Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

31 Januari 2011

Investment Box : Dimana Penempatan Investasi Anda...?

Dengan begitu banyaknya pilihan investasi yang sering ditawarkan orang ke Anda, kadang tidak mudah bagi seorang professional sekalipun untuk menentukan pilihannya – apalagi bagi masyarakat awam. Pengelola dana-dana investasi pada umumnya mengembangkan trik-trik tersendiri yang dibangun berdasarkan skills dan pengalamannya. Di antara trik-trik tersebut, saya pilihkan yang paling mudah dan kemudian saya sederhanakan dalam tulisan ini – menjadi sedemikian mudah dan sederhana – karena mirip dengan permainan kelereng sewaktu kita kecil.

Waktu kecil dahulu, saya suka sekali bermain kelereng di kampung. Untuk menyimpan kelereng yang jumlahnya banyak, perlu kotak tersendiri. Kelereng-kelereng yang paling sering saya gunakan untuk bermain – untuk gacoan misalnya – maka harus saya taruh di tempat paling atas di dalam kotak agar mudah saya temukan. Bila posisinya tidak diatas akan perlu waktu untuk mengaduk-aduk seisi kotak untuk menemukan gacoan ini.

Nah mengelola dana investasi adalah mirip dengan mengelola kelereng dalam kotak tersebut. Sumbu-sumbu kotaknya adalah profitability (sumbu x) , liquidity (sumbu y) dan solvability (sumbu z). Setiap jenis investasi memiliki karakter tersebiri dalam hal profitability, liquidity dan solvability-nya. Ketiganya menentukan posisinya di dalam kotak investasi atau saya sebut saja investment box.

Untuk mudahnya masing-masing sumbu kita bagi dalam skala tiga saja yaitu rendah (1) , sedang (2) dan tinggi (3). Posisi investasi tertentu didalam investment box di tentukan oleh kordinat xyz-nya. Lantas apa yang menentukan mana yang rendah, sedang dan tinggi di masing-masing sumbu ?. Masing-masing orang bisa punya cara tersendiri. Kalau saya, yang saya gunakan saat ini adalah sebagai berikut :

Investment Box

Untuk profitability, batasan yang saya gunakan adalah tingkat inflasi bahan pangan. Semua bentuk investasi harus bisa mengalahkan inflasi bahan pangan. Bila hasil investasi kurang dari inflasi bahan pangan, rata-rata 12 % dalam lima tahun terakhir, saya kategorikan hasil investasi rendah. Sampai dua kali inflasi bahan pangan (24%) saya kategorikan sedang, dan diatas itu baru tinggi.

Untuk liquidity adalah apabila dana dari investasi tersebut bisa kita cairkan kapan saja kita butuhkan – tanpa syarat, maka kategorinya tinggi (seperti kelereng yang berada di bagian kotak paling atas !), bila memerlukan proses dan waktu tertentu saya kategorikan sedang – dan bila pencairannya bersyarat – seperti ketika Anda mau mencairkan dana asuransi harus mencapai usia tertentu atau Anda harus meninggal dahulu misalnya – maka yang ini saya kategorikan rendah.

Untuk solvability adalah bandingannya apabila ada pinjaman untuk modal investasi Anda tersebut. Bandingannya adalah standar appresiasi harga emas yang berada di kisaran 20% per tahun selama lima tahun terakhir. Mengapa emas yang saya gunakan untuk standar ?, karena pinjaman berbasis emas dan dikembalikan dalam bentuk emas dengan jumlah yang sama inilah yang paling adil dan tidak mengandung riba. Bila investasi Anda mampu melebihi apresiasi harga emas, maka pertumbuhan asset Anda akan lebih dari cukup untuk mengembalikan pinjaman modal yang berupa emas – maka jenis investasi ini yang saya kategorikan memiliki solvability tinggi. Bila hanya pas-pasan di kisaran appresiasi emas saya kategorikan sedang dan bila tidak cukup untuk mengembalikan pinjaman modal yang berupa emas – saya kategorikan rendah dalam hal solvability karena makin lama hutang makin tidak terbayar.

Dengan kriteria dan asumsi tersebut diatas, maka marilah kita lihat posisi masing-masing contoh jenis investasi yang ada di pasaran atau di lingkungan kita sebagai berikut

Asuransi

Untuk Asuransi, posisinya saya taruh di koordinat (1,1,1) artinya profitability rendah (pada umumnya dibawah inflasi bahan pangan), liquidity rendah karena pencairannya pada umumnya bersyarat yaitu bila kita mencapai usia tertentu, bila kita meninggal dlsb. Solvability juga saya kategorikan rendah karena hasil yang lebih rendah dari apresiasi emas – Anda tidak mungkin bisa mengembalikan pinjaman emas yang sama bila emas tersebut digunakan untuk membayar premi asuransi.

Reksadana

Reksadana saya taruh dalam kordinat (2,2,2) artinya profitability sedang – kadang bisa melampau inflasi bahan pangan, liquidity sedang karena perlu proses tertentu untuk mencairkannya, dan solvability juga sedang – kadang cukup untuk mengembalikan pinjaman emas – kadang juga tidak.

Manufaktur

Ini asumsinya Anda berinvestasi langsung di sektor produksi, posisinya saya taruh di koordinat (3,2,3). Dengan asumsi Anda menerjuni bidang yang memang Anda kuasai, maka umumnya manufaktur bisa dengan mudah memberikan tingkat keuntungan yang melebihi angka inflasi bahan pangan sekalipun, namun dari sisi liquidity saya kategorikan sedang karena tidak semua asset bisa dengan mudah dicairkan. Dari sisi solvability saya kategorikan tinggi karena asset usaha pada umumnya akan tumbuh lebih cepat dari appresiasi emas – karena dia adalah harta yang berputar.

Property

Untuk property saya taruh di koordinat (2,1,2) , dia lumayan profitable bila dapat lokasi yang baik, rendah dalam hal liquidity karena tidak mudah menjualnya bila kita memerlukan dana dari investasi property ini. Dan dari sisi solvability – kurang lebih tumbuh mirip dengan pertumbuhan harga emas.

Kebun

Untuk kebun saya taruh di koordinat (3,1,3) yaitu sangat profitable bila ditangani oleh yang memang memahami bidangnya, sebagai contoh satu batang benih pohon jinjing harganya hanya Rp 1,000. Setelah lima tahun pohon ini bila tumbuh baik harganya dengan mudah akan mencapai ratusan ribu. Liquidity-nya rendah karena hanya akan bisa dipanen setelah mencapai usia tertentu – lima tahun atau lebih. Tinggi dalam hal solvability karena didanai dengan pinjaman emas-pun insyaAllah akan lebih dari cukup untuk mengembalikannya.

Deposito

Deposito saya taruh di posisi koordinat (1,2,1) , rendah dari sisi profitability karena semua Deposito saat ini memberikan hasil yang lebih rendah dari inflasi bahan pangan. Sedang dalam hal liquidity karena perlu waktu tertentu untuk mencairkannya, dan rendah dalam arti solvability karena bila dana diposito Anda diukur dari pinjaman emas – maka pinjaman tersebut akan semakin berat untuk bisa dibayar dengan hasil deposito Anda.

Tabungan

Agak mirip dengan deposito, yaitu rendah dalam hal profitability dan rendah pula dari sisi solvability tetapi tinggi dalam hal liquidity karena tabungan Anda bisa dicairkan kapan saja. Maka posisi tabungan berada di koordinat ( 1,3,1).

Dinar

Dinar berada di posisi koordinat (2,3,3), sedang dalam hal profitability, tinggi dalam hal liquidity (bisa dijual kapan saja dan dimana saja ) dan tinggi pula dalam hal solvability. Pinjaman Dinar selalu dapat dibayar dengan Dinar pula setiap saat.

Perdagangan

Inilah primadonanya investasi langsung di koordinat (3, 3, 3), yaitu profitability-nya yang tinggi. Bila modal Anda Rp 1 juta untuk berdagang dengan turnover awalnya Rp 1 juta per minggu dan untung bersih yang Anda investasikan kembali adalah 1 %, maka pada akhir tahun uang Anda menjadi Rp 1,000,000 x (1+ 1%) ^ 52 (52 minggu dalam satu tahun !) = Rp 1,677,689. Liquidity tinggi karena harta para pedagang yang terus berputar antara barang dagangan – uang – dagangan – dan uang kembali begitu seterusnya. Solvability juga tinggi karena dia akan terus mampu mengembalikan pinjaman modal yang dikukur dalam emas sekalipun. Mungkin inilah yang menjadikan perdagangan itu 9 dari 10 pintu rizki !.

Dengan mengetahui posisi ‘kelereng-kelereng’ investasi tersebut, InsyaAllah Anda akan lebih mudah menentukan komposisi investasi Anda. Memang tidak straight forward Anda dapat langsung jump ke perdagangan – karena untuk ini diperlukan skills yang perlu terus dikembangkan.

Sebaliknya juga demikian, asuransi yang berada di kordinat (1,1,1) tidak harus serta merta ditinggalkan, keberadaanya masih diperlukan untuk risk sharing atau taawun – tolong menolong – dalam menghadapi risiko. Yang diperlukan hanyalah memperjelas posisi, bahwa ketika Anda membeli asuransi adalah karena fungsinya untuk bisa ber-taawun ini – sedangkan untuk investasinya, banyak yang lebih menarik seperti alternatif-alternatif tersebut.

Contoh lain dari bentuk investasi yang kurang menarik tetapi sangat kita butuhkan adalah tabungan di bank; dari sisi profitability memang rendah – tetapi sampai saat ini tabungan atau rekening koran di bank masih menjadi alternatif pengelolaan cash kita yang paling efektif. Toh kita memang tidak perlu membawa atau menyimpan tunai di bawah bantal kan ?. Jadi manfaatkan bank untuk keperluan cash manajemen, pembayaran dan sejenisnya – tetapi untuk investasi gunakan pilihan lain yang lebih menarik.

Dengan memahami kelemahan dari masing-masing karakter investasi tersebut diatas, kita juga bisa melakukan perbaikan-perbaikannya. Misalnya ketika saya menanam pohon jinjing saya tahu bahwa saya tidak akan bisa mengharapkan hasilnya paling tidak sampai lima tahun mendatang, maka untuk mengongkosi operasi day-to-day dan upah bagi yang merawatnya sampai lima tahun yang akan datang – di kebon jinjing tersebut saya pelihara kambing dan jamur. Susu kambing dan jamur dapat menjadi income harian yang mengkompensasi investasi jinjing tersebut.

Lebih dari itu semua, Anda juga bisa tidak setuju dengan letak kelereng-kelereng tersebut. Ini toh ‘kelereng’ investasi Anda sendiri, Anda bebas menentukan tempatnya dimana saja – asal Anda memiliki kriteria atau pertimbangannya yang jelas.

27 Januari 2011

Teori Cycle-50 Untuk Memahami Sampai Dimana Harga Emas/Dinar Akan Turun...

Ada teori yang unik yang dari waktu ke waktu ditemukan atau dikembangkan orang untuk memahami perilaku pasar, baik itu yang terkait dengan saham, komoditi maupun emas dlsb. Kali ini saya akan perkenalkan teori baru yang saya sebut saja Cycle-50, yang saya harapkan berguna untuk memahami perilaku pasar terutama ketika harga lagi turun seperti yang sedang terjadi beberapa pekan terakhir.

Yang selalu menjadi pertanyaan orang ketika harga sedang terus menerus turun adalah sampai kemana penurunan harga ini nantinya ?. Maka saya ibaratkan orang berlari marathon, dari waktu kewaktu dia perlu istirahat sejenak untuk mengambil nafas atau minum – setelah itu dia akan melanjutkan perjalanannya kembali.

Mengambil nafas atau minumnya pasar adalah ketika para pelakunya merasa harga sudah ketinggian dan rame-rame mengambil aksi profit taking. Karena pelaku pasar adalah manusia, maka ketika sekumpulan manusia tersebut mengambil langkah yang mirip satu sama lain secara bersama-sama – maka yang terjadi adalah perilaku pasar yang juga mirip perilaku manusia.

Nah untuk menduga sampai dimana harga emas akan turun, kita bisa melihat dari statistik – berapa lama waktu yang diperlukan pasar untuk mengambil nafas atau minum tersebut. Alhamdulillah GeraiDinar memiliki statistik yang otomatis terbangun dari update harga real time yang tersaji setiap 6 jam di situs ini. Tanpa terasa pencatatan statistik secara otomatis ini sudah berjalan hampir tiga tahun – jadi kami memiliki catatan yang lumayan reliable untuk dibuat kajiannya.

Dari mengamati perilaku naik turunnya harga emas atau Dinar selama tiga tahun tersebut, ada pola yang dapat kami tangkap ketika harga emas lagi turun. Pola tersebut terjadi dalam rentang waktu yang mirip satu sama lain yaitu 50 hari-an, itulah sebabnya siklus ini saya sebut Cycle-50. Rentang waktu 50 hari tersebutlah nampaknya yang diperlukan untuk pasar mengambil nafas sebelum melanjutkan ke perjalanan berikutnya mengikuti trend utamanya.

Hasil dari kajian ini dapat dilihat pada grafik dibawah. Ada setidaknya 4 kejadian Cycle-50 yang kami deteksi dari statistik harga emas atau Dinar selama tiga tahun terakhir.

Cycle-50

Cycle-50

Waktunya mirip satu sama lain yaitu 50 hari, tetapi tingkat penurunannya yang berbeda. Makin lama –makin mengecil penurunan ini. Ketika harga Dinar mencapai puncak tertinggi 21 Februari 2009 pada angka Rp 1,640,280 ; sekitar 50 hari kemudian tanggal 12 April pasar mengalami penurunan sampai ke angka Rp 1,424,160 atau mengalami penurunan sebesar 13 %.

Kejadian kedua adalah ketika Dinar mencapai angka Rp 1,587,710 tanggal 2 Desember 2009 , 50 hari kemudian tanggal 22 Januari 2010 , Dinar jatuh sampai angka Rp 1,420,470 atau turun sebesar 11 %. Kejadian ketiga dari angka Rp 1,594,370 (8 Juni 2010) turun ke angka Rp 1,440,670 (28 Juli 2010) atau turun 10 %.

Dan terakhir adalah dari angka tertinggi Rp 1,776,940 tanggal 7 Desember 2010 lalu , 50 hari kemudian tanggal 26 Januari 2011 kemarin turun ke angka Rp 1,690,590 atau mengalami penurunan sekitar 5 %.

Lantas mengapa angka persentase penurunan pada Cycle-50 tersebut makin mengecil dari waktu ke waktu ?. Dugaan saya, ini terkait dengan dorongan keatas yang lebih kuat daripada sebaliknya. Ketika pasar melihat trend utamanya harga emas seharusnya naik ( perhatikan trendline garis merah), maka pasar tidak akan menunggu harga jatuh terlalu jauh sebelum mulai rame-rame membeli kembali .

Bila teori ini benar dan dapat dipahami, insyaallah akan lebih mudah kita mengambil keputusan kapan sebaiknya mengamankan asset kita dengan emas atau Dinar ini. Meskipun dalam jangka panjang trend emas atau Dinar dipahami lebih condong naik, adalah manusiawi juga bila kita bersedih ketika dalam jangka pendek asset kita turun nilainya - nah pemahaman terhadap teori semacam Cycle-50 inilah yang dapat menjadi penghiburnya.

Teori saya ini bisa saja keliru tetapi nanti waktu yang akan membuktikannya. Saya akan sangat senang bila ada mahasiswa S-2 atau S-3 dari berbagai bidang yang tertarik mendalami dan mengembangkan lebih lanjut teori Cycle-50 ini, mudah-mudahan bermanfaat. Amin.

25 Januari 2011

Inflasi : Proses Pengurangan Timbangan Secara Massal, Salah Siapa...?

Supaya ada rasa empati kita dengan sebagian penduduk negeri ini yang bekerja sebagai pekerja kasar, marilah kita bayangkan diri kita adalah mereka - setiap hari kita bekerja keras banting tulang untuk menghidupi anak istri. Sebagai buruh kasar , tahun 2006 kita mendapatkan upah rata-rata Rp 30,000/hari. Sebagian dari kita ada yang beruntung bekerja pada majikan yang usahanya berjalan baik sehingga mampu menaikkan upah 10% per tahun, maka upah mereka ini tahun 2010 lalu telah menjadi Rp 44,000/hari.

Sebagian yang lain bekerja dengan majikan yang usahanya pas-pasan - majikan ini hanya mampu menaikkan upah 5% per tahun – maka upah mereka menjadi Rp 36,500/hari. Sebagian yang lain lagi, majikannya hanya mampu untuk sekedar survive di tengah persaingan dan krisis ekonomi global – mereka tidak mampu menaikkan upah buruh – tetapi masih untung tidak mem-PHK-kan para buruhnya – maka untuk mereka ini upahnya tetap Rp 30,000/ hari hingga kini.

Baik yang bekerja di majikan yang usahanya maju, pas-pasan maupun yang sekedar survive – semuanya sama telah bekerja dengan sangat keras selama lima tahun dari 2006 – 2010 untuk tetap mendapatkan upahnya masing-masing. Sebagai buruh kasar dengan penghasilan antara Rp 30,000/hari s/d Rp 44,000/ hari tersebut – sebagian terbesar dari penghasilan ini habis untuk membeli bahan pangan untuk bertahan hidup sehari-hari.

Disinilah masalahnya, meskipun mereka tetap terus dapat bekerja keras – dan majikan merekapun dengan kegigihannya mampu mempertahankan lapangan kerja yang ada – dari waktu ke waktu ketika upah hendak kita belikan bahan pangan beras misalnya – terus berkurang beras yang dapat kita bawa pulang untuk keluarga kita.

Dengan penghasilan Rp 30,000/hari tahun 2006 dapat untuk membeli beras sebanyak 9 kg – upah yang sama kini hanya cukup untuk membeli 6 kg beras. Yang penghasilannya naik 5% per tahun dengan upah Rp 36,500/ hari, kini hanya cukup untuk membeli 7 kg beras. Sedangkan yang naik 10 % per tahun dengan upah Rp 44,000 per hari kini hanya dapat untuk membeli beras 8 kg. Grafik dibawah menggambarkan nilai tukar upah tersebut diatas terhadap beras yang dihitung berdasarkan data inflasi kelompok bahan pangan dari Biro Pusat Statistik.

Upah Buruh

Upah Buruh Setara Beras...

Lantas siapa yang ‘mengurangi timbangan’ beras kita tersebut ? dengan kerja keras yang sama beras yang dapat kita beli kok terus berkurang dari waktu ke waktu ?. Inilah yang namanya inflasi, maka tugas para pemimpin dan otoritas keuangan dan moneter negeri ini antara lain adalah untuk menjaga agar inflasi serendah mungkin dan tidak boleh melebihi kenaikan daya beli masyarakat.

Inilah yang diingatkan oleh Ibnu Taimiyyah kepada pemimpin negeri di jamannya, Jumlah fulus ( uang yang lebih rendah dari Dinar dan Dirham seperti tembaga) hanya boleh dicetak secara proporsional terhadap jumlah transaksi sedemikian rupa sehingga terjamin harga yang adil. Penguasa tidak boleh mencetak fulus berlebihan yang merugikan masyarakat karena rusaknya daya beli fulus yang sudah ada di tangan mereka”.

Kegagalan mempertahankan daya beli fulus atau uang kertas sekarang adalah kegagalan untuk menegakkan timbangan – terlihat dari semakin sedikitnya beras yang dapat ‘ditimbang’ dengan uang yang sama seperti dalam contoh tersebut diatas.

Tegaknya timbangan ini adalah bagian yang amat sangat penting dalam Islam yang muncul di beberapa ayat di Al-Quran. Bahkan Allah mencela orang-orang yang mengurangi timbangan tersebut. “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS 83 : 1-3).

Kalau mengurangi timbangan yang dilakukan oleh individu yang korbannya adalah individu yang lain saja sudah cukup bagi Allah untuk mendatangkan kecelakaan besar, lantas apa yang terjadi bila pengurangan timbangan ini terjadi secara sistematis dan massal – melalui penurunan daya beli mata uang – daya beli hasil kerja keras ratusan juta penduduk negeri ini ?. Mungkin inilah yang perlu jadi renungan para pemimpin negeri ini di eksekutif, legislative maupun yudikatif.

Kita perlu rame-rame mengkampanyekan tegaknya timbangan dalam arti luas, agar Allah tidak menimpakan kecelakaan besar bagi negeri ini. Semoga Allah memberi petunjuk jalanNya yang lurus bagi kita dan para pemimpin kita. Amin.

22 Januari 2011

Kecerdasan Finansial Islami : Dimana Memutar Uang Anda Tahun 2011 Ini...?


Kali ini saya akan tulis tentang aspek modal, khususnya adalah modal yang kini ada di tangan Anda keputusan penggunaannya. Bila Anda termasuk sedikit warga negeri ini yang memiliki kelebihan uang tahun ini, dimana Anda akan memutarnya untuk manfaat yang maksimal ?. Berikut adalah pilihan-pilihannya yang saya sarikan dari sumber statistik lima tahun (2006-2010) dari Biro Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia , Bursa Efek Jakarta dan data internal GeraiDinar.Com sendiri. Perhatikan grafik dibawah untuk lebih memudahkan Anda memahami penjelasannya.

Investasi 2011

Pertama Anda harus tahu target hasil dari investasi Anda. Apa benchmark-nya untuk ini ?. Yang baku adalah angka inflasi !. Statistik lima tahun terakhir menunjukkan angka inflasi di negeri ini adalah 6.80 % untuk rata-rata inflasi umum, dan 12.00 % untuk rata-rata inflasi bahan pangan. Mana yang Anda pilih sebagai target ? tergantung dari tingkat penghasilan Anda.

Semakin rendah penghasilan seseorang, semakin banyak porsi dari penghasilannya yang digunakan untuk membeli bahan pangan. Jadi kalau penghasilan Anda tinggi dan porsi penghasilan Anda yang dipakai untuk membeli bahan pangan tidak dominan, maka target inflasi umum rata-rata yang 6.8% adalah cukup.

Bila target Anda adalah inflasi umum ini, maka tabungan di bank umum yang memberikan bunga rata-rata selama lima tahun terakhir 9.45% ; atau bagi hasil rata-rata bank syariah sebesar 7.19% adalah memadai dari sisi angka. Tetapi bunga dari bank umum saya tidak dapat rekomendasikan karena sudah di fatwakan keharamannya oleh fatwa MUI no 1 tahun 2004. Maka bila Anda comfortable dengan hasil tabungan bank, pilihannya ada di tabungan atau deposito mudharabah bank-bank syariah.

Bila porsi penghasilan Anda lebih banyak untuk membeli bahan pangan, maka benchmark yang Anda harus gunakan adalah inflasi rata-rata bahan pangan yang selama lima tahun terakhir berada di angka 12 %. Apa pilihannya untuk ini ?, bank baik yang umum maupun yang syariah keduanya tidak bisa memberikan hasil rata-rata yang melebihi inflasi rata-rata bahan pangan ini. Maka untuk mempertahankan daya beli Anda terhadap bahan pangan antara lain Anda dapat gunakan emas atau Dinar yang selama 5 tahun terakhir mengalami apresiasi rata-rata di angka 20.24% - jauh diatas inflasi rata-rata bahan pangan.

Tetapi untuk emas atau Dinar , saya sendiri tidak menyarankan Anda menyimpannya dalam jumlah banyak. Sekedar secukupnya untuk mempertahankan daya beli Anda pada kebutuhan pokok yang penting seperti membeli makanan, biaya kesehatan, biaya sekolah anak-anak, biaya hidup hari tua dan sejenisnya.

Lantas bagaimana kalau uang Anda lebih dari sekedar cukup untuk mempertahankan daya beli terhadap kebutuhan pokok ?, saya sangat menganjurkan Anda menekuni investasi bidang riil. Saya terus terang kesulitan untuk mencari hasil rata-rata sektor riil, tetapi kinerja bursa saham dapat sedikit merepresentasikan contoh kinerja sektor riil ini – meskipun harus dipahami bahwa fluktuasi harga saham di bursa juga sangat dipengaruhi hal-hal lain yang sebenarnya tidak terkait langsung dengan sektor riil.

Untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lima tahun terakhir, appresiasi rata-ratanya mencapai angka 29.23 % dengan fluktuasi yang sangat tinggi. Pernah mencapai apresiasi 55% (2006) tetapi juga pernah anjlog ke minus 11% (2008). Sisi risiko inilah cerminan sektor riil yang bisa memberikan hasil yang luar biasa, tetapi risiko sebaliknya juga bisa terjadi !.

Lantas dengan uraian tersebut diatas, mana yang paling disarankan untuk pemula ?. mengkombinasikan dari ketiganya insyaAllah lebih aman untuk memulai. Sebagian uang Anda tetap di bank syariah untuk keperluan jangka pendek yang kurang dari satu tahun, sebagian di emas atau Dinar untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang dan sebagian juga untuk berlatih usaha langsung di sektor riil.

Aspek terakhir tersebut saya tekankan karena porsi yang diinvestasikan di sektor riil secara langsung inilah yang akan paling bermanfaat untuk Anda sendiri maupun masyarakat sekeliling Anda.

18 Januari 2011

Forecast Harga Emas Dunia 2011-2012 Oleh Credit Suisse...

Dalam tulisan saya akhir Desember 2011 lalu dengan judul Estimasi Konservatif Harga Emas/Dinar 2011, saya membuat prakiraan harga emas akan berada di kisaran US$ 1,500/oz sampai US$ 1,600/oz pada akhir 2011 nanti. Belakangan saya tahu bahwa kurang lebih pada waktu yang bersamaan ada lembaga keuangan global – Credit Suisse – yang membuat prakiraan harga emas akhir 2011 dekat sekali dengan prakiraan konservatif saya tersebut. Dalam laporannya akhir tahun lalu, Credit Suisse membuat forecast harga emas dunia akhir 2011 berada di angka US$ 1,580/oz dengan average sepanjang tahun 2011 ini di kisaran angka US$ 1,490/oz atau akan mengalami kenaikan sekitar 21 % dari average 2010 yang berada di angka US$ 1,225/oz.

Lebih jauh lagi Credit Suisse juga membuat forecast untuk rata-rata tahun depan 2012 yang menurut mereka akan berada di kisaran angka US$ 1,720/oz atau mengalami kenaikan sekitar 20% lagi dari posisi rata-rata tahun 2011 ini. Sebagai lembaga keuangan global yang sering menjadi rujukan, tentu mereka punya dasar yang kuat untuk estimasinya tersebut. Berikut adalah dasar-dasar dari forecast mereka :

· Kekawatiran dunia akan penurunan daya beli uang kertas (currency debasement) atau inflasi yang telah melambungkan harga emas dunia sepanjang 2010 tetap akan berlanjut di tahun 2011. Kondisi ini bahkan akan dianggap ‘normal’ dan berlanjut setidaknya sampai tahun berikutnya.

· Bank-bank sentral dunia menjadi net buyer emas karena ditengah ketidak pastian ekonomi global, emas akan menjadi reserve asset yang memiliki kredibilitas paling kuat.

· Satu-satunya institusi global yang menjual emas hanyalah IMF, namun rencana penjualan mereka sebesar 403.3 ton telah semuanya di realisir sampai akhir 2010 lalu.

· Supply emas baru dari hasil tambang tidak banyak diharapkan bisa meningkat. Kondisi ini juga akan terus berlanjut paling tidak sampai beberapa tahun mendatang.

· Permintaan emas untuk investasi swasta juga terus meningkat baik di belahan bumi barat maupun di timur khususnya India dan China.

Gold Forecast

Gold Forecast by Credit Suisse

Walhasil dengan adanya lima faktor tersebut diataslah Credit Suisse beranggapan akan ada dorongan yang sangat kuat untuk naiknya harga emas dunia di tahun 2011 ini dan setidaknya berlanjut sampai tahun depan 2012.

Namun perlu diingat bahwa namanya juga forecast, meskipun yang membuat lembaga yang sangat competent sekalipun tetap saja bisa salah. Kemungkinan salah ini menjadi semakin besar manakala – ada kejadian yang berada diluar parameter dari dasar prakiraan tersebut. Wa Allahu A’lam.

17 Januari 2011

The Intelligent Entrepreneur : Cara Anak Sekolahan Membangun Usaha...

Tulisan kali ini saya sarikan dari buku yang berjudul The Intelligent Entrepreneur karya Bill Murphy Jr. ( Henry Hold & Co LLC, New York 2010). Bill Murphy yang juga wartawan Washington Post ini memotret bagaimana lulusan-lulusan sekolah business terbaik di dunia – Harvard Business School (HBS) – membangun usahanya dari nol. Untuk karyanya tersebut, Bill mewancarai sejumlah professor di HBS dan juga tiga contoh lulusannya yang menonjol baik ketika di kampus maupun ketika terjun sebagai entrepreneur.

Tiga lulusan HBS yang dijadikan case study di buku ini adalah Marc Cenedella pendiri Theladders.com - yaitu recruitment yang fokus pada orang-orang yang bergaji tinggi (US$ 100,000 +/tahun), Christopher Michel pendiri Military.com – yang menjalin membership dari 30 jutaan warga Amerika yang terkait dengan kegiatan militer, dan Marla Beck yang bersama suaminya Berry Back mendirikan BlueMercury – suatu jaringan spa dan retail produk-produk kecantikan kelas atas di seluruh Amerika.

Intelligent Entrepreneur

Intelligent Entrepreneur

Dari seluruh wawancara dengan para professor HBS dan para lulusannya yang berhasil mengimplementasinya apa-apa yang dipelajarinya selama di kampus tersebut, Bill Murphy menyimpulkan benang merahnya dalam bentuk 10 rules yang membuat mereka sukses.

1) Make The Commitment

Rata-rata lulusan sekolah business terbaik seperti HBS tersebut diatas langsung mendapatkan gaji yang sangat baik ketika mereka memasuki dunia kerja. Maka sebagian menikmati dunia kerjanya dan tetap menjadi pegawai sampai pensiun dengan penghasilan yang terus membesar.

Sebagian lain yang mempunyai commitment untuk membangun usaha dari awal, lengkap dengan pasang surutnya usaha dari waktu kewaktu inilah yang akhirnya membedakan mereka dengan rekan-rekannya se-kampus.

2) Find a Problem, Then Solve It

Usaha tidak dimulai dari solusi, tetapi dari problem - kebanyakan orang keliru disini. Bila Anda seorang web developer handal misalnya – Anda mengira bahwa dengan mudah Anda bisa membuat bisnis berbasis web. Ada yang memang bisa, tetapi sebagian terbesarnya tidak bisa.

Ketiga lulusan HBS tersebut tidak satu-pun yang mendalami IT, namun mereka pandai meng-identifikasi problem kemudian memberinya solusi – yang antara lain berbasis IT.

3) Think Big, Think New, Think Again

Begitu banyak bisnis yang dilahirkan oleh keterbatasan wawasan para pendirinya. Keunggulan para lulusan sekolah bisnis seperti HBS ini adalah wawasan yang luas yang mereka peroleh dari para professor mereka ketika masih di kampus, yang kemudian diteruskan dengan budaya membaca, me-riset, mengkaji, menganalisa dlsb. dari berbagai perkembangan dunia bisnis terkini.

Terus mengasah pikiran dengan hal-hal yang baru amat sangat diperlukan di dunia bisnis di era informasi seperi sekarang ini.

4) You Can’t Do It Alone

Sepandai-pandai Anda, tidak mungkin Anda bisa membangun usaha besar tanpa melibatkan orang lain. Maka recruitment team inti yang memang bener-bener competent di bidangnya – juga menjadi salah satu kunci keberhasilan usaha.

Untungnya para lulusan dari sekolah bisnis seperti HBS adalah jaringan alumninya yang sangat luas di berbagai perusahaan top dunia. Ini sangat membantu para lulusannya untuk membentuk team inti yang bener-bener berkelas.

5) You Must Do It Alone

Meskipun banyak sekali pekerjaan yang harus ditangani secara team, ada pula yang harus Anda dapat lakukan sendiri terutama ketika usaha baru mulai. Maka tidak perduli Anda lulusan terbaik dari sekolah bisnis terbaik sekalipun, ketika mulai usaha – Anda harus benar-benar mau terjun dan mendalami bidang usaha yang Anda pilih.

Passion Anda pribadi dibidang usaha yang Anda pilih tersebut-lah yang nantinya sangat dominan berperan dalam mengarahkan kapal usaha Anda – kemana kapal hendak berlayar.

6) Manage Risk

Sikap dasar manusia sebenarnya tidak mau menanggung risiko, namun bidang usaha apapun yang Anda tempuh – pasti ada risikonya pada tingkatannya sendiri-sendiri. Menjauhi risiko sama sekali berarti Anda tidak akan melangkah kemana-mana, jadi yang diperlukan adalah kemampuan mengelola risiko.

Kemampuan memilah dan memilih risiko, mana yang memang harus dihindari, mana yang bisa diperhitungkan dan ditanggung dlsb, akan ikut berperan penting sejauh mana Anda dapat mengembangkan usaha Anda.

7) Learn To Lead

Lulusan dari sekolah bisnis terbaik seperti HBS sekalipun tidak otomatis mampu memimpin team-nya, maka setiap (calon) pengusaha harus mau dan mampu belajar memimpin teamnya di lapangan.

8) Learn To Sell

Ironinya menurut buku ini adalah di sekolah bisnis seperti HBS ternyata tidak ada secara khusus materi sales dalam perkuliahannya. Materi sales hanya ‘terbawa’ dalam berbagai mata kuliah lainnya seperti entrepreneurship dan marketing.

Padahal sales adalah ujung tombak di setiap jenis usaha apapun yang akan Anda tekuni. Maka bidang apapun yang Anda pilih dan sebesar apapun usaha yang hendak Anda bangun, Anda harus mampu menguasai teknik-teknik sales yang bisa jadi sangat spesifik dengan bidang usaha Anda.

9) Persist Persevere, Prevail

Untuk rules yang kesembilan ini, kita punya satu istilah yang lebih pas yaitu istiqomah. Perjalanan usaha tidak selamanya mulus, maka dari waktu ke waktu Anda sebagai pendiri usaha harus mampu bertahan dan mengatasi segala persoalan yang muncul.

Usaha tidak akan pernah bisa besar dan berumur panjang bila pendirinya sendiri tidak mampu bertahan dan mengatasi segala macam persoalan yang terbawa oleh perjalanan usaha.

10) Play The Game For Life

Usaha tidak hanya untuk mencari uang, ketika usaha Anda telah mencapai sukses seperti yang dicapai tiga lulusan HBS tersebut diatas – ternyata uang bukan lagi menjadi yang utama. Kemerdekaan (freedom) untuk berbuat sesuatu dan rasa aman (security) ternyata menjadi yang lebih utama.

Bagi kita umat Islam, pencapaian sukses usaha ini juga menjadi penting sebagaimana hadits dari Amru bin Ash : "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang kepadaku agar mengatakan, "Bawalah pakaian dan senjatamu, kemudian temuilah aku." Maka aku pun datang menemui beliau, sementara beliau sedang berwudlu. Beliau kemudian memandangiku dengan serius dan mengangguk-anggukkan (kepalanya). Beliau lalu bersabda: "Aku ingin mengutusmu berperang bersama sepasukan prajurit. Semoga Allah menyelamatkanmu, memberikan ghanimah dan dan aku berharap engkau mendapat harta yang baik." Saya berkata, "Wahai Rasulullah, saya tidaklah memeluk Islam lantaran ingin mendapatkan harta, akan tetapi saya memeluk Islam karena kecintaanku terhadap Islam dan berharap bisa bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka beliau bersabda: "Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih." (HR. Ahmad).

Bila kita bisa sukses berusaha, maka insyaAllah kitapun bisa berbuat sesuatu yang nyata untuk bangsa dan umat ini. Maka tidak ada salahnya kita belajar hal-hal yang baik dan systematis dari yang telah membuktikannya.

Kalimat hikmah (perkataan yang baik/bijaksana) adalah senjatanya orang mukmin, dimanapun ia mendapatkannya maka dia lebih berhak untuk mengambilnya” (HR. Tirmidzi/Ibnu Majjah)

10 Januari 2011

6 Irreversible Trends : Harga Emas di Era Doomy Gloomy-nya US$...

Bagi para pembaca yang sempat lemas dengan turunnya harga emas dan Dinar secara drastis sepanjang pekan lalu, tulisan ini barangkali bisa menjadi pengobatnya disamping tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Bijak berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas...”. Tulisan ini saya sarikan dari ceramahnya Nick Barisheff - CEO and president of Bullion Management Group Inc.- pada acara seminar Investment Outlook 2011 di Montreal – Canada Jum’at pekan lalu. Menurut Nick ini ada setidaknya enam trend yang akan mendorong harga emas ke atas tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya.

Trend-trend yang oleh Nick dkategorikan sebagai Irreversible – yang tidak berubah atau tidak berbalik arah – paling tidak sejauh mata dia memandang ini, adalah sebagai berikut :

1) Central Bank Buying

Pendorong harga emas tahun 2010 antara lain adalah membengkaknya belanja emas yang dilakukan oleh beberapa bank central besar seperti Rusia, China dan India. Cadangan emas Rusia di kwartal ke 3 tahun 2010 saja naik 7 % menjadi 756 ton. China mengimpor hampir 210 ton emas di bulan Desember 2010, sedangkan India pembelian emas oleh bank central-nya plus pembelian swasta di duga mencapai 750 ton sepanjang tahun lalu.

Trend ini akan terus ada di tahun 2011 dan bahkan tahun-tahun sesudahnya karena untuk membuat cadangan emas Rusia dan China mendekati rata-rata negeri barat saja, Rusia membutuhkan tambahan cadangan sekitar 1,000 ton sedangkan China masih membutuhkan tambahan sekitar 3,000 ton lagi. Demand emas akan terus tinggi , sementara supply relatif tidak banyak perubahan.

2) Movement Away From US$

Tahun 2009, China , Rusia dan Perancis diduga secara diam-diam telah mulai meninggalkan US$ untuk perdagangan minyaknya dengan negeri-negeri Arab. Tahun 2010 lalu, secara resmi Rusia dan China mengakui bahwa mereka tidak lagi menggunakan US$ untuk perdagangan bilateral antar kedua negara – tidak terbatas pada perdagangan minyak saja.

Ini memberikan sinyal kuat ke seluruh dunia bahwa untuk perdagangan antar negara, penggunaan US$ tidak lagi menjadi suatu keharusan. Bila International Demand terhadap US$ menurun – sementara US$ supply terus digenjot melalui Quantitative Easing – maka jelas harga barang-barang dalam US$ akan melonjak karena daya beli US$ yang turun.

3) China

Di China bukan hanya pemerintah melalui bank central-mya yang getol menaikkan cadangan emasnya. Rakyatnya-pun di dorong dan dipermudah oleh pemerintahnya untuk membeli emas. Dengan penduduk yang mencapai lebih dari 1.3 milyar jiwa dan dengan tingkat penghasilan yang terus meningkat, maka demand emas dari China akan terus mengkatrol harga emas ke atas.

4) The Aging Population in US

Baby boomers” yaitu ledakan penduduk yang lahir di Amerika paska Perang Dunia II tahun 1946 s/d 1963 berangsur-angsur memasuki usia pensiun. Amerika sedang menghadapi meningkatnya jumlah penduduk yang pensiun ini. Sedangkan jumlah tenaga kerja paska baby boomers ini cenderung menciut jumlahnya.

Artinya adalah akan semakin banyak jumlah orang pensiun – yang memerlukan dukungan dana pemerintah untuk mendanainya – sementara kontributor terhadap pendapatannnya dari pajak perorangan akan cenderung menurun karena jumlah pekerja yang semakin sedikit. Untuk membiayai para pensiunan yang lebih banyak ini pemerintah tidak ada cara lain kecuali ‘mencetak uang dari awang-awang’. Unfunded liability pemerintah yang terus membengkak dibarengi dengan pencetakan uang secara besar-besaran – pasti berdampak pada penurunan daya beli US$ yang terus menerus.

Menurut catatan Nick Barisheff ini, lima mata uang terbesar dunia termasuk US$ telah kehilangan 70%-80 % daya belinya terhadap emas selama 10 tahun terakhir. Emas sejatinya bukan terus naik harganya, tetapi mata uang yang dipakai membelinya-lah yang terus menyusut daya belinya.

5) Outsourcing

Industri besar Amerika yang beberapa diantaranya sekarang masih menguasai dunia seperti komputer , notebook, handphone misalnya, mereka memilih memproduksi barangnya dengan cara meng-outsource-kan produksinya ke negara lain yang lebih murah cost of production-nya. Dampaknya negeri itu akan terus kehilangan banyak lapangan kerja.

Dampak berikutnya ketika orang tidak bekerja adalah mereka juga mengurangi konsumsi barang dan jasa. Jadi system outsourcing yang kini semakin popular di Amerika dan bukan hanya pada bidang manufacturing tetapi juga melanda bidang-bidang jasa sperti accounting services, administration, data entry, call centre dlsb. akan secara berlipat ganda berdampak pada GDP negeri itu.

Ketika GDP tidak lagi tumbuh atau bahkan turun, maka tumpukan hutang negeri itu akan semakin menggunung dan uangnya akan semakin berkurang daya belinya.

6) Peak Oil

Yang dimaksud dengan Peak Oil adalah tingkat produksi minyak yang telah mencapai puncaknya dan akan menurun setelah itu. Peak Oil ini sudah terjadi di beberapa sentra produksi minyak dunia seperti AS , Alaska dan North Sea. Sentra-sentra produksi lainnya akan segera mrenyusul.

Meksiko misalnya yang sekarang menjadi salah satu supplier terbesar minyak Amerika, beberapa tahun mendatang tidak akan lagi bisa mengekspor minyaknya. Sebaliknya mereka malah akan butuh impor minyak untuk menopang ekonominya sendiri. (Ini mirip Indonesia yang sudah lebih dahulu menjadi net importer untuk minyak, meskipun untuk energi secara keseluruhan - termasuk didalamnya gas dan panas bumi - Indonesia masih net eksporter).

Walhasil secara keseluruhan dari 6 trend hasil pengamatan dan analisa yang dilakukan oleh pelaku ekonomi barat sendiri seperti Nick Barisheff ini, kita bisa simpulkan bahwa masa depan Amerika dengan US$-nya sedang memasuki era doomy gloomy - era masa depan suram menyerupai kiamat – sepertinya there is no tomorrow for US$ !. Menjelang ajalnya US$ tetap ada dan tetap bisa untuk membeli barang dan jasa, tetapi apapun yang dibeli dengan US$ akan terus melonjak harganya – termasuk tentu saja DINAR/emas. Wa Allahu A’lam.


07 Januari 2011

Bijak Berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas ...

Hari-hari ini harga emas lagi rendah, harga internasionalnya dalam US$ berada di kisaran US$ 1,371/Oz atau mengalami penurunan sekitar 3.5% dalam perdagangan sepekan terakhir dibandingkan dengan penutupan akhir tahun 2010 pekan lalu yang berada di kisaran US$ 1,421/Oz. Hal ini bisa menyakitkan bagi yang mulai terjun di emas ini pada periode harga tinggi sampai akhir tahun lalu. Itulah sebabnya di situs ini selalu kami sajikan trend jangka pendek sampai jangka panjang, mulai dari 24 jam (sehari semalam), sepekan, sebulan, setahun sampai 10 tahun.

Maksud dari grafik-grafik tersebut adalah agar pengguna Dinar dapat melihat kinerja nya dalam time horizon yang bervariasi. Grafik harian sampai grafik tahunan bersifat dinamis – real time ; sedangkan grafik 10 tahunan-an diambil rata-rata tahunan untuk masing-masing tahun – inipun bergerak dinamis karena tahun terakhir (pasti belum genap setahun) angkanya akan terus berubah.

Apa pentingnya memahami time horizon ini kaitannya dengan keputusan Anda untuk memasukkan emas dalam portfolio investasi Anda ?. Berikut penjelasannya :

Bila uang yang Anda investasikan tersebut akan diperlukan kurang dari setahun lagi, maka investasi emas akan cukup berisiko rugi . Grafik pertama berikut adalah contohnya.

Contoh Trend Setahun...

Contoh Trend Setahun...

Peluang rugi ini akan menjadi lebih besar lagi kalau uang tersebut lebih cepat lagi akan digunakan – misalnya 6 bulan seperti dalam contoh grafik kedua di bawah.

Enam Bulan

Contoh Trend 6 Bulan...

Fungsi investasi dan proteksi nilai atas tabungan emas yang merupakan hasil jerih payah Anda, baru akan terasa efektifitasnya – dan kecil kemungkinannya untuk rugi - bila time horizon Anda relatif panjang misalnya 3 tahun seperti dalam contoh grafik ketiga dibawah.

Tiga Tahun

Contoh Trend 3 tahun...

Emas benar-benar terbukti ampuh dalam memberikan proteksi nilai – sekaligus juga investasi yang sangat menarik bila time horizon Anda benar-benar panjang – misalnya 10 tahun seperti pada contoh grafik ke 4 dibawah.

Sepuluh Tahun

Contoh Trend 10 Tahun...

Jadi dari gerakan harga emas 10 tahun terakhir yang saya sajikan dalam empat grafik tersebut diatas, emas atau Dinar akan cocok untuk instrumen investasi dan proteksi nilai yang terkait dengan biaya sekolah anak-anak sampai lulus perguruan tinggi , biaya pergi haji yang kini antriannya semakin panjang, biaya pemeliharaan kesehatan di hari tua, perencanaa pensiun dan kebutuhan lain yang bersifat jangka panjang.

Sebaliknya emas atau Dinar tidak kita rekomendasikan untuk spekulasi jangka pendek yang time horizon-nya kurang dari 12 bulan.

03 Januari 2011

Harga Emas/Dinar : 2010 Review & 2011 Outlook

2010 baru saja berlalu dan kini kita melangkah ke 2011. Bagi yang mempersepsikan emas atau Dinar sebagai investasi, 2010 adalah tahun yang menggembirakan karena emas atau Dinar mengalami appresiasi nilai sekitar 23 % dalam Rupiah atau sekitar 3.5 kali hasil deposito atau tabungan. Akhir tahun 2009 lalu harga Dinar ditutup di angka Rp 1,444,040 sedangkan akhir tahun 2010 Dinar ditutup pada harga Rp 1,777,760,-. Dalam US$ kenaikan ini lebih menyolok lagi karena harga emas Dunia akhir 2009 adalah US$ 1,087.50 sedangkan akhir 2010 harga emas ini ditutup pada angka US$ 1,421.60 atau mengalami peningkatan sekitar 30%.

Diantara penyebab kenaikan harga emas dunia tersebut yang bersifat sangat fundamental adalah apa yang dilakukan oleh bank central-nya Amerika atau the Fed, dengan perilaku kontroversialnya dalam mencetak uang dari awang-awang atau yang disebut quantitative easing. Kenaikan harga emas 2010 masih terkait langsung dengan dampak quantitative easing 1 yang dilakukan Amerika sejak November 2008. Saat itu mereka mulai ‘mencetak uang’ US$ 600 milyar untuk membeli apa yang disebut Mortgage-Backed Securities (MBS) dan berbagai bentuk surat hutang lainnya, namun karena kompleksitas problem negeri itu angka ini menggelembung sampai US$ 2.1 trilyun pertengahan tahun 2010.

Angka yang US$ 2.1 trilyun tersebut seharusnya menurun bila ekonomi negeri itu berhasil dipulihkan, namun kenyataannya kemudian di bulan November 2010 the Fed-nya negeri itu mengumumkan lagi akan dilakukannya quantitative easing 2 yang akan diimplementasikan hingga pertengahan 2011. Belajar dari quantitative easing 1 yang dampaknya terhadap kenaikan harga emas berlanjut sampai 2 tahun kemudian, maka dampak dari implementasi quantitative easing 2 juga sangat mungkin akan mendongkrak harga emas di tahun 2011 atau bahkan sampai 2012 nanti.

Jadi penyebab utama yang menjadikan harga emas melonjak sampai 30% dalam US$ tahun 2010, juga masih ada disana di tahun 2011. Apakah dampaknya akan sekuat quantitative easing 1 ?, waktu nanti yang akan menjawabnya. Namun ketika quantitative easing 1 diputuskan November 2008, tahun berikutnya (2009) harga emas dalam US$ naik 25%, dan tahun berikutnya lagi (2010) naik hingga 30%. Itulah sebabnya ketika saya membuat Estimasi Konservatif Harga Emas/Dinar 2011 dengan menggunakan statitstik 10 tahun dan 40 tahun, saya beri catatan khusus bahwa estimasi tersebut tidak memasukkan dampak dari quantitative easing 2 tersebut diatas.

Jadi kalau di estimasi konservatif harga emas di akhir tahun 2011 ini saya prediksikan di kisaran US$ 1,500/Oz s/d US$ 1,600,-/Oz, maka estimasi optimis-nya bila kita belajar dari dampak quantitative easing 1, harga emas bisa saja mencapai US$ 1,780/Oz di tahun 2011 dan US$ 2,300/Oz di tahun 2012.

Lantas bagaimana dengan harga emas atau Dinar dalam Rupiah ?. Kenaikan harga emas atau Dinar dalam Rupiah tahun 2010 yang tidak setinggi kenaikanya dalam US$ adalah karena factor penguatan Rupiah terhadap US$. Bila kurs rata-rata bulanan Desember 2009 adalah Rp 9,454/US$ , Desember 2010 ini rata-ratanya adalah Rp 9,024/US$ atau mengalami penguatan 4.5%.

Penguatan yang sama tidak bisa kita harapkan untuk tahun 2011 ini karena akan menurunkan daya saing ekspor kita, sebaliknya kecenderungan melemah ke kisaran angka tahun sebelumnya (2009) atau di angka Rp 9,400-an lebih memungkinkan bila negeri ini ingin terus menjaga surplus di neraca perdagangannya.

Maka bila faktor quantitative easing 2 dan sedikit pelemahan Rupiah ini yang kita gabungkan untuk membuat estimasi optimis harga emas atau Dinar dalam Rupiah, harga emas dalam Rupiah akan mencapai kisaran Rp 540,000/gram di tahun 2011 dan Rp 700,000/gram di tahun 2012. Dengan asumsi yang sama maka Dinar akan berada di kisaran Rp 2,300,000,- tahun 2011 dan Rp 3,000,000 tahun 2012.

Sebagaimana yang sering saya ungkapkan di situs ini, tidak ada seorang-pun yang bisa tahu apa yang akan terjadi. Jadi estimasi saya baik yang konservatif maupun yang optimistis bisa saja keduanya salah. Wa Allahu A’lam.

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.