Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

04 April 2009

G-20 Effect

Written by Muhaimin Iqbal



Dalam tulisan saya tanggal 31 Maret 2009 dengan judul Musim Membeli Emas/Dinar…secara umum saya ungkapkan bahwa sejak akhir bulan lalu sampai September 09 yang akan datang - yang bertepatan dengan musim semi dan musim panas di belahan bumi utara, harga emas dunia akan relatif rendah dan menjadi waktu yang baik untuk investasi Dinar.

Kesempatan ini menjadi lebih terbuka lagi bersamaan dengan pertemuan para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G-20 di London yang berlangsung sejak kemarin.

Pertemuan G-20 ini seolah seperti grafitasi bumi yang menarik benda-benda kebawah, maka harga emas dunia-pun turun secara significant karena pengaruh pertemuan G-20 ini atau saya istilahkan G-20 Effect. Dua hal yang saya piker jelas kaitannya antara G-20 ini dengan penurunan harga emas dunia.

Pertama dengan pertemuan G-20 meskipun menyisakan banyak PR pada masing-masing negara anggota khususnya dan dunia pada umumnya; setidaknya telah memberi harapan bagi pasar bahwa krisis akan berakhir. Harapan ini sudah cukup untuk menggerakkan pasar modal untuk kembali bergairah, hampir seluruh bursa saham dunia mengalami kenaikan yang significant kemarin karena sentimen positif ini.

Karena dana investasi dunia harus bersaing antara investasi di pasar modal, emas dlsb; maka dengan naiknya investasi di pasar modal, dana yang diinvestasikan di emas menurun. Demand menurun sedangkan supply emas relatif tidak bergerak – jadi harga emas turun.

Kedua yang langsung memukul harga emas kemarin adalah dukungan G 20 terhadap IMF untuk merealisasikan rencana penjualan emasnya yang sudah direncanakan sejak tahun lalu sebesar 403.3 tons. Persepsi akan tambahan supply emas sebanyak ini diresponse pasar dengan tekanan jual emas sebelum harga turun lagi.

Sebenarnya trend harga emas yang cenderung rendah karena faktor G-20 akan baik kalau bisa membawa atau menekan harga emas pada nilai yang relatif rendah seperti sekarang cukup lama, agar Dinar lebih terjangkau dan dapat lebih mudah disebarluaskan ke masyarakat.

Masalahnya adalah hasil pertemuan-pertemuan semacam G-20 ini akan tidak serta-merta membawa hasil yang konkret bagi masing-masing negara. Ketika para pemimpin dunia tersebut balik di negaranya masing-masing, kembali mereka harus menghadapi realita yang tidak mudah.

Bintang G-20 Barack Obama misalnya, ketika pulang ke AS dia akan segera lupa janjinya pada negara negara anggota G-20 khususnya tuntutan Perancis dan Jerman untuk mengetatkan control terhadap industri keuangannya. Obama akan kembali ke plan semula dalam menyelamatkan krisis di negerinya dengan stimulus dan stimulus lagi, bailout dan bailout lagi sampai mereka tidak lagi mampu membailout apa-apa lagi seperti yang disindirkan oleh para demonstran di luar sidang G-20 pada gambar diatas.

Rencana IMF untuk merealisir penjualan emas-nya pun bisa bermakna Ganda. Bisa jadi ini untuk kesekian kalinya hanya issue belaka, karena sesungguhnya bukan penjualan emas yang mereka tuju – tetapi sekedar hanya untuk mempermainkan isuenya saja – sehingga harga emas tertekan dan otomatis nilai mata uang yang dipakai untuk membeli emas (utamanya US$) kelihatan perkasa.

Atau memang IMF akan bener-bener menjual emasnya, bahkan lebih besar dari rencana semula – seperti berita yang beredar di seputar pertemuan G-20. Kalau kemungkinan yang kedua ini yang benar, berarti kali ini IMF bener-bener butuh duit banyak. Kebutuhan ini kemungkinan untuk meresponse permintaan bantuan dari negara-negara yang dilanda krisis, konon antriannya sudah sangat panjang sehingga IMF harus menjual asset-asset baiknya untuk bisa melaksanakan perannya. Bila kemungkinan kedua ini yang benar, berarti krisis ini bisa jadi lebih buruk dari yang nampak di permukaan.

Manapun yang terjadi, bagi investor emas jangka panjang atau bagi yang memfungsikan emas sebagai store of value – gejolak penurunan harga emas dunia hari-hari ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk mengamankan asset. Mumpung dunia lagi mendapatkan angin surga yang ditiupkan dari pertemuan G-20. Ketika angin surga tersebut menghilang minggu depan atau bulan depan – pasar kemungkinan akan berjalan normal, yang berarti emas akan cenderung mahal.

Bagi investor jangka pendek (kurang dari 6 bulan) saya justru sarankan jangan terjun ke emas atau Dinar hari-hari ini, Anda bisa kecewa kalau hasil jangka pendek yang Anda harapkan. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.