Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

05 Mei 2011

Bobot Uang Kertas : Seperti Menimbang Jeruk Dengan Jeruk...

Sepanjang tahun 2011 ini Rupiah lagi luar biasa terhadap Dollar, sehingga di seluruh media yang memberitakan tentang ekonomi dan Rupiah tidak ada yang tidak sepakat bahwa Rupiah lagi kuat. Sayapun setuju bahwa Rupiah memang lagi kuat, tetapi setujunya saya ini dengan catatan bahwa pembandingnya adalah masih uang kertas lain – khususnya Dollar yang selama ini paling banyak dipakai sebagai pembanding. Lantas apa manfaat keperkasaan Rupiah ini bagi kita ?, Apakah barang-barang menjadi murah ?. Ternyata tidak, barang-barang khususnya kebutuhan pokok seperti bahan makanan tetap menjadi semakin mahal – bahkan setahun terakhir naik lebih dari 11 %.

Sama dengan kiat memilih kata yang pernah saya tulis sebelumnya, memilih kata ‘Rupiah menguat’ atau ‘Rupiah melemah’ juga berpengaruh pada sikap yang akan kita ambil. Bayangkan bila Anda memegang otoritas moneter di negeri ini misalnya, bila persepsi Anda ‘Rupiah menguat’ dan penguatan Rupiah ini bisa membuat ekspor kita kalah bersaing – maka kebijakan apa yang Anda akan ambil ? pastinya adalah kebijakan yang melemahkan Rupiah atau setidaknya mengerem laju penguatannya – agar ekspor kita kembali bisa bersaing. Sebaliknya juga terjadi bila persepsi Anda ‘Rupiah melemah’, kebijakan Anda akan cenderung menguatkan Rupiah.

Lantas bagaimana kita seharusnya memandang apakah Rupiah ini lagi kuat atau lagi lemah ?, seperti menimbang buah saja. Bila Anda membeli buah jeruk, maka anak timbangannya harusnya adalah anak timbangan baku yang beratnya sudah tertentu seperti logam kuningan dengan berat 1 kg, 0.5 kg dan seterusnya. Anda tentu tidak mau bila jeruk Anda ditimbang dengan jeruk lainnya, karena jeruk lain tersebut beratnya juga tidak tentu dan bisa menyusut pula. Barang yang beratnya tidak tentu, tidak bisa dipakai untuk menimbang berat barang lainnya – karena hanya akan bisa memberikan hasil yang relatif dan bukan hasil yang baku.

Untuk kasus uang kertas Rupiah dan Dollar, hasil ‘timbangan ‘ tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Bila Rupiah ditimbang dengan US$, maka telah terjadi penguatan sampai 21% sepanjang 2 tahun terakhir (garis merah). Tetapi bagaimana dengan ‘timbangan’ Dollar sendiri ?, ‘bobot’ Dollar yang sesungguhnya adalah daya belinya terhadap benda riil – saya gunakan emas karena daya beli emas/Dinar yang terbukti baku sepanjang lebih dari 1400 tahun. Ternyata dalam dua tahun yang sama US$ ‘bobotnya’ menyusut sampai 39 % (garis hijau).

Bobot Uang Kertas

Bobot Uang Kertas

Jadi ‘jeruk’ yang satu yaitu Rupiah kelihatan naik sampai 21 % tetapi relatif terhadap ‘jeruk’ yang lain yang bobotnya turun sampai 39 %. Untuk mengetahui berat ‘jeruk’ yang pertama Rupiah secara baku, maka dia tidak bisa ditimbang dengan ‘jeruk’ lainnya yaitu Dollar – Rupiah harus ditimbang dengan benda riil pula – ya contohnya kembali ke emas tadi. Dengan timbangan baku emas, kita tahu bahwa ‘berat’ baku Rupiah ternyata melemah sampai 26 % sepanjang dua tahun terakhir (garis kuning).

Inilah yang menjelaskan mengapa harga-harga barang tetap naik meskipun seluruh media mengabarkan Rupiah lagi menguat. Bayangkan sekarang bila Anda misalnya sebagai pemegang otoritas moneter mengambil keputusan untuk ‘melemahkan Rupiah’ berdasarkan hasil timbangan ‘jeruk’ dengan ‘jeruk’ diatas – maka yang menjadi korban adalah daya beli masyarakat. Anda insyaallah akan dapat mengambil kebijakan yang lebih adil bila kebijakan Anda mengelola supply uang kertas berdasarkan ‘timbangan’ sesungguhnya yang bernilai baku – yaitu daya beli uang kertas terhadap benda-benda riil yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat – ini antara lain terwakili oleh harga emas diatas. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.