Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

11 Desember 2009

Memperpanjang Usia (Usaha) Dengan Nilai-Nilai…

Di dunia usaha ada ratusan perusahaan yang umurnya ratusan tahun, bahkan di Jepang ada perusahaan yang lahir tahun 578 atau hanya 8 tahun setelah kelahiran Nabi kita Muhammad SAW sebelum akhirnya tutup 3 tahun lalu 2006 – pada usia 1428 tahun !. Perusahaan tersebut adalah Kongo Gumi yang menekuni bidang konstruksi. Saat ditutup Kongo Gumi dijalankan oleh Masakazu Kongo, yaitu generasi ke 40 dari pendirinya. Contoh-contoh lain banyak, diantaranya adalah perusahaan gelas di Italia Barovier & Toso yang berumur 710 tahun dan di Jerman ada Hotel Pilgrim Haus yang berumur 702 tahun.

Ada pelajaran sangat berharga dari perusahaan-perusahaan yang umurnya ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun tersebut, yaitu nilai-nilai yang di pegang oleh orang-orang yang menjalankannya. Jadi bukan capital, bukan teknologi, bukan bentuk perusahaan (koperasi, PT, BUMN dlsb) dan bukan kepandaian seseorang yang membuat suatu perusahaan langgeng – tetapi adalah nilai-nilai yang dipegang bersama. Perusahaan-perusahaan yang usianya sangat-sangat panjang tersebut justru kebanyakan perusahaan keluarga yang memegang teguh nilai yang dibangun oleh pendirinya, kemudian diturunkan ke anak-anak, cucu-cucu, sampai cicit-cicitnya (saya tidak tahu istilah untuk menyebut cucu dari keturunan yang ke 40 seperti pada Kongo Gumi diatas !).

Nah bagaimana kita membangun usaha kita ?, adakah nilai-nilai yang kita yakini dan pegang bersama ?. Jawabannya sebenarnya pada umumnya ada, dan ini pada sering dituangkan di situs perusahaan- laporan tahunan dan lain sebagainya. Masalahnya adalah mungkin perumusan nilai-nilai tersebut tidak terlalu dijiwai oleh para pelaku usaha itu sendiri, sehingga jangankan diturunkan – diamalkan oleh generasi pertama-pun tidak.

Kita sebagai umat Rasulullah SAW, sungguh beruntung kita memiliki uswatun hasanah – contoh yang sempurna untuk segala sendi kehidupan kita. Untuk berusaha/bekerja mencari penghidupan-pun, kita memiliki pedoman yang sangat baik. Salah satu contohnya adalah hadits dibawah ini (sayangnya saya tidak ketemu buku/kitab dimana saya menemukan hadits ini dulu, sehingga kalau toh ada kekeliruan dalam mengutibnya – saya mohon ampun hanya kepadaNya – dan saya hanya mengambil nilai-nilai yang terkandung didalamnya).

Dalam sebuah Hadits diceritakan perintah Allah kepada malaikat Mikail yaitu malaikat yang tugasnya mendistribusikan rizki. Terjemahan bebas dari perintah tersebut adalah sebagai berikut : “Kamu (Mikail) dalam melaksanakan tugas membagi rizki akan menemui tiga golongan manusia ( maka perlakukanlah manusia tersebut sesuai golongannya ). Golongan pertama adalah orang-orang yang hanya akhirat cita-citanya, maka kepada golongan ini jaminlah rizkinya di langit dan di bumi. Golongan kedua adalah orang-orang yang mencari rizki untuk hidupnya, untuk memberi nafkah anak istrinya , namun mereka melakukannya dengan penuh Kejujuran, Kehati-hatian, dan Keadilan, maka mudahkanlah dia dan beri dia yang baik-baik. Golongan ketiga adalah yang mencari diluar dari golongan pertama dan kedua (artinya tidak mencita-citakan akhirat, bahkan ketika mencari nafkah untuk diri dan anak istrinya kadang tidak jurjur, kadang tidak hati-hati, kadang pula tidak adil), maka biarkanlah mereka (tidak dimudahkan/tidak ditolong, tidak pula diberi yang baik-baik) dan apabila mereka akhirnya (dengan susah payah) memperoleh apa yang mereka upayakan, itu tidak lebih daripada yang sudah Aku (Allah) tentukan”.

Belajar dari Hadits Qudsi tersebut, kita mungkin bukan termasuk golongan yang pertama. Namun kita tentu juga tidak ingin menjadi golongan ketiga. Maka pantaslah kalau kita mentargetkan minimal harus masuk golongan yang kedua yaitu golongan orang-orang yang akan dimudahkan dan diberi yang baik-baik oleh Allah. Namun syaratnya untuk mencapai golongan kedua ini kita harus berpegang teguh pada Kejujuran, Kehati-hatian, dan Keadilan. Tiga hal ini Kejujuran, Kehati-hatian, dan Keadilan adalah nilai-nilai yang dibutuhkan dalam muamalah sepanjang zaman.

Karena nilai-nilai yang dibawakan oleh Islam ini valid sepanjang jaman, valid 1400 tahun lalu, valid sekarang dan valid hingga akhir jaman – maka seharusnya institusi apapun yang dibangun diatas nilai-nilai tersebut – tak terkecuali institusi usaha – dapat tetap exist sepanjang jaman – sejauh nilai-nilai ini tetap dipegang oleh para pelakunya. Mau rizki yang mudah, baik dan langgeng ? Jujur, Hati-hati dan Adil kuncinya…!, InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.