Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

06 Agustus 2009

Bersiap Menghadapi Fenomena Angsa Hitam ...

Kejadiannya bermula pada tanggal 23 Desember 1913, ketika warga Amerika tengah liburan bersama keluarganya – termasuk sebagian besar anggota congress, segelintir elit di congress menyetujui dan mengesahkan Federal Reserve Act. Dengan Act ini, uang yang tadinya harus di back-up dengan emas atau perak dan hanya boleh di keluarkan oleh US Treasury, kini menjadi dikeluarkan oleh sekelompok 12 bank swasta yang disebut Federal Reserve – meskipun mereka bukan Federal dan tidak memiliki Reserve – sekedar nama untuk mengelabui masyarakat Amerika dan Dunia.

Untuk pekerjaan mengeluarkan dan mengatur peredaran uang ini, Federal Reserve dibayar dengan apa yang disebut seigniorage – selisih antara biaya cetak dengan nilai nominal uang. Ironinya Federal Reserve tidak mau menerima pembayaran ini dalam bentuk uang kertas yang dikeluarkannya sendiri – karena mereka tahu uang yang dikeluarkannya tersebut sebenarnya tidak bernilai. Mereka hanya mau menerima pembayaran dalam bentuk Gold Certificate, yang bisa ditukar dengan satu benda saja yaitu Emas !.

Agar tidak menyolok mata, maka pembayaran ini dicicil dengan 1 % cadangan emas negeri itu per tahun. Nampaknya kecil – hanya 1 % ; tetapi ini berarti kemampuan negeri itu untuk membayar emas ke Federal Reserve hanya bisa bertahan selama 100 tahun saja. Artinya sesudah itu pemerintah Amerika akan kehabisan cadangan emasnya , tidak ada lagi yang dipakai untuk membayar Federal Reserve - maka akan berakhirlah system financial dunia ala Federal Reserve ini. Seratus tahun tahun sejak Desember 1913 adalah Desember 2012, yang konon bertepatan dengan ramalan bangsa Maya – bahwa tahun 2012 adalah waktu berakhirnya kehidupan di bumi.

Kita tidak percayai ramalan bangsa Maya ini tentu saja; tetapi kita percaya sepenuhnya janji yang disampaikan di Al-Qur’an bahwa Allah memusnahkan riba (QS 2 : 276). Maka bisa jadi system finansial ribawi di seluruh dunia yang dikomandoi IMF dan Amerika dengan Federal Reserve-nya memang akan segera berakhir.

Sebelum system finansial ribawi ini berakhir, tentu akan didahului oleh goncangan demi goncangan atau kejadian-kejadian yang sangat luar biasa di dunia finansial. Maka tidak kurang dari pelaku industri keuangan terkemuka Morgan Stanley, memprediksi hal ini dengan hasil risetnya yang beberapa waktu lalu diterbitkan sebagian di Financial Times. Berikut kesimpulan mereka :

Setelah para pengambil keputusan di seluruh dunia membanjiri ekonomi mereka dengan berbagai stimulus moneter dan fiskal, secara konvensional maupun non-konvensional, kami berpikir akan cukup bernilai untuk mulai meng-eksplorasi – munculnya angsa hitam (black swan event) berupa inflasi yang sangat tinggi atau hyperinflation. Meskipun kita tidak menghendaki kejadian ini bener-bener terjadi, namun risiko hiperinflasi kini menurut pandangan kami sudah tidak bisa diabaikan lagi”.

Teori Angsa Hitam (Black Swan Theory) ini diambil dari buku The Black Swan karya Nassim Nicholas Taleb yang mendasarkan bahwa umumnya angsa berwarna putih, jadi kalau ada angsa berwarna hitam – maka ini adalah kejadian yang luar biasa. Kejadian-kejadian besar dunia positif maupun negatif seperti perang Dunia I, diperkenalkannya komputer, diperkenalkannya internet – semua bisa dijelaskan dengan Teori Angsa Hitam ini.

Munculnya angsa hitam ini apakah berdampak positif ataun negatif terhadap diri kita , tergantung dari sudut pandang dalam melihat suatu peristiwa. Angsa hitam atau hal yang luar biasa bagi seseorang, bisa jadi angsa putih atau hal yang biasa bagi orang lain.

Di dunia keuangan, hanya Dinar yang bisa merepresentasikan angsa putih – tetap putih sepanjang zaman karena nilai atau daya belinya tidak pernah terguncang – lebih dari 1400 tahun tetap setara dengan satu ekor kambing. Sebaliknya untuk orang seusia saya saja, telah menemui setidaknya dua angsa yang bener-bener hitam dalam keuangan – yaitu peristiwa sanering 1965/1966 dan krisis 1997/1998.

Jadi kita sebenarnya bisa mengubah angsa hitam menjadi angsa putih; krisis setahun terakhir misalnya – tidak lagi menjadi angsa hitam bagi para pengguna Dinar – maka insyaallah kita siap untuk menghadapi munculnya Angsa Hitam-Angsa Hitam kedepan. Insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.