Rata-rata
orang Indonesia mengalami dampak ‘flu berat’ Indonesia pada tahun 1997
tersebut. Penghasilan kita bila dinilai dalam mata uang Dollar atau
dinilai dengan emas saat itu terpotong sampai kisaran 75 %. Tidak semua
terkena memang, sama dengan dalam setiap wabah penyakit – orang yang fit
kondisinya dia bisa saja selamat dari serangan wabah yang hebat
sekalipun.
Siapa
orang-orang yang fit dan terbebas dari wabah finansial tersebut ?, dari
pengalaman tahun 1997 kita tahu bahwa mereka yang fit ini adalah
mereka-mereka yang mayoritas assetnya berupa benda riil atau terkait
langsung dengan benda riil yang dimiliki atau dihasilkannya.
Petani
kakao, cengkeh, kopi, sawit dlsb. yang orientasi produknya untuk ekspor
menjadi orang-orang yang beruntung saat itu. Dalam nilai Dollar
penjualan ekspor mereka tidak mengalami perubahan, namun karena Rupiah
yang merosot tinggal ¼-nya membuat income mereka melonjak 4 kalinya
dalam Rupiah.
Kelompok
pegawai adalah yang paling rentan dalam menghadapi wabah financial
seperti yang terjadi pada krismon 1997 tersebut. Pertama gaji mereka
tidak mengalami banyak perubahan, sementara barang-barang kebutuhan
apalagi yang mengandung komponen impor melonjak harganya.
Kedua
jerih payah mereka bertahun-tahun yang tersimpan dalam asuransi, dana
pensiun, tunjangan hari tua dlsb. tergerus nilainya tinggal
seperempatnya. Ibarat bongkahan batu karang, krismon 1997 adalah ombak
besar yang menghanyutnya ¾ bongkahan batu karang tersebut. Kemudian sisa
yang ¼-nya terkikis secara perlahan tetapi pasti oleh apa yang disebut
inflasi !.
Penyakit kronis yang bernama inflasi ini-pun juga tidak kalah dasyatnya dalam menggerogoti asset dan penghasilan pegawai.
Selama sepuluh tahun terakhir saja harga
barang-barang secara umum di Indonesia naik sebesar 90 %, artinya bila
akhir tahun 2004 sebuah barang harganya 100, akhir 2013 harga barang
tersebut menjadi 190. Harga makanan lebih menyolok lagi, yaitu bahan
makanan yang berharga 100 pada akhir 2004, menjadi 253 pada akhir 2013.
Lantas
bagaimana kita semua bisa melindungi asset dan penghasilan kita dari
wabah finansial dan penyakit kronis inflasi tersebut ? Asset-asset riil
umumnya bisa melindungi kita dari wabah maupun penyakit kronisnya.
Maka
saya mengulangi statement saya sebelumnya, bahwa saat
terbaik untuk melakukan investasi adalah justru ketika orang kebanyakan
rame-rame sedang melupakannya. Statistik yang loud and clear tersebut di atas, bisa menjadi dasar bagi yang berinvestasi karena memang tahu – dan bukan karena ikut-ikutan. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini