Segera
setelah pasar berfikir logis, bahwa secara fundamental problem ekonomi
Amerika belum banyak berubah – bahwa segudang masalah masih menghadang
di depan mata, maka pasar emas-pun kembali ke harga yang menurut saya
wajar.
Tiga
masalah utama yang dihadapi pemerintah Amerika saat ini adalah rencana
pemotongan belanja dalam jangka panjang, peningkatan pendapatan dan
kesepakatan batas atas
pinjaman. Untuk mengatasi masalah yang terakhir misalnya , yaitu proses
negosiasi batas atas pinjaman negeri itu yang dilakukan di musim panas
tahun 2011 lalu – telah mendorong harga emas naik ke angka tertingginya
sepanjang sejarah – sempat menyentuh angka US$ 1,900/ozt di awal
September 2011.
Batas
atas pinjaman yang kini dipatok pada angka US$ 16.4 trilyun itu telah
habis lagi terpakai sampai akhir 2012 lalu. Saat ini pemerintah negeri
itu sedang berusaha dengan berbagai cara untuk mengatasi masalah hutang
yang sudah mentog ini, tetapi kemungkinan hanya akan bertahan dua bulan sampai akhir bulan depan.
Negosiasi
yang alot akan kembali terjadi mulai dalam beberapa pekan kedepan dan
pasar berharap-harap cemas akan apa yang kemungkinan terjadi. Lembaga
pemeringkat Moody’s Investor Services bahkan sudah mengeluarkan warning bahwa ada kemungkinan mereka menurunkan rating pinjaman negeri itu bila masalah kesepakatan penurunan defisit tidak tercapai.
Dengan
berbagai isu tersebut di atas, memang dalam jangka pendek harga emas
dunia mudah bergejolak dari satu ekstrem ke ekstrem yang lain. Namun
setelah mengamati pergerakan harga emas ini dalam lima tahun terakhir,
saya menjadi semakin yakin bahwa emas itulah uang yang sesungguhnya. Dia
bisa naik tinggi tetapi tidak terlalu tinggi, atau turun rendah tetapi
juga tidak terlalu rendah.
Mengapa
demikian ?, atas kuasa Allah kepemilikan emas itu relatif menyebar ke
seluruh pelosok dunia. Amerika-pun yang berusaha menguasai emas dunia
sejak lebih dari setengah abad terakhir, penguasaan mereka hingga kini
tidak lebih dari 5% dari emas dunia. Kepemilikan yang menyebar ini
membuat tidak ada satu pihak-pun yang terlalu dominan di pasar.
Walhasil pasar emas dunia merupakan pasar yang paling mendekati pasar sempurna dalam mekanisme
pembentukan harganya. Ketika sentimen orang beli meningkat, stok
relative tetap – maka harga melonjak. Ketika sudah cukup tinggi, pemilik
stok merasa waktunya melepas stoknya – meningkatkan jumlah supply yang available untuk dijual – harga kembali turun, begitu pula sebaliknya.
Karena mekanisme pembentukan harga yang
terjaga mendekati pasar sempurna inilah maka emas menjadi uang yang
paling adil. Daya beli Dinar emas misalnya tidak akan melonjak sampai
cukup untuk membeli sapi, tetapi juga tidak akan turun sampai hanya
cukup untuk membeli ayam. Harga Dinar tetap berada di kisaran harga
kambing selama ribuan tahun. Berspekulasi dengan harga emas secara umum
tidak akan membuat seseorang menjadi kaya – karena harga emas yang tidak
bisa terlalu tinggi itu tadi.
Positioning emas yang paling pas untuk saat ini adalah sebagai unit of account, store of value dan bila sudah memungkinkan juga menjadi medium of exchange.
Sebagai unit of account
dia akan terus dapat menimbang secara adil nilai barang-barang
kebutuhan manusia sepanjang jaman, naiknya harga dia seiring naiknya
komoditi lain – demikian pula dengan turunnya harga dia seiring turunnya
harga-harga komoditi lain. Kemudian tinggal menyisakan faktor supply and demand – yaitu fitrah pembentukan harga di pasar.
Sebagai store of value,
emas berulang kali menunjukkan fungsinya yang sangat efektif melindungi
asset rakyat manakala pemerintah –pemerintah dunia gagal melindunginya.
Untuk fungsi ini Anda bisa tes menggunakan Kalkulator Dinar yang saya perkenalkan di menu situs ini sejak kemarin.
Di
Indonesia di awal krisis 1997, harga 1 Dinar Rp 133,900,- di puncak
krisis ketika pemerintah saat itu tidak bisa mengendalikan daya beli
uang Rupiah kita, tahun 1998 harga Dinar ikut melonjak menjadi Rp
418,300. Dinar melompat proporsional harganya seiring dengan penurunan
daya beli Rupiah saat itu.
Sepuluh tahun kemudian, ketika Amerika mulai dilanda krisis sub-prime mortgage
hal yang sama terulang di negeri lain yang katanya perkasa. Sebelum
krisis 2007, harga 1 Dinar setara US$ 89,-, pada krisis yang pertama
tahun 2008, harga Dinar melonjak menjadi US$ 123,-. Dan hingga kini,
respon atas ketidak mampuan negeri itu mengelola uangnya – yang menjadi reserve currency dunia, harga Dinar berada di kisaran angka US$ 235,- atau naik 164 % dalam lima tahun krisis financial Amerika.
Setelah dua dari tiga fungsi uang yaitu unit of account dan store of value
terbukti diperankan dengan sangat efektif oleh emas, maka tinggal satu
fungsi saja yang nantinya akan terjadi dengan sendirinya yaitu sebagai medium of exchange atau alat tukar.
Setelah
dunia lelah bereksperimen dengan uang fiat berabad-abad lamanya,
kegagalan demi kegagalan, eksploitasi demi eksploitasi – maka masyarakat
yang cerdas dunia insyaAllah akan kembali pada yang fitrah, mata uang yang adil sepanjang jaman yaitu satu-satunya mata uang yang berperan paripurna dalam ketiga fungsinya – unit of account, store of value dan medium of exchange. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini