertas ! berikut buktinya.

Untuk bisa memahami apakah manusia didunia tambah makmur atau tambah miskin, pertama kita harus menyepakati dahulu tolok ukurnya. Bila tolok ukurnya yang digunakan adalah uang kertas – yaitu yang digunakan di dunia saat ini, maka betul seolah telah terjadi lompatan kemakmuran di dunia.

GDP per capita masyarakat di dunia telah melonjak dari US$ 2,756 tahun 1950, menjadi US$ 11,071 tahun 2011 lalu. Ini rata-rata dunia, rata-rata Indonesia masih kurang dari 1/3 rata-rata dunia atau di kisaran US$ 3,250 tahun 2011. Fokus tulisan kali ini adalah masyarakat dunia karena untuk masyarakat Indonesia sudah saya buat tulisannya melalui tulisan tanggal 31/10/2012 dengan judul “Arti Kemamuran di System Dajjal”.

Masalahnya adalah ketika tahun 1950 rata-rata orang di dunia bisa membeli 581 ekor kambing dari pendapatan per tahunnya, kemudian tahun 2011 hanya mampu membeli kurang dari 1/10-nya yaitu hanya mampu membeli  52 ekor kambing dari pendapatan per tahunnya – apa bisa dikatakan mereka tambah makmur ? tentu tidak, malah yang sebaliknya yang terjadi – rata-rata mereka bertambah miskin !.

Penglihatan itu semakin jelas manakala kita sandingkan antara kacamata Dollar dengan kacamata Dinar – saya gunakan Dinar karena harga emas datanya tersedia selama dua abad terakhir, sedangkan harga kambing kurang lebih mengikuti harga emas ini selama lebih dari 1400-tahun.

Saya selalu ingin menyandingkan Dinar dengan kambing ini, supaya orang tidak berargumen bahwa telah terjadi bubble yang tidak wajar di harga emas. 1 Dinar tetap hanya cukup untuk membeli seekor kambing besar, tidak cukup untuk membeli sapi atau unta. Dia juga tidak turun sehingga hanya cukup untuk membeli sate, membeli ayam atau telur – sebagaimana yang terjadi pada uang kertas.

Sekarang perhatikan pada grafik disamping yang menggambarkan bagaimana kinerja pendapatan penduduk dunia sejak tahun 1950. Saya tarik ke tahun 1950 supaya Anda bisa melihat – bahwa pasca Perang Dunia II sampai tahun 1970 memang terjadi peningkatan kemakmuran di dunia – baik dari kacamata Dollar maupun kacamata Dinar.

Tetapi mulai tahun 1971 ketika Amerika mulai mengingkari perjanjian yang dipimpinnya sendiri – perjanjian Breton Woods , dimana semua uang yang kertas seharusnya dikaitkan dengan emas tetapi mulai tahun 1971 uang kertas tidak lagi dikaitkan dengan emas – maka sejak saat itu pulalah kacamata dunia menjadi bias manakala melihat kemakmuran.

Dan siapa yang sengaja membiaskan penglihatan manusia di dunia ini ? bersyukurlah kita semua yang mendapatkan petunjuk langsung dari uswatun hasanah kita Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melalui sabdanya :Maukah aku beritahukan kepada kalian suatu hal mengenai dajjal ? suatu yang belum pernah dikabarkan oleh seorang nabipun kepada kaumnya : Sesungguhnya dajjal itu buta sebelah matanya, ia datang dengan sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dikatakannya surga berarti itu adalah neraka. Dan sungguh aku memperingatkannya atas kalian sebagaimana Nabi Nuh mengingatkannya atas kaumnya” (HR. Muslim)

Dan siapakah dajjal itu ?, dijawab pula melalui hadits beliau lainnya : “…bahwa ia (dajjal) itu adalah Yahudi…” (HR Muslim).

Dunia yang mengira bahwa selama ini telah teradi pertumbuhan ekonomi – karena diukur dalam US$, ternyata tidak mampu meningkatkan kemakmuran penduduknya kecuali terhadap sedikit orang yang memang dimungkinkan dalam system yang mereka buat.

Bila grafik sebelumnya memperlihatkan pendapatan per capita penduduknya, grafik disamping memperlihatkan Gross World Product yang mencerminkan tingkat pertumbuhan ekonomi dunia, dunia mengira tumbuh padahal susut – lha memang itulah yang dikehendaki dajjal !.

Belajar dari sudut pandang ini, maka dibidang apapun, bukan hanya dari urusan ekonomi, tetapi juga dalam urusan pendidikan, budaya, politik, system hidup, peradaban dst – umat ini memang harus mengembangkan tolok ukurnya sendiri. Jangan terkecoh tolok ukur dajjal yang seolah mengajak penduduk dunia ke surga kemakmuran padalah sesungguhnya mereka telah menjerumuskan penduduk dunia ke neraka kemiskinan.

Kita diajari untuk berlindung dari dajjal, maka selain menghafal sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi – kita juga harus bisa memahaminya dan mengimplementasikannya dalam bentuk perlindungan dari segala system yang mereka paksakan di dunia ini. InsyaAllah kita bisa, insyaAllah !.

06 November 2012

Pemilihan Presiden Amerika dan Harga Emas…

Dunia akan memusatkan perhatian pada hasil pemilu presiden Amerika yang dijadwalkan akan mulai bisa diketahui besuk 6/11/2012 waktu setempat atau esok pagi waktu kita. Hasil pemilu ini menarik perhatian begitu banyak pihak, termasuk para pemain perdagangan emas dunia – karena pengaruhnya memang bisa significant. Seperti apa harga emas pasca pemilu presiden AS tersebut ? berikut kira-kira scenario-nya.

Pemilu kali ini akan ketat dan bahkan mungkin tidak segera bisa diketahui hasilnya. Bila terjadi saling claim kemenangan seperti yang pernah terjadi dalam persaingan antara George W Bush vs Al-Gore tahun 2000, maka dampak langsungnya akan buruk bagi ekonomi Amerika – buruk bagi Dollar – dan harga emas bisa terkatrol naik.

Bila Obama menang, tidak akan banyak perubahan terjadi. Ben Bernanke tetap akan menjabat sebagai Chairman of the Fed, kebijakan Quantitative Easing akan terus berlanjut – harga emas akan naik turun sejalan dengan hasil pertemuan FOMC yang berlangsung sekitar 8 kali dalam setahun.

Hasil FOMC ini biasanya juga sejalan dengan perkembangan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dlsb. Ketika ekonomi membaik, lapangan kerja tumbuh melebihi harapan – maka Quantitative Easing yang sudah dijadwalkan bulanan sekitar US$ 40 milyar – bisa saja tidak di realisir. Bila ini terjadi maka harga emas akan turun.

Bila Mitt Romney yang menang, kemungkinan besar dia akan mengganti Chairman of the Fed dari Ben Bernanke dengan orangnya sendiri. Pasar akan berpersepsi bahwa akan ada perubahan besar dalam kebijakan moneter AS. Quantitative Easing bisa tidak dilanjutkan. Persepsi ini saja akan bisa membawa pada kejatuhan harga emas dalam waktu dekat. Harga emas yang sudah rendah kini, bisa terus menurun dalam satu sampai dua bulan kedepan – bila Mitt Romney yang menang.

Dalam jangka yang sedikit lebih panjang, siapapun yang dipasang Mitt Romney untuk menggantikan Ben Bernanke sebagai Chairman of the Fed – kemungkinannya akan tetap mencetak uang dari awang-awang meskipun namanya bisa berbeda dari Quantitative Easing. Lebih-lebih sejak kampanye Mitt Romney sudah keburu nge-cap China sebagai melakukan currency manipulator, dia pasti melawannya dengan cara yang kurang lebih sama – yaitu menurunkan daya beli Dollar agar bisa bersaing dengan China.

Setelah dua bulan berlalu atau tepatnya akhir 2012 sampai awal 2013, siapapun yang menang akan menghadapi masalah yang sama – dilemma yang luar biasa berat yang oleh Ben Bernanke sendiri disebutnya sebagai Fiscal Cliff  atau Jurang Fiskal.

Fiscal Cliff yang akan terjadi pada akhir tahun 2012/awal 2013 tersebut adalah karena saat itu akan berakhir undang-undang insentif pajak (Tax Relief), re-otorisasi jaminan terhadap pengangguran (Unemployment Insurance Reauthorization), undang-undang penciptaan lapangan kerja 2010 (Job Creation Act 2010) dan undang-undang penurunan anggaran (Budget Control Act 2010).

Bila sejumlah undang-undang tersebut berakhir dengan sendirinya, maka akan terjadi kondisi dimana belanja masyarakat menurun ditengah meningkatnya pajak. Para analis memperkirakan akan terjadi konstraksi ekonomi Amerika antara US$ 400 Milyar sampai US$ 600 Milyar. Dampak Fiscal Cliff ini adalah menurunnya pertumbuhan ekonomi AS bahkan bisa kearah depresi, nilai US$ akan terseret jatuh dan harga emas dalam US$ akan melonjak.

Diperkirakan akan terjadi negosiasi yang alot antara pemerintah Amerika saat itu – siapapun presidennya dengan congress. Lebih-lebih negosiasi itu harus dilakukan hanya selang kurang dari dua bulan setelah pemilu. Trauma kekalahan dalam pemilu (siapapun yang kalah) akan berpengaruh pada proses negosiasi. Selama negosiasi ini harga emas akan cenderung naik.

Bila negosiasi ketemu, seluruh undang-undang tersebut sebagian atau keseluruhannya bisa diperpanjang – maka Fiscal Cliff tidak terjadi. Lantas dengan apa pemerintah AS akan membiayai pertumbuhan ekonominya ?.

Mungkin namanya bisa saja  berbeda dengan Quantitative Easing, tetapi intinya sama yaitu mencetak uang dari awang-awang. Dampak dari inipun adalah penurunan daya beli Dollar dan berarti harga emas juga naik.

Jadi bila di awal pekan ini harga emas sudah jatuh, kemungkin berlanjut sampai bulan depan – maka ini akan menjadi kesempatan baik bagi yang ingin mengamankan aset-nya sebelum Fiscal Cliff terjadi di AS yang akan menyeret seluruh ekonomi dunia dalam pusaran krisisnya, atau bila Fiscal Cliff bisa dihindari mereka akan terus melanggengkan rezim penurunan daya beli uang mereka dengan Quantitative Easing atau apapun namanya. Wa Allahu A’lam.

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.