Emas digerakkan global needs vs supplies, termasuk di dalamnya
belanja perorangan, industri dan juga bank sentral. Bank sentral ini
‘jarang-jarang’ bertransaksi tapi volume dalam satu kali transaksi bisa
ratusan ton! Mulai tahun 1990 bank sentral sibuk melakukan penjualan
cadangan emasnya lalu berbalik arah mulai tahun 2008 ketika krisis
pertama melanda Amerika, mereka mulai mengoleksi kembali cadangan emas,
padahal saat itu harga emas sangat tinggi. Analis memperkirakan bahwa di
tahun-tahun mendatang bank sentral akan terus mengkonsumsi emas untuk
cadangan devisanya, sebagai bentuk kekhawatiran atas kondisi Amerika
yang bisa jadi terjebak di resesi ekonomi ke-2 dan Eropa yang belum
terlihat akan pulih. Di situasi ini, kita ingat bahwa “Gold is the
anti-currency” – dimana ekonomi melemah dan ditandai mata uang yang
makin tak terpercaya, emas makin jadi tempat pelarian.
Fiscal Cliff
Sebetulnya, apa yang terjadi adalah analis emas saat ini tak terlalu
memberi perhatian atas apa yang terjadi di Amerika sana. Termasuk di
dalamnya Fiscal Cliff. Bahkan jika seandainya deal untuk mengatasi
jurang fiskal ini terjadi, maka driver harga emas makin ‘ke timur’ yaitu
Cina dan India, dan (hopefully) Indonesia. Pada tahun 2002, Cina dan
India mengkonsumsi emas dunia total 25 %, akan tetapi pada 2012 naik
menjadi 47 % dan mereka menjadi dual-majority saat ini. Di waktu yang
sama, Amerika menurun dari 25 % share konsumsi emas dunia menjadi hanya
12 % saat sekarang.
Emas ke depan “Would be not so US-centric” (Bloomberg) kendati
dataran harga emas baru akan juga menunggu inisiatif ekonomi di Eropa
dan AS. Maknanya juga bahwa kita harus lebih melihat apa yang terjadi di
Mesir, Cina, India dan Turki yang makin menguat sebagai pengendali
ekonomi kawasan. Semua negara ini ‘sehat’ secara ekonomi, dan negara
sehat mengkonsumsi emas lebih banyak untuk keseimbangan cadangan
devisanya.
Saya
pernah menyebut pada bulan November 2012 bahwa jika pada akhir 2012 emas menyentuh US$1750/toz maka ia
bisa melesat lebih cepat tak terkendali di awal 2013. Tapi itu tak
terjadi kemarin. Sehingga sampai dengan kuartal 1 2013 masih sangat
rawan volatilitas. Dan ini benar-benar terjadi 3 pekan pertama 2013
dimana gerakan harga naik dan turun dalam mencapai 0,2% dalam satu hari.
Lalu kemana harga emas di 2013? Bloomberg menyebut USD1900 dan
Reuters menyebut USD2200. Dengan kondisi Rupiah maksimal Rp10.000 per
US$ ini akan mendorong harga emas menjadi 650.000 – 800.000 per gram.
Pierre Lasonde (seorang analis emas) menyebut angka dalam jangka
panjang, 10 tahun, akan menjadi USD13.000/toz. Angka paling moderat
adalah kenaikan 8-12% selama 2013.
Oleh : Endy J Kurniawan
Pergerakan Harga Dinar 24 Jam
Dinar dan Dirham
17 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Disclaimer
Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.
harga emas terkini
BalasHapus