Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

29 Januari 2010

Dinar Untuk Sektor Riil : Kini Bukan Hanya Teori…

Di awal kami memperkenalkan Dinar, kami libatkan pengunjung situs ini untuk membiayai pencetakan Dinar agar tersedia cukup Dinar di masyarakat dengan program Qirad. Alhamdulillah dukungan para pengunjung lebih dari yang kami harapkan, sehingga program Qirad kini tidak lagi menerima peserta baru – kecuali menggantikan peserta lama yang mundur.

Setelah kami tidak lagi menerima peserta Qirad baru; timbul banyak pertanyaan ke kami – mengapa tidak diteruskan saja – sehingga semakin banyak Dinar yang bisa dicetak dan diedarkan ke masyarakat ?. Ini betul, hanya kami tidak ingin kehilangan orientasi – bahwa penggunaan Dinar sesungguhnya harus menjadi alat tukar yang adil yang mendorong berputarnya ekonomi masyarakat. Dengan kata lain, keberadaan Dinar harus bisa mendorong berputarnya sektor riil – maka inilah yang kami fokuskan sekarang bersama para mitra kerja kami.

Dengan Mitra kerja BMT Daarul Muttaqiin misalnya; account M-Dinar yang telah kami perkenalkan, kini telah mulai membuahkan hasil. Bagi pemegang account M-Dinar; per pagi ini sudah bisa melihat bagi hasil yang diterima di accountnya masing-masing.

Bagi hasil ini sudah dihitung dalam bentuk Dinar dan dibagi berdasarkan saldo Dinar rata-rata harian para pemilik account. Anda akan melihatnya di rekening Anda dengan keterangan ‘Bagi Hasil 01/10’, insyallah kedepannya akan dibagikan setiap akhir bulan berdasarkan hasil bersih dari investasi dana yang dikelola BMT sampai bulan yang bersangkutan.

Jadi bagi Anda yang merasa ‘ketinggalan’ tidak bisa ikut program Qirad; insyallah M-Dinar Saving Account-nya BMT Daarul Muttaqiin tidak kalah menariknya sekarang. Scope investasi yang didanainya lebih luas, tidak harus mengumpulkan 20 Dinar seperti di Qirad dan account ini sendiri lebih likuid dari Qirad karena bisa ditransaksikan setiap saat.

Piece by piece dari picture puzzle ekonomi berbasis Dinar atau Dinarnomics kini mulai tersusun. Dengan terus memohon bimbinganNya – insyaAllah nantinya akan terus disempurnakan gambar yang indah dari ekonomi Islam dengan uangnya yang adil, dengan dijauhkannya riba, dengan berputarnya sektor riil dlsb…dlsb. Amin.

27 Januari 2010

Harga Emas Dunia : Bad News Dan Good News…

Tulisan saya tanggal 25 Januari 2010 lalu memperkenalkan konsep Moving Average atau rata-rata bergerak untuk mengetahui posisi ‘jam 6’, pada ayunan bandul jam yang memvisualisasikan pergerakan harga emas sebagai hasil mekanisme pasar.

Melengkapi tulisan sebelumnya tersebut, kali ini saya gunakan data yang lebih lama yaitu 11 tahun sejak Januari 2000 untuk harga emas dunia dalam US$/Oz. Data ini saya kumpulkan dari kitco.com karena data yang saya kumpulkan sendiri baru mulai September 2007.

Hasilnya saya sajikan dalam grafik disamping yang menunjukkan pergerakan harga bulanan dan rata-rata bergerak tahunannya. Kita bisa melihat grafik tersebut dari dua sisi, tergantung apakah kita lebih suka kabar baik , kabar buruk atau keduanya. Untuk lengkapnya saya sajikan saja keduanya sebagai berikut.

Kabar buruknya adalah harga emas yang beberapa minggu terakhir cenderung turun; masih mungkin terus turun sampai posisi di sekitar ‘jam 6’ dari pergerakan harga emas atau bahkan melewatinya. Posisi ‘jam 6’ dari perhitungan rata-rata bergerak tahunan selama 11 tahun terakhir saat ini berada pada kisaran angka US$ 975/Oz.

Karena per pagi ini harga emas dunia berada pada US$ 1098/Oz; maka bila gerakan turun harga emas dunia ini berlanjut, angka yang berpeluang untuk dicapai dalam waktu dekat adalah dikisaran US$ 975/Oz atau berpeluang turun sampai sekitar 11% dari posisi sekarang.

Karena saya termasuk orang yang cenderung optimis, maka dari satu kabar buruk ini – ada tiga kabar baik yang saya juga ingin sampaikan.

Kabar baik pertama adalah namanya bandul jam, tidak selamanya dia berayun ke satu arah. Setelah melewati posisi terendah di ‘jam 6’ dia akan berbalik arah; ini fitrah grafitasi bumi yang juga fitrahnya mekanisme pasar.

Kabar baik kedua, trend posisi ‘jam 6’ yang dihasilkan dari perhitungan rata-rata bergerak tahunan – ternyata bergerak naik dari waktu ke waktu – setidaknya ini yang terjadi 11 tahun terakhir. Pergerakan yang ini, bukan karena mekanisme pasar tetapi karena rusaknya daya beli uang kertas terhadap emas.

Ringkasnya adalah dalam jangka pendek harga emas bergerak naik turun disebabkan oleh dorongan mekanisme pasar; tetapi dalam jangka panjang nampak dari statistik bahwa harga emas yang dinilai dengan mata uang kertas cenderung terus naik – bukan oleh mekanisme pasar lagi tetapi oleh penurunan nilai uang yang digunakan untuk membeli emas tersebut.

Jadi kabar baik ketiganya adalah, Anda yang ingin mengamankan masa depan biaya sekolah anak-anak; biaya kesehatan hari tua, biaya hidup masa pensiun dlsb – Anda insyallah akan menemukan waktu-waktu yang baik untuk membeli emas atau Dinar dalam hari-hari atau minggu-minggu kedepan – mumpung bandul jam bergerak ke posisi ‘jam 6’. Wallahu A’lam.

25 Januari 2010

Kearah mana Harga Emas Didorong Pasar ?

Seperti bandul jam dinding yang berayun beraturan di sekitar posisi jam 6 karena grafitasi bumi– jam 6 adalah titik terendah dalam lingkaran jam; demikian pula mekanisme pasar membentuk harga. Untuk pasar emas saya pernah menjelaskan hal ini dalam tulisan saya 1 Agustus tahun lalu dengan judul Kemana Harga Emas Akan Berayun.

Tulisan kali ini menyempurnakan tulisan sebelumnya tersebut dengan fokus pada upaya memahami dimana titik ‘jam 6’ tersebut pada pasar emas. Untuk ini saya gunakan harga emas rata-rata harian untuk 180 hari atau 6 bulan dan rata-rata harian untuk 360 hari atau setahun. Dalam istilah teknis disebut Daily Moving Average (DMA), jadi ada dua DMA yang kita gunakan 180 DMA dan 360 DMA.

Dasar pemikirannya adalah harga emas akan bergerak naik turun disekitar angka rata-rata-nya. Bila terlalu tinggi akan tertarik kebawah mendekati harga rata-rata oleh supply dari aksi jual masyarakat, dan sebaliknya bila terlalu rendah akan tertarik keatas oleh kenaikan demand dari aksi beli masyarakat.

Dari data harga emas di pasar Indonesia yang dikumpulkan oleh GeraiDinar sejak pertengahan September 2007, kita bisa sajikan pergerakan harga ini lengkap dengan grafik 180 DMA dan 360 DMA-nya seperti diatas. Lantas bagaimana kita membaca grafik tersebut ?.

Pada posisi penutupan pekan lalu, harga jual emas di geraidinar adalah berada pada angka Rp 339,196/gram; sedangkan angka DMA pada tanggal penutupan tersebut masing-masing berada pada Rp 332,091/gram (180DMA) dan Rp 330,068/gram (360DMA).

Jadi seperti bandul jam saja, harga emas sekarang masing lebih tinggi dari DMA-nya atau masih mungkin berayun kebawah kearah Rp 332 ribu, Rp 330 ribu atau bahkan lebih rendah dari itu – sebelum akhirnya terayun balik keatas.

Bagi investor jangka panjang, ayunan ini tidak perlu menjadi pikiran karena DMA untuk jangka panjang (360 DMA) cenderung lurus keatas. Artinya semakin panjang fokus investasi kita, semakin jelas arah hasilnya – yaitu positif keatas.

Sebaliknya untuk jangka pendek – 6 bulan atau kurang misalnya; arah gerakan harga ini masih naik turun seperti yang ditunjukkan oleh grafik 180 DMA tersebt. Itulah sebabnya saya tidak pernah menganjurkan Anda untuk berspekulasi dengan harga emas jangka pendek. Wa Allahu A’lam.

21 Januari 2010

Memahami Gerakan Harga Emas Dari Kekuatan Uang Kertas…

Pagi ini harga emas dunia turun significant ke angka US$ 1,114.3/ Oz ketika artikel ini saya tulis. Seperti biasa ketika harga naik atau turun significant banyak email, sms, bbm dlsb. yang sampai ke saya menanyakan penyebabnya. Untuk menghemat waktu saya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tulisan ini mudah-mudahan dapat memuaskan keingin tahuan para pengunjung situs ini.

Ada dua hal yang menjadi pendorong naik turunnya emas dunia, yang pertama tentu pergerakan supply and demand. Bila yang menjual banyak sedangkan yang membeli sedikit otomatis harga turun. Demikian pula sebaliknya, bila yang membeli banyak sedangkan yang mau menjual sedikit maka harga akan naik.

Karena harga emas yang kita bicarakan adalah harga emas secara global; maka supply and demand-nya pun untuk skala global. Supply and demand dalam skala mikro, seperti para pembeli/penjual emas/Dinar di GeraiDinar; Logam Mulia, toko-toko emas , tidak memberi pengaruh pada pergerakan harga global ini.

Pergerakan harga yang dipengaruhi oleh supply and demand ini dapat Anda ikuti setiap saat dari situsnya kitco.com.

Pendorong naik turunnya harga emas yang kedua adalah kekuatan mata uang yang dipakai untuk membelinya. Karena harga emas dunia pada umumnya dinilai dalam US$ maka kekuatan mata uang US$ juga sangat menentukan naik turunnya harga emas dunia ini.

Yang terakhir inilah yang mempengaruhi secara significant atas turunnya harga emas dunia dalam perdagangan hari kemarin. Anda bisa lihat pada grafik yang saya sajikan diatas, penurunan harga emas berjalan nyaris simetris dengan naiknya kekuatan US$ yang diukur dengan US$ Index.

Saya katakan nyaris simetris karena tidak sepenuhnya simetris; perbedaannya terletak pada faktor pertama yang saya jelaskan diatas – yaitu faktor supply and demand.

Karena pentingnya informasi kekuatan mata uang US$ ini dalam memahami pergerakan harga emas dunia, maka mulai hari ini informasi US$ Index termasuk yang saya sajikan di halaman utama situs ini yaitu di sidebar kiri dibawah informasi harga emas. Ini untuk melengkapi informasi Rupiah Index yang sudah lebih dahulu saya tampilkan.

Dengan informasi US$ Index dan Rupiah Index secara real time ini, Insyallah Anda akan lebih mudah memahami latar belakang yang menjadi pendorong naik turunnya harga emas yang menjadi sajian utama situs ini. Mudah-mudahan bermanfaat.

19 Januari 2010

Trend Harga Emas Dunia, Kemana Arahnya ?

Di pasar saham ada teori yang sangat terkenal yang disebut Dow Theory mengambil nama penemunya Charles H. Dow (1851 – 1902) yang juga pendiri Dow Jones. Teori ini pula yang mendasari technical analysis yang dipakai para praktisi pasar saham dan sejenisnya hingga jaman modern ini.

Karena kemiripan pasar saham dengan pasar emas dalam skala global, maka Dow Theory ini juga dapat digunakan untuk menganalisa perilaku pasar emas dunia. Pada tulisan ini saya menggunakan bagian dari Dow Theory yang berbunyi kurang lebih begini “Bila barang ekonomi memiliki pola titik-titik tertinggi yang semakin tinggi (higher highs) dan titik-titik terendah yang juga semakin tinggi (higher lows), maka barang ekonomi tersebut sedang berada pada kecenderungan menaik (uptrend)”.

Apakah uptrend yang dipersyaratkan oleh Dow Theory ini nampak dalam pasar emas dunia beberapa tahun terakhir ?. Jawabannya sangat jelas nampak. Anda bisa perhatikan grafik diatas untuk mendeteksi titik-titik tertinggi yang semakin tinggi (higher highs) tersebut.

Saya juga sajikan grafik lain yang lebih pendek jaraknya untuk bisa menjelaskan titik-titik terendah yang semakin tinggi (higher lows) pada grafik dibawah ini.

Higher Lows

Dari grafik tersebut kita bisa melihat bahwa sejak emas menembus angka US$ 1,000/Oz September 2009 lalu, kemudian melesat ke angka diatas US$ 1,200/Oz pada awal Desember, emas terkoreksi secara significant di bulan yang sama. Namun kita tahu koreksi ini ternyata tidak berhasil membawa harga emas dunia ke angka dibawah US$ 1,000/Oz; koreksi ini hanya berakhir pada angka US$ 1,075/Oz yang terjadi pada tanggal 22 Desember 2009. Inilah yang disebut titik terendah yang semakin tinggi (higher low) itu.

Jadi paling tidak pada masa depan yang masih bisa diperkirakan dari data yang ada saat ini ( foreseeable future), trend harga emas dunia masih berada pada kecenderungan naik (uptrend). Namun perlu diingat bahwa harga emas dunia ini dihitung dengan US$, trendnya dalam Rupiah bisa saja berbeda tergantung dengan bagaimana kinerja Rupiah kedepan dibandingkan dengan US$.

Bahwasanya kita membeli emas di Indonesia dengan uang Rupiah kita, saat ini sesungguhnya merupakan kesempatan yang luar biasa. Kita dapat membeli emas/Dinar pada harga yang relatif rendah di tengah harga emas dunia yang lagi berada pada uptrend !. Wa Allahu A’lam.

18 Januari 2010

Survival Kit Untuk Kondisi Darurat…

Ada bagian menarik dari buku-buku sejarah perang Dunia II yang jarang menjadi perhatian, bagian ini adalah yang membahas perbekalan standar para pilot tempur kala itu yang konon berlanjut sampai sekarang.

Bekal apa kiranya yang harus ada pada checklist para pilot tersebut sebelum terbang on mission memasuki wilayah musuh ?, ternyata salah satu bekal wajibnya adalah sejumlah koin emas dan kadang juga dilengkapi cincin emas.

Mengapa koin/cincin emas menjadi menu wajib di bekal para pilot ini ?, sederhana alasannya yaitu bila sang pilot tertembak jatuh di wilayah musuh – koin atau cincin emas inilah yang selalu bisa menjadi survival kit yang laku ditukar barang apa saja di wilayah manapun di seluruh dunia.

Foto di atas misalnya adalah survival kit yang disebut United States Government Escape and Evasion Barter Kit. Koin-koin dan cincin emas ini ditaruh dalam kotak kotak karet hitam dan di segel. Diluarnya ditulis ‘If Found Return to ComNavAirLant (CNAL 34) Norfolk, Virginia’.

Para war strategist nampaknya tahu betul bahwa hanya emas yang berlaku universal bahkan di pedalaman wilayah musuh sekalipun. Untuk memudahkan para pilot, bentuk koin dan cincin dipilih karena satuannya yang relatif kecil – namun nilai tukarnya tinggi sehingga cukup untuk bekal hidup para pilot yang jatuh di wilayah musuh sampai mereka bisa diselamatkan.


Kita memang bukan pilot tempur dan kita juga tidak lagi berperang, namun survival kit tersebut juga kita perlukan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi krisis yang tidak kita harapkan.

Krisis ini bisa bersifat umum seperti krisis moneter – yang kita alami tahun 1997/1998 dan krisis hiper inflasi yang kita alami di tahun 1965; bisa pula bersifat pribadi seperti krisis kehilangan pekerjaan, anak sakit dlsb.

Bentuk krisis atau kondisi daurat-nya bisa berbeda, namun koin emas tetap dapat menjadi bagian dari survival kit yang sangat berguna pada saat diperlukan. Dengan daya belinya yang terjaga sepanjang waktu, koin emas seperti Dinar insyallah bisa mendampingi Anda melalui masa krisis yang tidak Anda harapkan.

Jadi bukan hanya kotak PPPK yang seharusnya ada di setiap rumah; survival kit berisi beberapa koin emas bisa sangat membantu di masa sulit – Insya Allah.

13 Januari 2010

Selagi Rupiah Perkasa : Dinar Sangat Murah…

Bagi yang rajin mengamati grafik-grafik kecil di situs ini , hari-hari ini akan melihat posisi harga Dinar yang tidak biasa di grafik tersebut. Khususnya pada grafik yang menggambarkan trend harga Dinar setahun terakhir.

Trend kenaikan yang biasanya berwarna biru positif, kini berwarna merah negatif. Bahkan angka negatifnya cukup besar, yaitu pagi ini mencapai – 8.84%. Mengapa hal ini bisa terjadi ?, keperkasaan Rupiah jawabannya.

Dalam grafik tahunan, 12 bulan terakhir dihitung dari Februari 2009 sampai Januari 2010. Bulan Februari tahun 2009 lalu, emas dunia berada pada kisaran US$ 943/Oz dan Rupiah berada pada kisaran Rp 11,800/US$. Dinar saat itu berada pada kisaran Rp 1,550,000. Jadi dibandingkan dengan harga Dinar Februari 2009, Dinar saat ini tengah mengalami penurunan sekitar 8.84 % tersebut diats. Namun kalau dibandingakan Januari 2009, harga Dinar saat ini masih 7.20 % naik.

Bila kita lihat harga emas Dunia Januari tahun lalu yang berada pada angka US$ 858.69; maka harga emas dunia pagi ini US$ 1,130.55 telah mengalami kenaikan 31.65% .

Artinya apa ini semua ?, harga emas dunia sebenarnya masih berada pada periode mahal; karena keperkasaan Rupiah yang lagi luar biasa-lah yang membuat Dinar nampak murah saat ini. Rupiah yang mengalami penguatan dari Rp 11,800/US$ ke Rp 9,175/US$ atau penguatan sekitar 22% membuat kita bisa menikmati emas atau Dinar yang relatif murah hari-hari ini.

Bukan hanya Dinar sebenarnya yang lagi murah, seluruh benda riil yang asalnya dari luar negeri yang diimpor dengan nilai US$ - juga menjadi terasa relatif murah saat ini. Waktu yang baik bagi Anda yang hendak mengganti notebook-nya, handphone dlsb.

Hanya saja masa-masa keperkasaan Rupiah seperti saat ini tidak selamanya baik bagi ekonomi negeri ini secara makro. Para eksportir kita akan menurun daya saingnya di pasar internasional bila Rupiah terus menguat. Atas pertimbangan ini pula-lah kemungkinan besarnya para pengambil keputusan negeri ini juga tidak akan membiarkan Rupiah terlalu kuat.

Jadi selagi Rupiah perkasa…; proteksi keperkasaan tersebut dengan mengkonversinya ke benda riil yang dapat menyimpan nilai atau daya beli dalam jangka panjang…semoga bermanfaat.


11 Januari 2010

Banjir Dollar 2010 : Apa Dampaknya Pada Harga Emas Dunia…?

Hari ini ada tulisan menarik di harian Republika (11/01/10) dengan judul Meraba Likuiditas 2010. Dalam tulisan ini antara lain dikutip pernyataan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa tahun 2010 akan diwarnai ‘banjir’ Dollar AS dalam jumlah yang sangat besar, mencapai US$ 2.4 trilyun !.

Saya berasumsi bahwa sebagai Menteri Keuangan, Ibu Menteri tentu tidak sembarang mengeluarkan pernyataan. Pernyataannya sudah seharusnya didasari oleh pengetahuan yang sangat dalam dan di support oleh team yang juga sangat menguasai bidangnya. Maka saya dalam tulisan ini menganggap pernyataan tersebut sebagai prediksi yang peluang kebenarannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peluang kelirunya.

Dengan asumsi bahwa benar tahun 2010 Dollar AS akan membanjiri pasar internasional, lantas apa dampak ‘banjir’ Dollar tersebut pada harga emas dunia ?. Untuk menjawab pertanyaan ini saya menggunakan Teori Kwantitas yang terkenal dengan equation of exchange-nya seperti dalam rumus diatas.

M adalah jumlah uang yang beredar, berdasarkan pernyataan Ibu Menteri tersebut diatas, maka M inilah yang akan melonjak tinggi di tahun ini 2010. V adalah kecepatan uang berputar, para ahli secara umum meragukan akan ada perubahan yang berarti karena ekonomi secara global sesungguhnya belum benar-benar pulih dari krisis sejak tahun lalu.

Karena V yang tidak berputar lebih cepat dari sebelumnya, out put sektor riil berupa barang dan jasa (Q) juga tidak akan banyak berubah. Bila dalam satu persamaan, sisi kiri melonjak tajam – maka sisi kanan juga akan mengikuti. Karena satu unsur di sisi kanan akan relatif tetap (Q), maka tinggal satu unsur lagi disisi kanan yang bisa mengimbangi kenaikan M di sisi kiri. Unsur ini adalah P atau tingkat harga barang-barang dan jasa secara umum.

Jadi melonjaknya jumlah Uang US$ di pasar tahun ini, yang kemungkinan besarnya tidak diikuti oleh kenikan out put sektor riil yang sepadan – akan berdampak pada naiknya harga barang dan jasa secara significant – dalam satuan mata uang US$.

Harga emas internasional selama ini masih dibeli (dinilai) dengan US$; maka harga emas dalam US$ juga akan mengalami kenaikan yang siginificant sepanjang tahun ini sejalan dengan kenaikan harga-harga barang dan jasa lainnya.

Harga emas pada pembukaan di pasar Sydney pagi ini yang melonjak sampai angka US$ 1,156.90/Oz bisa jadi adalah bagian dari symptoms ‘banjir’ Dollar AS tersebut diatas. Wa Allahu A’lam.

07 Januari 2010

Annus Horribilis Untuk US$...

Annus Horribilis diambil dari bahasa latin yang berarti horrible year atau tahun yang sangat buruk. Istilah ini dipopulerkan oleh ratu Elizabeth II dari Inggris pada akhir tahun 1992, untuk menggambarkan betapa buruknya tahun itu. Pada tahun tersebutlah dua anaknya bercerai dari istri-istrinya; Pangeran Andrew bercerai dengan Sarah (Maret 1992) dan Pangeran Charles bercerai dengan Lady Di (Desember, 1992).

Istilah ini belakangan banyak digunakan lagi, bukan untuk menggambarkan kondisi keluarga kerajaan – tetapi untuk menggambarkan kondisi ekonomi di berbagai negara. Dunia yang dilanda krisis sejak tahun sebelumnya (2008), belum sepenuhnya bisa pulih di tahun 2009. Bahkan di bulan Desember 2009, sinyal-sinyal krisis masih nampak jelas dengan munculnya krisis di Dubai.

Bagi para pelaku pasar, khususnya pasar emas Dunia – gejala krisis juga jelas terbaca dari kinerja harga emas dunia yang dinilai dalam US$. Akhir tahun 2009, harga emas dunia ditutup pada harga US$ 1,097.25/Oz atau mengalami kenaikan 26% dari akhir tahun sebelumnya.

Mengapa harga emas yang terus menjulang dalam US$ ini pertanda buruk bagi US$ ?. Sederhana jawabannya, emas merepresentasikan benda riil yang memiliki daya beli tetap sepanjang zaman. Satu kambing di zaman Nabi SAW seharga 1 Dinar (4.25 gram emas), satu Dinar tetap dapat untuk membeli kambing pula sekarang. Mobil keluarga entry level dapat dibeli seharga 110 Dinar (15 Oz) pada tahun 1935; dengan uang Dinar yang sama saat ini kita juga tetap dapat membeli mobil keluarga kelas entry level – baru !.

Artinya bahwa bila dibandingkan dengan emas, US$ terus mengalami penurunan daya beli yang sangat significant. Masyalahnya adalah penurunan ini belum nampak akan berhenti, jadi sampai berapa rendah nantinya daya beli US$ ini ? hanya Allah-lah yang tahu. Yang jelas berdasarkan statistik harga emas dunia sejak awal milenium baru Januari 2000, nilai US$ kini tinggal 25% saja dibandingkan dengan daya belinya di awal milenium tersebut.

Ibarat naik pesawat yang terus menukik kebawah dan si kapten tidak nampak bisa menguasai kendali, apakah kita akan tetap menunggu sampai pesawat menyentuh tanah dan hancur berkeping-keping ?. Saya tentu akan pilih tidak menunggu, saya akan pilih melompat selagi parasut itu ada.

Parasut ini bisa berupa emas/Dinar; sawah –ladang, ternak, property produktif, barang dagangan yang mudah dijual dlsb.dlsb. Parasut ini bukan mata uang kertas lain, karena kalau terjadi sesuatu dengan US$ - mata uang kertas lain akan tersedot ke pusaran krisisnya.

Anda-pun bisa memilih parasut Anda sesuai dengan minat dan kemampuan Anda untuk mengelolanya. Insyaallah kita bisa selamat dari US$ crash yang kita tidak tahu kapan tetapi arahnya sudah sangat jelas…Wa Allahu A’lam.


06 Januari 2010

Jaga Mudamu Sebelum Pensiunmu…

Di awal tahun 50-an ada ekonom kondang Ludwig Von Mises yang menggambarkan kondisi para pensiunan di Amerika Serikat sebagai orang-orang yang di-authanasia-kan oleh pemerintahnya (seperti orang sakit keras yang dibiarkan meninggal tanpa pertolongan ). Tulisannya yang berjudul Authanasia of the Pension Funds intinya menguraikan bagaimana para pensiunan menderita dengan daya beli yang terus menurun karena faktor inflasi.

60 tahun kemudian sampai hari ini, para pensiunan di Amerika dan juga para pensiunan di seluruh dunia yang mengikuti system ekonomi ribawi-nya – tetap saja secara umum menderita secara finansial dan seolah masih juga di –authanasia-kan oleh pemerintahnya masing-masing yang tidak mampu mengendalikan inflasi.

Bila inflasi menyengsarakan para pensiunan, apakah lantas kondisi sebaliknya bila terjadi deflasi akan memakmurkan mereka ?. Ternyata tidak juga. Di negeri yang sama Amerika Serikat, yang saat ini tingkat suku bunganya mendekati nol persen – ternyata para pensiunan juga malah terancam kelangsungan penerimaan dana pensiunannya.

Mengapa demikian ?, karena selama ini para pengelola dana pensiun mengandalkan instrumen finansial seperti deposito, government bond dan sejenisnya sebagai unggulan investasinya. Ketika deposito dan bond memberikan hasil yang sangat rendah, maka putaran dana mereka tidak memadai lagi untuk menopang program santunan yang berkelanjutan kepada para pensiunan.

Contoh yang konkrit juga terjadi di Jepang yang sudah sejak lama menganut rezim suku bunga rendah. Pengelola dana pensiun dari maskapai penerbangan terbesar negeri itu sampai harus menegosiasikan ulang dengan para pensiunannya untuk menurunkan penerimaan mereka. Pilihan yang sangat berat karena kalau penerimaan pensiunan diturunkan akan lebih menyengsarakan mereka, sementara bila dilanjutkan seperti semula perusahaannya yang tidak akan survive.

Jadi buah simalakamanya inflasi dan deflasi bagi pensiunan adalah begini : Bila inflasi tinggi, para pensiunan berkemungkinan untuk terus dapat menerima pensiunnya – tetapi dengan daya beli yang terus menyusut. Sebaliknya bila terjadi deflasi, kemampuan para perusahaan/pengelola dana pensiun untuk secara berkelanjutan mampu membayarkan uang pensiun kepada yang berhak menerimanya yang terancam.

Ketika Von Mises menulis artikel tersebut diatas 60 tahun lalu dicuekin oleh masyarakatnya, apa dampaknya ? ya itu tadi sampai kini para pensiunan di Amerika Serikat tetap menderita.

Nah bagaimana sekarang kita, agar sekian puluh tahun dari sekarang ketika kita pensiun tidak menghadapi simalakama inflasi dan deflasi ini?. Berikut adalah beberapa poin yang bisa dilakukan :

1). Mulai secara bertahap lindungi hasil jerih payah Anda dari risiko finansial inflasi dalam bentuk benda riil yang daya belinya bertahan. Emas/Dinar; sawah, pohon, ternak dlsb. adalah beberapa diantaranya.

2) Meskipun di tempat kerja Anda dapat jatah pensiun yang dikelola perusahaan/pengelola dana pensiun. Jangan terlalu mengandalkan dana pensiun ini – kemungkinan besarnya tidak akan cukup untuk menopang hari tua Anda. Menabung benda riil tetap Anda perlukan.

3) Bila perusahaan/pengelola dana pensiun Anda mempunyai program yang mengijinkan Anda mengelola dana pensiun Anda sendiri – ambil program ini dan kelola sendiri di sektor riil. Bila belum mampu mengelola sendiri, cari mitra yang bisa mengelolanya sambil Anda belajar sektor-sektor usaha yang menjadi minat Anda.

4) Banyak-banyak investasi pada diri Anda sendiri sedari muda. Ikut pelatihan-pelatihan bidang usaha yang menjadi minat Anda, banyak-banyak belajar berusaha. Mencoba dan gagal di usia muda – masih lebih baik dibandingkan mencoba dan gagal di usia tua ketika sumber daya dan dana kita sudah tidak ada lagi. Tidak semua eksperimen usaha ini membutuhkan biaya; di Pesantren Wirausaha Anda bisa belajar berusaha tanpa harus mengeluarkan satu sen-pun biaya.

5) Banyak-banyak investasi pada orang-orang di sekitar kita; mendidik mereka dan membimbingnya. Mereka inilah yang akan menjalankan dan meneruskan usaha kita setelah kita lanjut dimakan usia.

Allhummaj’al khaira ‘umry aakhirahu wa khaira ‘amaly khawaatimahu wa khaira ayyaami yauma alqooka fiih”, “Ya Allah jadikanlah yang terbaik dari umurku adalah akhirnya, dan yang terbaik dari amal perbuatanku adalah penutupnya, dan yang terbaik dari hariku adalah hari ketika aku bertemu denganMu.” Amin.

04 Januari 2010

Review 2009 : Kinerja Rupiah, Dollar & Dinar…

Sepanjang tahun 2009 kemarin, Rupiah nampak berpenampilan tidak seperti biasanya. Tidak hanya diukur terhadap US$ , tetapi terhadap sekelompok mata uang kuat dunia lainnya yang saya sebut sebagai Rupiah Index (RIX). Rupiah mengalami kenaikan sampai 4 basis point dalam RIX, hal ini diluar kebiasaannya karena dari tahun ketahun Rupiah Index ini statistiknya menunjukkan penurunan terus menerus.

Dibandingkan dengan Januari 2000 pada angka 100; angka akhir tahun 2009 di posisi 58 atau mengalami penurunan 42 poin . Memang tidak terlalu menggembirakan untuk jangka panjang, namun pergerakan positif sepanjang tahun lalu dapat memberi harapan bahwa uang kertas kita tidak selalu buruk-buruk amat dibandingkan mata uang kuat lainnya – meskipun ini baru bersifat jangka pendek.

Sebaliknya terjadi pada uang kertas US$; sepanjang tahun lalu mengalami penurunan 6 basis poin dari angka tahun sebelumnya di 84 ke angka 78 pada akhir 2009. Penurunan ini jauh diatas rata-rata penurunan tahunan US$ Index 2.4 pertahun selama sepuluh tahun terakhir. Sejak Januari 2000 sampai akhir 2009 lalu, US$ Index menunjukkan kumulatif penurunan 24 basis poin.

Meskipun fluktuasi jangka pendeknya Rupiah dan US$ yang diukur dengan sekelompok mata uang lainnya (bukan diukur satu sama lain) bisa berbeda atau bahkan berlawanan arah, dalam jangka panjang keduanya mengalami penurunan yang sangat significant. Sekali lagi ini menunjukkan bahwa uang kertas baik Rupiah, US$ maupun mata uang lainnya tidak bisa dipakai sebagai simpanan jangka panjang – karena ketidak mampuannya dalam mempertahankan daya beli.

Gold Performance

Ketidak mampuan dalam mempertahankan daya beli ini menjadi semakin nyata bila dibandingkan dengan harga emas atau Dinar. Memang dalam setahun terakhir harga emas atau Dinar hanya mengalami kenaikan 8 % dalam Rupiah, namun dalam 10 tahun kenaikan ini telah mencapai angka diatas 400%. Kenaikan Dinar dalam Rupiah yang ‘hanya’ 8 % setahun terakhir tidak terlepas dari penguatan Rupiah yang mencapai 4 basis poin di RIX. Sebaliknya kenaikan Dinar atau emas yang mencapai lebih dar1 400% dalam sepuluh tahun terakhir, juga tidak terlepas dari pelemehan 42 poin di RIX tersebut diatas.

Dalam US$, harga emas dunia mengalami kenaikan yang sangat significant sepanjang tahun 2009. Bila diawal tahun harga emas ini baru berada pada angka US$ 858/Oz; akhir tahun 2009 lalu harga emas ini sudah berada pada angka US$ 1097/Oz atau mengalami kenaikan 28%. Dalam sepuluh tahun terakhir harga emas dunia dalam US$ telah mengalami kenaikan 286%.

Dari penurunan nilai Rupiah maupun US$ yang masing-masing tercermin dari penurunan index-nya, dan kenaikan harga emas atau Dinar dalam mata uang Rupiah maupun US$ tersebut – semakin jelas bagi kita sesungguhnya mana yang seharusnya kita gunakan untuk keperluan investasi , proteksi nilai dan sekaligus uang kita dalam jangka panjang. Wa Allahu A’lam

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.