Ketika melihat harga emas dunia yang mencapai US$ 1,240/Oz pada tangal 8 Juni kemain, saya sendiri terkejut, mengapa ?. Karena dalam pola naik turunnya emas tahunan berdasarkan data lima tahun sebelumnya, harusnya bulan Juni dan bulan Juli adalah bulan dimana harga emas mencapai titik terendah – bersamaan dengan awal musim panas di belahan bumi utara.
Kemudian saya lihat lebih detil di analisanya Kitco, dari mana kenaikan yang mencapai lebih dari + US$ 20/Oz semalam ?. Ternyata mayoritasnya didorong oleh permintaan yang tiba-tiba melonjak. Kalau saja US$ tidak menguat semalam, maka dorongan permintaan ini bahkan mampu mengangkat kenaikan harga emas sampai diatas + US$ 23/Oz.
Masih penasaran, saya ingin lihat lebih jauh lagi setahun terakhir apa benar permintaan ini melonjak. Ternyata benar sekali, analisa grafis dari Kitco dibawah menguatkan hal ini. Bila saja US$ tidak menguat dengan perkasanya sepanjang setahun terakhir bersamaan dengan melemahnya mata uang lainnya seperti Euro, maka harga emas saat ini seharusnya sudah sekitar +US$ 100/Oz lebih tinggi dari harga sekarang – atau berada di kisaran US$ 1,340/Oz (lihat pada garis biru).
Itu adalah faktanya; nah sekarang yang perlu kita dalami adalah mengapa sampai ada trend yang meningkat demikian tajam dalam arus pembelian emas dunia ?. Hampir seluruh analisa yang saya baca sependapat bahwa peningkatan permintaan adalah karena investor dunia membutuhkan tempat berlabuh yang aman (safe haven) bagi dana investasinya – di tengah berbagai krisis yang melanda dunia dengan tidak henti-hentinya dalam 24 bulan terakhir.
Lantas apakah trend – perasaan tidak nyaman dengan system keuangan dunia saat ini – akan terus berlanjut atau cenderung berkurang ?. Sangat tergantung bagaimana pemerintah - pemerintah dunia mengatasi problemnya masing-masing, terutama terhadap problem hutang dan defisit anggarannya.
Bila kondisi ini kita kaitkan dengan laporan dari The Bank of International Settlements (BIS) yang saya sajikan dalam tulisan saya 03/05/2010 lalu, maka nampak jelas dari analisa mereka-pun bahwa problem hutang tersebut akan meningkat dengan tajam pada tahun-tahun mendatang – dan tidak ada trend yang menurun. Untuk kita yang di Indonesia, Bank Central (BI) kita bahkan juga mengindikasikan bahwa ada kecenderungan menurunnya daya beli Rupiah tahun depan.
Dengan fakta-fakta tersebut diatas, nampaknya anomaly tingginya harga emas di musim yang seharusnya rendah ini – berkemungkinan untuk berlangsung dalam jangka panjang. Atau dengan kata lain, tingginya harga emas sekarang yang mencapai US$ 1,240/Oz – bisa jadi ini the new low !. Bila the new low –nya saja mencapai US$ 1,240/Oz, maka bisa dibayangkan berapa the new high-nya dalam beberapa bulan kedepan ?. Wa Allahu A’lam ; Hanya Allah Yang Maha Tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini