Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

02 Maret 2012

Dibalik Peluang Naiknya Harga Perak

Oleh : Endy J Kurniawan

Sebelumnya kita telah bahas bahwa perak bisa menjadi alternatif investasi logam mulia yang menjanjikan di tahun 2012. Jika Anda investor yang tak mau berhutang untuk mendapatkan pecahan besar emas dengan harga per gram lebih ekonomis dibanding yang pecahan kecil, memiliki perak adalah jalan keluar yang jitu. Karena grafik kenaikan tahunan perak relatif sejalan dengan trend kenaikan emas maka menyimpan perak adalah langkah mempertahankan daya beli uang yang kita punya, dibanding dengan menabung konvensional misalnya.
Jumlah tabungan dalam angka tetap per bulan dalam Rp atau USD tak bisa mengejar kenaikan harga emas yang secara rata-rata naik 2% per bulan. Berbeda dengan menabung perak yang mengalami kenaikan kurang lebih sama (bahkan dalam beberapa tahun terakhir lebih tinggi) dibanding emas. Untuk mendapatkan 1 Dinar (emas) kita perlu 32 keping Dirham (perak) atau 6,5 keping Dirham perak dengan pecahan 5 (khamsa Dirham). Pada akhir tahun 2010 lalu, kita perlu 49 keping Dirham untuk mendapatkan 1 Dinar, artinya kenaikan Dirham lebih pesat daripada dinar..
Untuk mendapatkan 10 gram emas batangan kita perlu 10 batang/ koin perak impor dengan pecahan 1 troy ounce. Dalam periode tertentu, konversi bisa dilakukan dari perak ke emas dengan cara menjual perak, kemudian dana dialihkan ke emas. Bagi individu dengan kemampuan menabung Rp 300 s.d 600 ribu per bulan, langkah ini menenangkan. Tidak berhutang, tidak harus membayar cicilan berikut biaya gadai, administrasi dan asuransi yang menyertainya.
Dibandingkan emas, perak dalam bentuk investasi juga ‘kurang liquid’ dalam arti kurang bisa diterima di toko perhiasan, pegadaian dan bank syariah. Untuk tujuan menabung, hal ini bermakna positif karena ‘menyulitkan’ kita menggunakannya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Perak dijual kembali nanti ke tempat membeli. Ini kemudian menjadi kata kunci bagi para investor : belilah perak di tempat yang bersedia membelinya kembali.
Diluar itu semua, dari kacamata investor, potensi kenaikan harga perak di masa datang ternyata dipengaruhi faktor fundamental yang sifatnya global.
  1. Sebagian besar produksi perak di dunia menghilang bersama proses industri. Hanya sebagian kecil perak yang diolah kembali dari benda elektronik, fotografi, dental untuk dijadika hasil olahan/ cucian. Berbeda dengan emas yang eksis dari ribuan tahun lalu hingga kini dengan cara recycle, perak industri cenderung diabaikan dan hilang selama-lamanya.
  2. Pemerintah Amerika (data tentang negara lainnya belum didapatkan) ternyata pernah menyimpan sekitar 375 juta ons perak dari tahun 1933 s.d 1970 dengan membeli hasil industri perak negaranya sendiri. Pada tahun 1970 simpanan itu dilepas ke pasar dan sekarang simpanan perak mereka nol. Untuk memilikinya kembali sebagai cadangan devisa negara (emas dan perak adalah instrumen moneter paling mendasar bahkan hingga awal abad ini), mereka harus belanja langsung dari pasar. Saat ini dan sampai kapanpun, perak akan tetap dikonsumsi negara dan industri, terlebih dua negara di timur yang menjadi penggerak ekonomi dunia sekaligus penyimpan perak terbesar saat ini yaitu Cina dan India mulai mengalami defisit *)
Salah satu cara membuat industri jasa memperhatikan dan membuka servis yang makin variatif terkait perak sehingga membuatnya makin liquid adalah dengan memasyarakatkan penggunaan perak sebagai salah satu instrumen investasi. Juga terkait Dirham, dimana koin perak spesifik ini bisa digunakan langsung sebagai alat transaksi. Maka sudah saatnya kini kita mulai melangkah lebih jauh dengan beralih ke perak.
Sumber : Buy Gold Now, Shayne McGuire, Chapter 19 : Why Silver Might Rise More Than Gold, Wiley, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.