Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

27 Desember 2012

Ekonomi Syariah 2.0 : Scarcity vs Abundantly...

Bukan suatu kebetulan kalau konflik sampai perang-perang besar dalam dekade terakhir terjadi di negeri-negeri kaya minyak seperti Afganistan, Iraq dan Libya. Perang itu-pun berkemungkinan meluas di sekitar kita karena setelah partainya Shinzo Abe di Jepang memenangkan pemilihan umum Ahad lalu, ketegangan Jepang dengan China akan terus meningkat. Ancaman perang antar dua kekuatan ekonomi besar dunia itu begitu nyata, Apakah syariah bisa menjadi solusi ?

Ancaman itu datang dari jendral senior China yang September lalu dengan emosional menyerukan negerinya untuk segera bersiap perang melawan Jepang. Kepemimpinan Shinzo Abe di Jepang lebih berpeluang melayani ancaman perang ini dengan ancaman yang sama, dibandingkan dengan kepemimpinan sebelumnya.

Pertanyaannya adalah mengapa negeri-negeri besar seperti China dan Jepang sampai begitu ngotot memperebutkan sejumlah pulau kecil yang berada di antara keduanya ?. Luas total area yang diperebutkan tersebut hanya sekitar 6.4 km2 atau kurang dari 1/3 wilayah Depok, mengapa perebutannya bisa mengancam kedamaian Asia atau bahkan dunia ?. Saking kecilnya pulau-pulau tersebut tidak nampak di peta !

Jawabannya ada di bawah pulau-pulau tersebut yaitu cadangan minyak dan energi lainnya.

Dari sini kita sekali lagi bisa tahu dengan begitu nyata, bahwa alasan ekonomi khususnya perebutan energi telah memicu perang di Afganistan, Iraq, Libya dan mudah-mudahan tidak terjadi di antara China dan Jepang. Kalau toh terjadi kita sudah tahu alasan yang sebenarnya mereka berperang untuk apa.

Mereka berperang memperebutkan sumber daya alam seperti energi atau sumber daya alam lainnya yang dipandang langka. Persepsi kelangkaan atau scarcity inilah yang memicu perang itu. Jadi bukan hanya energi, perang-perang kedepan akan dipicu oleh perebutan apa saja yang dipandang langka – khususnya yang terkait dengan kebutuhan pokok manusia.

Dari situ pulalah sebabnya para ahli memprediksi bahwa pemicu utama perang kedepan adalah tiga komoditi utama kebutuhan manusia yang disebut FEW atau Food, Energy and Water (Makanan, Energi dan Air).

Lantas apa hubungannya ini denga Ekonomi Syariah 2.0 ?

Di ekonomi syariah yang kita kenal sekarang, kalangan praktisi maupun akademisi sibuk dengan bagaimana mensyariahkan aqad-aqad perbankan, asuransi  dlsb., mereka belum sampai memikirkan atau memberi solusi pada urusan-urusan ekonomi yang lebih mendasar – yang bisa menjadi penyebab perang seperti dalam contoh tersebut di atas.

Baru di Ekonomi Syariah generasi berikutnya yaitu Ekonomi Syariah 2.0 masalah-masalah ekonomi yang lebih mendasar ini akan dikaji dan dikembangkan menjadi solusi.

Dalam urusan FEW misalnya, Ekonomi Syariah 2.0 (selanjutnya akan saya singkat menjadi ES 2.0 – karena nantinya diharapkan ada pengembangan lebih  lanjut seperti ES 2.1 dst) akan menggali dan memberi solusi dari sumber-sumber yang dipastikan validitasnya sepanjang jaman yaitu Al-Qur’an, Hadits dan sirah kejayaan umat ini terdahulu.

Dalam pandangan Islam, sumber-sumber pemenuhan kebutuhan pokok manusia itu tidak langka – melainkan melimpah disediakan Allah dan dijamin kecukupannya pula olehNya. Tidak ada scarcity, yang ada adalah sumber-sumber pemenuhan kebutuhan manusia itu tersedia secara abundantly – berlimpah.

Hanya saja untuk memperolehnya diperlukan ikhtiar kita untuk menggali ilmunya dan kemudian bekerja keras di lapangan untuk menyongsong sumber-sumber rezeki yang tanpa batas itu. Bukan hanya sumber-nya yang disediakan secara berlimpah, tetapi juga tata cara pengelolaannya-pun sudah diberikan manualnya secara sangat detil dan komplit.

Untuk tiga komoditi pemenuhan kebutuhan utama manusia tersebut di atas – FEW misalnya, ilmunya ditebarkan Allah dalam sejumlah ayat dan sunnah rasulNya.

Tentang sumber pangan misalnya, Allah tebarkan di darat maupun di laut dari jenis buah-buahan, biji-bijian, minuman sampai berbagai jenis daging binatang. Tentang air, Allah berikan berkah yang melimpah antara lain melalui hujan.

Tentang energi, Allah berikan melimpah dari berbagai sumber yang ada di darat maupun sumber-sumber energi yang ada di laut. Dari pepohonan, panas bumi, matahari, angin sampai gelombang pasang surut air laut dlsb. yang semuanya bisa menjadi sumber energi yang tiada akan habis sampai akhir jaman.

Setelah menebarkan sumber-sumbernya, lalu Allah-pun memberi tuntunan bagaimana mengelolanya.

Sebagai contoh ada dialog yang penuh pelajaran antara Nabi Saleh Alaihi Salam dengan kaumnya :

 Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS 11:63)

Unta betina tersebut sebenarnya hanya perlu makan dan minum saja, tetapi di negeri yang sumber daya alamnya dikuasai oleh segelintir orang bangsa Tsamud ini bukannya unta diberi kesempatan malah disembelih.

Bangsa Tsamud-pun dimusnahkan Allah antara lain karena kedzaliman ekonominya, ekonomi yang didominasi oleh segelintir golongan yang kuat di negerinya. Ekonomi bangsa Tsamud atau disebut Ekonomi Tsamudian – karakternya adalah sumber-sumber kehidupan yang dikuasai oleh segelintir orang saja untuk kepentingan mereka dan kelompoknya sendiri.

Cilakanya, saat ini kita hidup dalam ekonomi yang tidak jauh berbeda dengan Ekonomi Tsamudian ini karakternya ! Siapa yang menguasai lahan-lahan luas sumber pangan kita ?, yang meng-kapling sumber-sumber air kita ?, yang memonopoli sumber-sumber energi kita ? hanya segelintir orang/kelompok saja.

Selebihnya mayoritas manusia seprti unta betina Nabi Saleh Alaihi Salam, berjuang untuk sekedar bisa tetap hidup dengan sumber-sumber kehidupan yang sudah dikapling oleh para konglomerat tersebut. Lebih dari itu, perebutan terhadap sumber-sumber kehidupan itulah yang telah memicu perang di dunia selama ini.

Maka disinilah peran ES 2.0 itu, yaitu bagaimana kita bisa kembali kepada tuntunan dari sumber-sumber yang dijamin kebenarannya (Al-Qur’an dan Al-Hadits) untuk menggali dan meng-eksplorasi sumber-sumber kehidupan yang tiada batas baik untuk pangan, energi maupun air (FEW) dan kemudian pula mengelolanya sesuai tuntunan yang ada – untuk maslahat umat manusia secara keseluruhan. Dengan solusi inilah umat ini bisa benar-benar menjadi guru dan rakhmat bagi bagi alam ini.

Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal padang rumput, air dan api” (Sunan Abu Daud, no 3745)

Dunia tidak perlu berperang memperebutkan lahan, air , api (energi) dlsb, karena semua akan tercukupi bila digali dan dikelola mengikuti petunjukNya. Itulah antara lain pokok pemikiran Ekonomi Syariah 2.0 atau ES 2.0 itu ! InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.