Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

03 Mei 2010

Harga Emas Akan Naik Secara Eksponensial...?

The Bank for International Settlements (BIS) adalah organisasi internasional yang anggotanya para bank sentral dari negara-negara di dunia. Tujuan dari organisasi ini adalah untuk meningkatkan kerjasama antara bank-bank sentral tersebut, disamping juga berfungsi menjadi semacam bank-nya para bank sentral dunia.

Dengan anggota dan fungsinya tersebut, kita bisa bayangkan betapa powerful-nya pengaruh organisasi yang bermarkas di Basel – Switzerland ini dalam up and down-nya system keuangan dunia di jaman ini. Peran mereka yang sentral dalam tata kelola uang di dunia – juga membuat mereka memiliki akses informasi yang sangat comprehensive dalam setiap aspek keuangan dari para anggotanya.

Dengan kekuatan dan akses informasinya tersebut, laporan hasil riset dan pernyataan-pernyataan dari BIS ini layak untuk menjadi masukan yang serius bagi para pengambil keputusan keuangan atau ekonomi di semua negara – termasuk kita.

Di antara laporan-laporan tersebut yang menurut saya sangat perlu kita pahami adalah laporan hasil riset bulan Maret lalu dengan judul The Future of Public Debt : Prospects and Implications yang dapat kita unduh dari situs resmi mereka.

Berikut adalah statement-statement inti dari laporan tersebut yang implikasinya bisa sangat serius di masa-masa yang akan datang.

Abstract dari laporan ini sudah diawali dengan (dalam terjemahan bebas saya) : “Sejak awal krisis finansial, hutang negara-negara industri terus meningkat secara dramatis, dan sejauh yang dapat dilihat kedepan (foreseeable future ) hutang ini akan terus naik di masa-masa mendatang...”.

Kemudian hasil riset ini menyimpulkan empat hal sebagai berikut :

Pertama, problem fiscal dari negara industri sesungguhnya lebih lebih serius dari laporan resmi pemerintah di negara-negara tersebut. “Sungguh menakutkan bahwa hutang public mereka akan tumbuh diatas 100% dari GDP...”. Lihat grafik diatas untuk trend-nya (klik untuk melihat lebih jelasnya).

Kedua, meningkatnya hutang publik tersebut diatas telah merubah persepsi selama ini bahwa hutang jangka panjang negara dalam berbagai bentuknya yang selama ini dianggap berisiko rendah, kedepannya akan menjadi berisiko tinggi. Hutang pemerintah Yunani misalnya, kini sudah menjadi junk - yaitu yang sangat rendah nilainya.

Ketiga, problem hutang yang terlalu tinggi akan menekan akumulasi modal, menurunkan pertumbuhan produktifitas dan menurunkan potensi pertumbuhan jangka panjang.

Keempat, mendung ketimpangan fiscal jangka panjang menimbulkan risiko instabilitas moneter. Dinamika hutang yang tidak stabil akan meningkatkan inflasi yang disebabkan oleh godaan pada para pengelola keuangan negara untuk menurunkan tingkat hutang dengan mencetak uang dalam berbagai bentuknya.

Puncak gunung es yang merupakan tanda-tanda problem yang sangat besar tersebut juga sudah bermunculan dalam bentuk krisis di berbagai negara dalam dua tahun terakhir. Krisis di Amerika, Inggris, Iceland, Dubai, Latvia, Yunani, Portugal, Spanyol...dan entah negara mana lagi yang akan segera menyusul...adalah bukti-bukti kebenaran laporan tersebut diatas.

Lantas apa kaitannya ini semua dengan harga emas ?. Emas akan menjadi semakin penting perannya dalam memberikan perlindungan terhadap inflasi. Karena kesadaran terhadap hal ini akan meluas, maka sangat mungkin emas akan mengalami kenaikan harga yang eksponensial kedepan.

Dua hal yang akan menjadi pendorong kenaikan eksponensial harga emas ini yaitu yang pertama adalah karena penurunan nilai uang kertas, dan yang kedua adalah karena kenaikan demand. Pertama, ketika nilai uang kertas jatuh harga emas akan menjadi sangat mahal bila dibeli dengan uang kertas tersebut.

Kedua, harga emas yang mahal tidak akan menurunkan minat orang untuk membeli emas, malah justru sebaliknya akan semakin banyak orang memburunya karena dalam situasi inflasi tinggi – emas inilah jaring penyelamatnya. Demand yang tinggi inilah yang mendorong kenaikan harga emas berikutnya.

Well, kabar baiknya adalah kenaikan ini mungkin tidak terjadi sekarang atau dalam waktu dekat, tetapi akan seiring dengan garis-garis merah di grafik-grafik tersebut diatas. Wa Allahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.