Buku baru yang kini lagi laris di dunia business communications adalah buku yang berjudul Tell To Win karangan Peter Guber (Crown Business, 2011). Menurut Peter kebanyakan pelaku business lupa bahwa mereka berurusan dengan manusia, dan manusia pada umumnya suka dengan cerita yang bagus – itulah makanya film-film yang memiliki cerita bagus laris di tonton orang, demikian juga buku-buku cerita yang bagus. Sejak kecil-pun kita suka cerita yang bagus, guru-guru yang popular adalah guru-guru yang mampu bercerita yang indah-indah. Pengalaman saya sendiri juga demikian, ada pembaca situs ini yang kemudian bicara dengan saya panjang lebar karena merasa seolah saya sedang menasihatinya.
Pasti bukan karena kebetulan kalau Allah juga menurunkan Al-Qur’an dengan begitu banyak cerita. Bahkan didalamnya ada salah satu surat panjang 111 ayat – yaitu surat Yusuf, yang diawali dengan kabar (ayat ke 3) bahwa Allah akan menyampaikan cerita yang paling indah – kemudia ditutup dengan ayat “ Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal...”. (QS 12 : 111).
Metode pengajaran melalui cerita ini tidak bersifat fix atau sudah tertentu bahwa hanya cerita-cerita yang ada di dalam Al-Qur’an saja yang bisa dijadikan pengajaran, tetapi bersifat dinamis – maksudnya cerita-cerita yang baik diluar yang diceritakan Al-Qur’an pun bisa menjadi pengajaran bagi kita . Dalam beberapa ayat bahkan kita diminta mempelajari sendiri cerita atau sejarah orang-orang sebelum kita, misalnya dengan ayat “Maka apakah mereka tidak pernah mengadakan perjalanan dimuka bumi, sehingga dapat memperhatikan kesudahan orang-orang yang sebelum mereka...” (QS 47 :10).
Kita juga dapat mentauladani uswatun hasanah kita Rasulullah Shallallahu ‘ Alaihi Wa Sallam, para sahabat-sahabat beliau , para suhada, para ulama shaleh dst. melalui cerita-cerita hidup mereka yang sampai ke kita hingga kini.
Walhasil sebenarnya kalau Peter Guber baru mengungkapkan bahwa kemampuan kita untuk membuat cerita dan kemudian mampu pula menceritakannya dengan indah akan dapat mengantarkan kita pada kesuksesan; jauh –jauh hari sebelumnya Al-Qur’an sudah mengajarkan ke kita tentang pentingnya kita belajar dari kisah-kisah orang sebelum kita, pentingnya kita mendapat pengajaran dari cerita !.
Dalam membangun ekonomi misalnya, umat ini insyaallah akan unggul bila kita memahami dan kemudian mampu mengambil pelajaran dari sejarah pendahulu-pendahulu kita. Tidak ada kebetulan di dunia ini, maka yang dahulu unggul – bila kita mampu meniru dan mengikutinya insyaallah kita juga bisa unggul.
Tidaklah suatu kebetulan ketika Rasululluh dilahirkan dari kalangan suku Quraisy yang memiliki budaya berdagang yang kuat. Bahkan Allah sendiri yang menceritakannya “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas” (QS 105 : 1-2). Masyarakat pedagang yang sudah terbiasa berpergian lintas negara baik di musim dingin maupun di musim panas inilah yang kemudian ringan kaki bepergian ke seluruh dunia menyebarkan Agama ini, dan juga menginspirasi bangsa-bangsa lain untuk melakukan hal yang sama.
Atas jasa ringan kakinya para pedagang yang shaleh dan ikhlas untuk melakukan perjalanan yang sangat jauh ini pulalah kita di Nusantara ikut mendapatkan pencerahan Agama yang lurus ini sejak berabad-abad silam.
Nah kalau Al-Quran-pun menggunakan metode cerita untuk pengajaran bagi kita, lantas cerita apa yang ingin kita jadikan pelajaran ?. masing-masing kita bisa jadi memiliki minat yang berbeda. Yang terkait dengan kedokteran misalnya bisa mendalami cerita tentang proses kejadian manusia, yang tertarik di science bisa mempelajari cerita tentang proses kejadian alam semesta – yang tertarik dibidang ekonomi seperti saya, bisa mendalami banyak hal tentang suku Quraisy, tentang riwayat hidup Nabi yang sejak muda sudah melanglang buana di Jazirah Arab untuk berdagang dan berbagai cerita indah lainnya.
Namun cerita – hanyalah tetap menjadi cerita yang tidak bermakna, dinikmati sesaat terus dilupakan – bila cerita-cerita tersebut tidak sampai bisa mempengaruhi kita untuk berbuat yang nyata, meniru yang baik dan menjauhi yang buruk. Maka inilah challenge yang sesungguhnya, mampukah kita memahami cerita-cerita indah tersebut kemudian menerapkannya dan membuat cerita indah untuk diri kita pula ?. Insyaallah bisa !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini