Saya pernah menulis tentang Misery Index atau Index Kesengsaraan suatu negara yang diukur dengan empat komponen yaitu Inflasi, Pengangguran, Interest Rate dan GDP. Kali ini saya ingin meng-elaborate salah satu dari unsur yang menyengsarakan rakyat tersebut yaitu inflasi.
Banyak cara untuk mengukur inflasi, namun di negara maju sekalipun data inflasi dari pemerintah sering diragukan oleh rakyatnya. Di Amerika misalnya yang menganggap dirinya paling transparan, data inflasinya dibantah oleh seorang kakek-kakek John Williams dari Shadow Government Statistics.
Ada data inflasi yang sebenarnya tidak bisa berbohong yaitu harga barang yang satu dibandingkan dengan barang yang lain yang bersifat baku. Yang selalu kita contohkan disini adalah harga emas 1 Dinar terbukti stabil cukup untuk membeli seekor kambing selama lebih dari 1400 tahun. Jadi harga emas ini bisa untuk mendeteksi apakah suatu negara mampu mengendalikan inflasi atau tidak, bila negara tidak bisa mengendalikan inflasi – maka negara tersebut tidak akan bisa memakmurkan rakyatnya – lihat di tulisan saya mengenai Misery Index tersebut untuk detilnya.
Contoh konkrit dari korelasi antara harga emas dengan inflasi yang juga merupakan indikator kemakmuran ini dapat dilihat di sejarah harga emas di Amerika 100 tahun terakhir seperti dalam grafik diatas. Sampai tahun 1971 ketika harga emas dipatok pada nilai US$ 35/Oz (US$ 21/Oz sampai 1930) – rakyat seharusnya cukup makmur karena daya beli uang mereka tetap.
Namun perhatikan setelah tahun 1971 ketika negeri itu tidak lagi mengkaitkan pencetakan uangnya dengan emas; inflasi langsung melonjak dan puncaknya tahun 1980 ketika negeri itu berada dalam keterpurukan yang serius yang ditandai dengan inflasi yang mencapai angka 13.2%.
Yang menarik adalah negeri itu pernah berhasil mengendalikan inflasi ini dengan sangat baik yaitu ketika Presidennya Ronald Reagan. Tiga tahun diawal pemerintahannya dia berhasil menurunkan tingkat inflasinya menjadi tinggal 3.2% saja. Anda bisa perhatikan dari grafik diatas bahwa puncak inflasi bersamaan dengan puncak harga emas tertinggi tahun 80-an yaitu US$ 615/Oz; kemudian awal penurunan harga emas dimulai dari keberhasilan Reagan mengendalikan inflasi ini.
Diawali dengan kemampuan pemerintah AS mengendalikan inflasi ini, harga emas terus turun dan mencapai titik terendahnya tahun 2001 ketika harga emas tinggal hanya US$ 278/Oz saja.
Pertanyaannya adalah, kalau harga emas dalam US$ pernah begitu lama mengalami penurunan (bearish) – mungkinkah ini akan terjadi kembali kedepan diawali dengan era Obama sekarang ?. Saya berpendapat hal ini kecil sekali kemungkinannya terjadi, karena Obama dan pemerintahan dunia saat ini tidak melakukan empat hal esensial yang dilakukan oleh Reagan yaitu :
1) Di awal pemerintahannya Reagan mencanangkan pemotongan pajak untuk merangsang investasi, tumbuhnya enterpreneurship dan membangkitkan etos kerja. Kita tahu kemudian dalam sejarah bahwa raksasa-raksasa industri teknologi tumbuh pesat saat itu dan mereka tetap ada sampai sekarang.
2) Langkah kedua adalah menghilangkan unnecessary cost on the economy. ( Kita perlu belajar banyak dari langkah kedua ini bila kita ingin bangun dari keterpurukan kita saat ini)
3) Mengendalikan anggaran belanja pemerintah. (Lagi –lagi dibidang ini kita juga perlu belajar; ketika kita lagi terpuruk ya jangan membeli mobil baru yang mahal untuk para pejabat, jangan memekarkan daerah karena akan menambah beban negara, jangan memperbanyak Pilkada, Pileg , Pilpres dlsb. yang semuanya berdampak pada beban biaya yang harus ditanggung rakyat.)
4) Yang keempat Reagan mencanangkan anti-inflation monetary policy yang kemudian terbukti ampuh menurunkan tingkat inflasi tinggal seperempatnya saja hanya dalam waktu 3 tahun.
Empat hal tersebut diatas tidak dilakukan oleh pemerintahan Obama sekarang dan negara-negara lain yang senangnya meniru apa yang mereka lakukan, kini mereka mendapatkan guru yang…berdiri, maka muridpun….berlari.
Harga emas yang menjulang selama dasawarsa terakhir belum ada tanda-tanda berakhir, karena ini juga cerminan inflasi yng sesungguhnya dari uang kertas maka rakyat di seluruh dunia harus mulai berikhtiar sekuat tenaga untuk bisa memakmurkan diri dan keluarganya karena policy pemerintahnya masing-masing nampaknya tidak atau belum akan membawa kemakmuran bagi mereka dalam waktu dekat. Wa Allahu A’lam dan saya bisa saja keliru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini