|
“Sebagai akibat dari resesi skala gobal, tidak ada negara yang menginginkan mata uangnya terapresiasi. Alternative bagi US Dollar tahun 2009 bukanlah mata uang negara lain, tetapi ‘mata uang kuno’ yaitu emas. Logam Mulia dapat muncul sebagai hedge atas kecurigaan investor terhadap perilaku bank sentral dan ketakutan akan inflasi…”. David Hales dalam tulisannya tanggal 5 Januari lalu di Financial Times.
Ini bukan kali pertama saya menemukan penulis barat yang objektif tentang mata uang. Pemikir-pemikir di Gold Anti Trust Action Committee (GATA) sudah lama mengungkapkan pandangannya yang senada, Ter-wacanakan-nya Bretton Wood II oleh para pemimpin dunia G-20 juga tidak terlepas dari pengakuan bahwa sebenarnya emas-lah uang yang sejati itu.
Berbeda dengan kita yang meyakini uang yang sejati (timbangan yang adil) hanyalah emas dan perak berdasarkan keyakinan agama kita, David Hales berkesimpulan bahwa pengganti US Dollars hanyalah emas berdasarkan kondisi financial global terkini, sebagaima antara lain terungkap dalam beberapa realita berikut:
· Seluruh pemain ekonomi dunia tergelincir dalam resesi. Real GDP di Amerika dan di Eropa akan mencapai minus 1.5%, dan Jepang akan lebih buruk lagi dan bisa mencapai minus 2.5%. · Response dari negara-negara Eropa (yang sebenarnya memiliki calon kuat mata uang pengganti US$ yaitu Euro), jauh lebih lamban dari respon Amerika dalam bentuk berbagai stimulus ekonomi. Jadi mata uangnya juga tidak bisa diharapkan. · China yang terpukul oleh krisis ini, diperkirakan tidak akan intervensi pasar untuk menaikkan nilai tukar mata uangnya. Pertama karena cadangan devisa mereka mulai menurun, kedua menaikkan nilai tukar mata uang akan menurunkan daya saing ekspornya yang saat inipun sudah terganggu. · Mata uang Jepang yang saat masih kuat kedepannya akan cenderung ditekan oleh pemerintahnya sendiri dengan alasan yang sama yaitu karena penurunan ekspor dan penurunan kapasitas produksi. · Lalu lintas perdagangan dunia akan turun karena negara-negara pengimpor besar mengalami resesi. Tidak hanya Eropa, Amerika dan Jepang, tetapi juga yang tidak kalah buruk adalah Korea Selatan, Taiwan dan Cina.
Amerika tetap boleh bangga memiliki mata uang yang terkuat diantara mata uang-mata uang lain yang lemah. Namun ini hanya terjadi selama penantangnya yang sesungguhnya – yaitu emas/Dinar – belum muncul. Tidak heran mengapa pemerintah mereka selalu memusuhi emas, sampai-sampai warga mereka sendiri yang menyadari bahwa mereka terdhalimi oleh pemerintahnya – mendirikan berbagai organisasi untuk melawannya seperti GATA, FAME (Foundation of Advance Monetary Education) dlsb.
Bagi kita umat Islam; kepada kita sudah dikabarkan tentang kehancuran mereka ini – namun apakah kita yang akan menggantikannya ? tergantung kemauan kita untuk mulai bekerja untuk ini.
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (QS 59 :2)
Jadi Allah telah menghancurkan (ekonomi) mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri, yang diperlukan sekarang adalah munculnya tangan-tangan kaum mukminin untuk menggantikannya. Kalau tangan-tangan kaum mukminin tidak juga segera muncul, maka yang akan muncul bisa jadi kedhaliman lain dalam bentuknya yang baru. Wallahu A’lam |
Pergerakan Harga Dinar 24 Jam
Dinar dan Dirham
10 Februari 2009
Hanya ada satu penantang US Dollar : Emas (Dinar)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Disclaimer
Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.
Ass.Wr.Wb.
BalasHapusPerkenalkan pak, saya Rakhmad Setiadi, wirausaha, tinggal di Malang, (rakhmadnanda@gmail.com)
Setelah membaca bukunya pak Muhaimin Iqbal "Dinar Solution" serta membuka situs geraidinar.com, alhamdulillah saya merasa menemukan jawaban atas kegundahan hati saya selama ini, yang jawabannya terbeber semuanya.
Insya allah saya segera berinvestasi emas dinar, doakan pak.
Segala aturan produk manusia sangat labil dan tidak absolut. Tergantung tendensi pembuatnya, yang umumnya mengedepankan egosentrisnya sendiri tanpa peduli nasib umat lainnya. Sudah selayaknya, umat islam kembali dan menyandarkan semua persoalannya kepada hukum yang telah diciptakan Allah Swt. yang bersumber dari Alquran dan Hadist. Wallahu a'lam.