Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

14 Februari 2013

Akankah Emas akan menjadi Mata Uang utama Dunia berikutnya ?



Dollar Amerika hingga kini masih menjadi mata uang utama dunia. Hal ini memberi AS kekuatan ekonomi yang luar biasa, namun seiring dengan makin melemahnya ekonomi Amerika selama dekade terakhir, maka negara-negara lain di dunia mulai menjauh dari  Dollar Amerika dan mencari alternatif mata uang lainnya.

Dalam kurun waktu yang amat panjang ada opini bahwa Euro akan menjadi mata uang utama berikutnya menggantikan Dollar. Namun bagaimanapun juga, krisis utang di Eropa dengan ketidakstabilan ekonomi yang meluas di negara-negara Eropa seperti   Portugal, Spanyol dan Italia, telah menyebabkan investor kehilangan kepercayaan terhadap mata uang Euro. Faktanya ada desas desus bahwa Euro tidak akan mampu bertahan lama akibat krisis utang yang menyapu Eropa.

Dengan demikian baik Dollar maupun Euro sedang rapuh, sehingga investor mencari sesuatu yang aman untuk menaruh uang mereka. Maka permintaan terhadap emas atau Dinar meningkat dengan cepat. Jadi apakah emas atau Dinar akan menjadi mata uang utama dunia yang baru? Apakah permintaan yang masif  terhadap emas ini akan mengubah status emas menjadi mata uang? Jawabannya tentu semakin lama uang kertas di seluruh dunia terus menunjukkan ketidakstabilan, maka emas akan menjadi alternatif pilihan utama untuk menggantikannya.

Negara-negara di seluruh dunia terus mencari cara untuk mendiversifikasi cadangan devisa mereka yang amat besar. Sebagai contoh, Cina saat ini memiliki cadangan devisa sekitar 3 Triliun Dollar, dan ingin menguranginya dalam mata uang Dollar hingga beberapa waktu. 
Tetapi kemana mereka akan menaruh uangnya?

Bagaimana dengan Poundsterling? Saat ini Pound tidak begitu bagus kinerjanya karena Inggris juga sedang menghadapi krisis utang pemerintah yang sangat besar. Faktanya, gubernur  Bank of England Mervyn King baru-baru ini memberi peringatan bahwa telah muncul kemarahan publik akibat pengetatan anggaran yang akan segera diimplementasikan di Inggris, hal ini mengakibatkan siapapun yang terpilih menjadi Perdana Menteri akan mengalami pelemahan kepercayaan publik terhadap pemerintah selama satu generasi.
Bagaimana dengan Yen Jepang? Ironisnya, walaupun akhir-akhir ini ada tanda menguatnya Yen, namun krisis utang di Jepang merupakan salah satu yang terparah di dunia.  Utang publik (gross) di Jepang telah mencapai 201 percent dari GDP dan Jepang sedang bergelut dengan deflasi. Jadi Yen pun tidak aman sama sekali.  

Maka apakah hal ini  akan membawa kita kembali ke Dollar? Tentu tidak. Ada alasan mengapa negara-negara di dunia mencoba mencari jalan keluar dari Dollar. Amerika Serikat sedang menumpuk utang dengan jumlah yang amat besar dalam sejarah dunia,  dan bahkan laporan resmi pemerintah AS mengakui  bahwa pemerintah AS sedang mengalami ketidakstabilan keuangan. Ekonomi AS  sedang terjebak dalam lingkaran kematian, dan hal ini membuat Dollar AS sangat tidak aman. Jadi mata uang apa yang aman dalam kondisi saat ini. Tentu jawabannya emas. Dengan harga emas saat ini mencapai $1.674 Dollar dan pernah mencapai rekor tertinggi $ 1.900pada 22 Agustus 2011 (sebagaimana terlihat pada gambar di atas), menyebabkan emas menjadi kandidat terkuat mata uang dunia berikutnya, yang merupakan pengulangan sejarah dimana emas hingga kini masih tercatat sebagai mata uang yang paling lama digunakan dalam sejarah umat manusia.


Oleh : Ibnu Siena

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan masukkan komentar dan pertanyaan anda disini

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.