Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

01 Juli 2011

Dinar vs Logam Mulia


Banyak pertanyaan yang masuk “lebih baik emas dalam bentuk Dinar atau LM ?”, walaupun sudah banyak dibahas, namun nampaknya pertanyaan ini tidak akan pernah selesai ditanyakan. Untuk itu ada baiknya kita bahas secara tuntas di sini agar bisa mendapatkan jawaban yang lebih komprehensif.

Logam Mulia yang dimaksud di sini adalah emas batangan produksi PT Antam dengan kadar 24 Karat 99,99%. Tersedia dalam berbagai ukuran, yaitu: 1 gr, 2 gr, 2,5 gr, 3 gr, 4 gr, 5 gr, 10 gr, 25 gr, 50 gr, 100 gr, 250 gr, dan 1000 gr. Harga patokan yang digunakan sebagai tolok ukur adalah harga emas per gram untuk pecahan 1000 gr, harga pecahan yang lebih kecil akan lebih mahaL per gramnya.

Untuk mengetahui berapa harga emas LM setiap harinya, kita bisa lihat di http://www.logammulia.com/home-id.php Sedangkan untuk harga per batang dan per gram untuk pecahan lainnya, bisa kita lihat di sini http://www.logammulia.com/gold-bar-id.php

Di toko emas, kadang disebutkan dengan harga per gram, ditambah dengan “biaya cetak” atau “biaya sertifikat” yang berbeda untuk setiap pecahan. Makin kecil pecahannya, makin besar biaya cetaknya.

Walaupun harga jual dari Antam berbeda untuk setiap pecahan, namun harga beli kembalinya sama per gram. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa lebih efisien membeli LM dalam pecahan besar daripada dalam pecahan kecil. Karena makin kecil pecahan LM yang dibeli, akan makin besar pula selisih antara harga jual dan harga belinya kembali. Kalau kita lihat, selisihnya adalah 3,9 % – 12,9 % untuk pecahan terbesar sampai pecahan terkecil.

Sedangkan Dinar yang dimaksud adalah koin emas produksi PT Antam yang dicetak khusus sesuai dengan standar mata uang pada masa Kekhalifahan Islam yaitu 4,25 gr dengan kadar emas 22 Karat atau 91,7 % emas dengan campuran 8,3 % perak. Di Indonesia, Dinar ini didistribusikan oleh dua atau tiga distributor utama. Sebagai patokan, kita akan gunakan harga dari situs ini

Hanya ada 1 pecahan untuk Dinar, yaitu koin 1 Dinar sehingga tidak sulit untuk melihat harganya. Membeli 1 Dinar atau 10 Dinar sama saja harga per keping Dinar. Kecuali jika ada ongkos kirim, tentunya berbeda.

Dan jika diperhatikan selisih antara harga jual dan harga beli, selisihnya adalah hanya 4 %.

Betulkah Dinar dikenakan PPN 10% sehingga membuatnya lebih mahal ? Pada dasarnya Dinar sebagaimana perhiasan adalah adalah barang yang dikenakan PPN, beda dengan LM yang tidak kena PPN. Tapi perdagangan Dinar yang bersifat personal atau usaha kecil membuatnya tidak kena PPN lagi setelah beredar di masyarakat. PPN hanya sekali dikenakan pada saat Dinar keluar dari PT Antam. Sedangkan transaksi di masyarakat tidak lagi dikenakan PPN karena biasanya individu atau usaha kecil yang menjual Dinar berstatus Non-PKP (Pengusaha Kena Pajak) yang tidak diwajibkan untuk memungut PPN. Bisa dibilang, PPN ini hanya berpengaruh untuk distributor utama yaitu Gerai Dinar, dan tidak berpengaruh kepada transaksi di masyarakat.

Kembali ke permasalahan pokok, mana yang kita pilih untuk investasi, LM atau Dinar?
Jika strategi investasi kita adalah cukup sering beli dan jual kembali, setiap ada uang lebih dibelikan emas, lalu jika perlu sesuatu atau harga sudah naik kita jual lagi emasnya sesuai kebutuhan, saya lebih sarankan untuk investasi dalam bentuk Dinar. Karena untuk menjual kembali, Dinar lebih mudah mengingat pecahannya yang kecil. Misalnya, kita memiliki Dinar sebanyak 10 keping dan perlu uang Rp 3,5 juta. Kita bisa dengan mudah menjualnya cukup 2 keping saja, dan menyimpan 8 keping sisanya. Namun jika kita memiliki LM 1 keping 50 gr, dan perlu uang Rp 3,5 juta, kita tidak bisa menjual hanya 10 gr dan menyimpan sisanya yang 40 gr. Karena LM tidak bisa dipotong begitu saja dan dijual sebagian.


Untuk pembelian dalam pecahan kecil, di bawah 25 gram, saya lebih sarankan untuk membeli dalam bentuk Dinar. Karena jika membeli LM dalam pecahan lebih dari 25 gram, misalnya 10 gr, 5 gr atau 2,5 gr maka selisih harga jual dan harga beli kembali cukup besar mencapai 5 %-7 %.

Tapi Dinar saat ini tidak populer di toko emas, hampir tidak ada toko emas yang menjual Dinar. Karena saat ini Dinar lebih banyak didistribusikan melalui system keagenan yang bersifat personal. Di satu sisi, hal ini memudahkan kita karena bisa mendapatkan pelayanan yang bersifat personal (nego, delivery, konsultasi) namun di sisi lain kita tidak bisa melakukan transaksi seperti di toko emas yang bisa dengan mudah dijumpai di pasar-pasar.


Tapi kalau kita memiliki strategi untuk menyimpan emas dalam pecahan besar dan tidak berencana untuk menjualnya sedikit-sedikit, setidaknya 25 gram, maka membeli batangan Logam Mulia akan lebih efisien. Sebagaimana dilihat di tabel harga, dibandingkan dengan harga jualnya kembali, LM akan lebih efisien jika dibeli dalam pecahan yang lebih besar. Namun yang paling populer adalah pecahan 25 gr sampai dengan 100 gr karena jika lebih dari 100 gr akan lebih sulit untuk menjualnya kembali ke konsumen langsung mengingat harganya yang mencapai sekitar 100 juta untuk pecahan 250 gr dan 400 juta untuk 1000 gram.

Dari sisi pergerakan harga, baik koin Dinar maupun batangan LM memiliki pergerakan harga yang seragam, karena patokannya harganya sama. Jika LM naik, jelas Dinar juga naik, dan sebaliknya. Maka untuk tujuan investasi jangka panjang, sebetulnya keduanya sama baiknya. Yang membedakan hanya dari segi penyimpanan pecahan, dan kenyamanan dalam bertransaksi.

Oleh : Ahmad Gozali

1 komentar:

  1. bagaimana cara kita membelinya cash and cary atau gimana mohon infonya

    BalasHapus

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.