Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

11 September 2009

Dinar dan Pencarian Mata Uang Modern ...

Empat belas tahun lalu ketika Rupiah sebenarnya masih perkasa (US$ 1= Rp 2,300) saya masih ingat ada delegasi besar dari industri asuransi Indonesia melakukan perjalanan muhibah ke London lengkap dengan team wartawan televisinya. Karena ketinggalan rombongan dalam suatu acara, si wartawan pergi sendirian di daerah yang belum dikenalnya.

Malang bagi dia, sekelompok laki-laki menyekap dan merampoknya. Rupanya si perampok ini perampok yang cukup canggih, ketika mereka membuka dompet si wartawan – langsung mereka mencocokkan nilai mata uangnya dengan table exchange rate yang sudah dipersiapkan sebelumnya (mungkin mereka perampok khusus turis asing !). Karena tidak menemukan konversi Rupiah ke Pounsterling, akhirnya perampok tersebut hanya mengambil uang Dollar dan Poundsterling yang ada di dompet si wartawan dan membiarkan uang Rupiahnya tetap di dompet.

Inilah sifat mata uang kertas : hanya berlaku untuk wilayah tertentu dan jangka waktu tertentu – dalam Islam disebut Fulus. Kalau Rupiah saja tidak banyak dikenal oleh negeri-negeri yang jauh, bisa Anda bayangkan suatu saat Anda menerima pembayaran dengan Tuvaluan Dollar misalnya ? maukah Anda terima ?, saya rasa tidak.

Karena alasan inilah beberapa negara kecil seperti British Columbia dan British Isles saat ini sedang bereksperimen dengan alternative uang barunya. Yang mereka lakukan sekarang adalah berusaha bisa menjalankan kembali ‘barter’ antara tenaga kerja, makanan dan asset-asset bernilai lainnya. Mengapa mereka perlu bereksperimen ini ?, bayangkan kalau Anda warga negara dari suatu negara yang sangat kecil tersebut, mereka tidak akan bisa bertahan dengan mata uangnya sendiri – karena uangnya akan sangat rentan dimainkan oleh spekulan, mereka terpaksa menggunakan mata uang negara lain – mereka menjadi seperti ‘terjajah’ kembali. System semacam ‘barter’ tidak mengharuskan mereka menggunaka mata uang dari negeri ‘penjajah’ – mereka bisa menjadi lebih ‘merdeka’ karenanya.

Jadi di satu sisi ada negara yang tidak mampu membuat atau mempertahankan nilai mata uangnya sendiri. Sementara disisi lain sudah banyak pihak swasta yang bisa membuat ‘uangnya’ sendiri. Anda pemegang frequent flyers points dari penerbangan tertentu misalnya , atau points rewards dari bank-bank tertentu – Anda benar-benar dapat membeli barang berharga dengan ‘uang’ yang berupa poin-poin dari institusi swasta tersebut.

Bahkan di dunia maya telah ada ada ‘uang’ baru yaitu Paypal yang kini telah menguasai sekitar 15 % transaksi perdagangan online di Amerika saja. Paypal tidak pula sendirian karena pesaing-pesaing baru terus berdatangan seperty Eagle Cash, Freedom-Pay dlsb.

Ini mungkin termasuk yang diprediksi oleh ‘dewa’-nya ekonom barat John Naisbitt bahwa monopoli mata uang oleh negara akan segera berakhir – masyarakat akan mulai menggunakan uang privat – yaitu benda-benda riil yang memiliki nilai intrinsik.

Di era teknologi dunia maya yang begitu maju, Anda bisa beli apa saja dari belahan dunia yang mana saja. Pertanyaannya, lantas uang apa yang Anda pakai untuk membayarnya ?. Dengan teknologi semacam Paypal dan kartu kredit, semua mata uang besar dunia sebenarnya bisa dipakai untuk membayarnya. Masalahnya adalah nilai tukar yang terus berbeda dari satu mata uang ke mata uang lainnya; semakin lemah suatu negara dalam bidang ekonomi – semakin rentan nilai mata uangnya. Artinya negara yang miskin secara ekonomi akan semakin cepat tambah miskin karena mata uangnya yang semakin tidak bernilai; sebaliknya negara-negara yang perkasa secara ekonomi – akan semakin kaya karena akan menjadi mudah menyedot resources dari negara yang lebih lemah.

Disinilah pentingnya menujukkan keunggulan mata uang Islam yaitu Dinar , Dinar yang dimiliki oleh negara miskin sekalipun– sama nilainya dengan Dinar yang dimiliki oleh negara kaya – tidak ada yang bisa mempermainkannya. Sekecil apapun suatu negara, mata uangnya tidak bisa dispekulasikan oleh pihak lain – bila mata uangnya adalah benda riil yang memiliki nilai intrinsik. Benda riil yang memiliki nilai intrinsik yang paling praktis digunakan sebagai mata uang apalagi kalau bukan emas dan perak atau Dinar dan Dirham.

Jadi kalau industri penerbangan dan perbankan punya ‘uang’ baru berupa points yang dapat dipakai untuk membeli apa saja; Mengapa tidak dengan Dinar sebagai uang universal yang baru baik untuk dunia nyata maupun di dunia maya ?

Dinar sebenarnya juga bukan hanya milik orang Islam karena sudah digunakan sejak 50 tahun sebelum masehi pada jaman Julius Caesar; dalam Islam uang Dinar ini hanya di taqrir atau ditetapkan penggunaanya oleh Rasulullah SAW dalam penentuan nishab zakat, uang diyat, hukum bagi pencuri dlsb.

Dengan keunggulan daya belinya, nilai historisnya, keadilan muamalah yang bisa ditegakkannya – maka sudah sepatutnya Dinar kita munculkan sebagai salah satu kontestan dalam proses pencarian uang dunia modern yang kini telah berlangsung di seluruh dunia melalui berbagai macam bentuk manifestasinya.

Saya pribadi sangat yakin Dinar akan unggul; hanya masalah waktu yang saya tidak bisa memprediksinya apakah di usia kita, anak cucu kita atau pada zaman kekhalifahan yang mengikuti manhaj kenabian kelak. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.