Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

11 Juli 2014

The Death of Money

Judul tulisan ini saya ambilkan dari buku yang terbit sekitar tiga bulan lalu karya penulis best seller James Rickards. Judul lengkap buku tersebut adalah The Death of Money – The Coming Collapse of The International Monetary System. Menurut si penulis ini system moneter internasional telah gagal setidaknya tiga kali sepanjang abad lalu yaitu tahun 1914, 1939 dan 1971. Sedangkan kegagalan berikutnya dia katakan sebagai maelstrom to come – peristiwa yang cepat sekali datangnya !

Kegagalan system moneter tahun 1914 di-trigger  oleh Perang Dunia I yang kemudian diikuti oleh hyperinflation dan depression  antara tahun 1919 sampai 1922. Kegagalan tahun 1939 juga disebabkan oleh perang yaitu Perang Dunia II dan baru sembuh ketika dunia menyepakati Bretton Woods Systems di akhir PD II – ketika system keuangan dunia dikaitkan langsung dengan emas.

Kegagalan ketiga adalah ketika tahun 1971 presiden Amerika Serikat waktu itu Richard Nixon mengumumkan bahwa sejak saat itu Amerika tidak lagi mengkaitkan uangnya dengan emas. Dampak dari pengingkaran Bretton Woods Systems – yang sebenarnya disponsori oleh Amerika Serikat sendiri ini – telah membuat Dollar sudah nyaris collapse tahun 1978.

Mirip dengan tiga kegagalan sebelumnya, menurut James Rickards ini kegagalan keempat akan melibatkan perang, emas dan chaos. Lantas apa penyebabnya ? Selain perang fisik yang melibatkan Amerika Serikat di sejumlah negara-negara lain, kegagalan keempat juga akan di-trigger oleh currency wars, deflation, hyperinflation dan market collapse.

Kegagalan Dollar juga berarti kegagalan system moneter dunia karena sampai saat ini Dollar adalah reserve currency – mata uang yang juga digunakan sebagai cadangan devisa bagi seluruh negara di dunia – termasuk Indonesia. Kegagalan system moneter di dunia atau proses menuju ke-kegagalan itupun sudah cukup untuk apa yang disebut money and wealth detachment – perpisahan antara uang dan kemakmuran.

Kita yang di Indonesia sejak kemerdekaan RI 69 tahun silam juga sudah pernah mengalami satu kali kegagalan yaitu ketika kita harus melakukan sanering di tahun 1965/1966, kemudian juga sekali nyaris gagal ketika nilai tukar kita merosot tinggal 1/6-nya di puncak krisis 1998 – yang kemudian tidak sepenuhnya sembuh hingga kini – ketika daya beli uang kita tinggal kurang dari ¼ dibandingkan dengan era sebelum krisis moneter 1997/1998.

Perpisahan antara uang dan kemakmuran juga sudah lama terjadi di negeri ini. Hal ini dengan mudah bisa kita lihat dari bahasa yang kita gunakan ! Dahulu istilah jutawan adalah untuk menyebut orang yang makmur dengan memiliki harta satu juta atau lebih. Jutawan saat ini – orang yang memiliki uang satu juta atau lebih – masih berhak atas zakat kecuali setidaknya mencapai 40 kalinya (nishab zakat 20 Dinar sekitar Rp 40 juta).

Ketika terjadi perpisahan antara uang dan kemakmuran, kita tidak lagi bisa mengandalkan uang dan produk-produk turunannya seperti tabungan, dana pensiun, asuransi dlsb. sebagai instrument untuk menyimpan atau sekedar mempertahankan kemakmuran kita. Lantas apa yang bisa ?

Yang bisa menyimpan atau mempertahankan kemakmuran  adalah benda-benda riil seperti emas (di kita berarti juga Dinar), tanah, rumah, ternak, tanaman dlsb. Dari sini pulalah kita sekarang dengan mudah memahami hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berikut :

Dari Abu Said Al-Khudri berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Waktunya akan datang bahwa harta muslim yang terbaik adalah domba yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau pertikaian sesama muslim)”. (H.R. Bukhari)

Sebenarnya inilah yang sedang kita lakukan sejak setidaknya tujuh tahun terakhir, yaitu berusaha sekuat tenaga untuk bisa menghidup-hidupkan kembali peradaban Islam yang semuanya memiliki dasar yang kuat dari Al-Qur’an maupun hadits.

Kita memiliki cara-cara sendiri dalam mengelola urusan dunia kita - yang sebenarnya hanya jalan untuk sampai pada kehidupan yang hakiki setelah ini. Di semua aspek kehidupan, cara kita sendiri ini benar adanya – mulai dari mengelola moneter, kesehatan, pendidikan, pertanian dlsb. dlsb.

Maka sebelum pusaran kegagalan system moneter internasional itu menarik kita ke dalamnya – menarik kita terjerembab ke dalam lubang biawak mereka, kita harus dengan sekuat tenaga dan secepatnya bangun dari tidur lama kita – bangun untuk mulai menghidup-hidupkan peradaban kita sendiri. InsyaAllah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.