Saya pernah menulis tentang hasil pertemuan tingkat menteri keuangan dan para gubernur bank sentral negara-negara G-20 yang telah memberikan noise pada pasar emas dunia. Seperti memberikan ‘angin surga’ hasil pertemuan para petinggi otoritas keuangan dunia tersebut sejenak meredam issue currency war yang semakin imminent saat itu. Sejenak pula harga emas sempat turun karena dunia berharap bahwa currency war tidak terjadi. Namun realita yang terjadi kemudian ternyata sangat berbeda dengan apa yang dijanjikan oleh para petinggi keuangan G-20 tersebut, the Fed-nya Amerika bahkan memberikan signal dan bukan hanya noise - bahwa dideklarasikan ataupun tidak – perang mata uang itu sungguh terjadi.
Tindakan the Fed untuk mencetak uang dari awang-awang dengan bahasa kerennya Quantitative Easing (QE) sampai US$ 600 Milyar yang akan diimplementasikan sampai pertengahan tahun depan – adalah signal bahwa US$ akan terus dibuat melemah dalam waktu yang panjang. Mengapa ini bukan juga noise seperti yang dihasilkan oleh pertemuan petinggi keuangan G-20 ?. Disinilah bedanya.
Ketika para pejabat tinggi Negara-negara G-20 bertemu, mereka akan cenderung saling berkata manis satu sama lain – seolah-olah tidak ada masalah diantara mereka. Hasil pertemuan ha ha hi hi inilah yang kemudian disampaikan ke media bahwa mereka sepakat untuk berbuat ini – itu yang meredam isu perang mata uang misalnya. Media kemudian menyebar luaskan hasil pertemuan tersebut sebagai positif dlsb. Maka pasar-pun sesaat terpengaruh dan berharap banyak bahwa kesepakatan-kesepakatan tersebut benar adanya. Saya katakan sesaat karena setelah mereka tahu realitanya, situasi akan segera berbalik seperti setelah adanya keputusan the Fed tersebut. Karena dampaknya yang sesaat inilah maka hasil pertemuan-pertemuan G-20 tersebut saya kategorikan sebagai noise saja.
Lain hanya dengan hasil pertemuan Forum Open Market Committee (FOMC)–nya the Fed. Pertemuan mereka bukan pertemuan para pejabat yang saling bicara manis satu sama lain, bukan pula pertemuan ha ha hi hi…; pertemuan mereka adalah untuk mengambil keputusan yang konkrit dan bersifat fundamental – yaitu mencetak (lagi) uang dalam jumlah yang sangat besar dari awang-awang atau Quantitative Easing tersebut diatas.
Berbeda dengan hasil pertemuan G-20 yang tidak menghasilkan tindakan konkrit dan fundamental sehingga hanya bisa menimbulkan noise; keputusan hasil pertemuan FOMC – the Fed adalah konkrit diimplementasikan dan bersifat fundamental – maka signal-lah yang dihasilkan. Signal bahwa US$ akan terus menurun daya belinya – yang berarti juga signal komoditi riil seperti emas akan cenderung naik terus dalam jangka yang panjang. Pasar yang meresponse signal ini misalnya telah membuat harga emas melambung ke kisaran US$ 1,390/Oz sejak tadi malam.
Minggu depan bukan hanya petinggi keuangan yang akan ketemu di Seoul – Korea Selatan; yang akan bertemu adalah para pemimpin negara-negara G-20. Tetapi pertemuan ini sekali lagi, hanya akan bersifat ceremonial, bicara manis – tetapi tidak akan membuat perubahan fundamental. Pertemuan tingkat tinggi G-20 ini misalnya, meskipun juga akan dihadiri oleh presiden Amerika sekalipun – tetap tidak akan bisa mengubah hasil keputusan FOMC-nya the Fed yang sudah bertekad bulat untuk melemahkan nilai tukar US$ - demi menyelamatkan ekonomi negeri itu.
Walhasil, pertemuan tingkat kepala Negara G-20 –pun hanya akan menghasilkan noise yang sesaat mengaburkan signal tetapi tidak akan bisa meredam signal yang memang bersifat konkrit dan fundamental.
Jadi dalam mengambil keputusan investasi – terutama yang bersifat jangka panjang – jangan terlalu terpengaruh oleh noise, perhatikanlah signal-nya !. Wa Allahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini