Hari-hari ini harga emas berada di persimpangan jalan yang dalam bahasa orang pasar modal disebut death cross
atau persimpangan kematian. Saya sendiri kurang setuju dengan
penyebutan semacam ini karena mendramatisir situasi membuatnya seolah
lebih buruk dari yang sesungguhnya. Saya lebih suka menyebutnya
persimpangan jalan atau cross road, karena lebih akurat menggambarkan situasi yang sesungguhnya.
Death cross atau cross road
ini adalah situasi dimana rata-rata jangka yang lebih pendek (misalnya
rata-rata bergerak 50 harian atau 50 DMA) turun melewati rata-rata
bergerak jangka yang lebih panjang (misalnya rata-rata bergerak 200
harian atau 200 DMA).
Penyebutan death cross lebih pada pandangan pesimistik bahwa setelah ini harga akan terus turun. Saya menyebutnya cross road karena setelah ini harga emas bisa turun lagi dan bisa pula balik naik tergantung pada time-frame dan berbagai faktor lainnya.
Secara
kwalitatif-nya adalah faktor fundamental ekonomi Amerika yang masih
dibebani dengan hutang, yang kemungkinan menjadi isu besar lagi manakala
eksekutif dan legislatif mereka berdebat dalam menentukan plafon
pinjaman di bulan Mei 2013 nanti.
Peluang harga emas kembali naik dalam Rupiah juga dimungkinkan oleh dua faktor yaitu pertama menguatnya Dollar akan membuat nilai tukar Rupiah keteter mengejarnya – sehingga penurunan harga dalam Dollar akan ter-offset
sebagian oleh pelemahan Rupiah terhadap Dollar. Kedua adalah faktor
ketidak pastian politik menjelang pemilu legislatif dan eksekutif 2014,
situsi politik ini kemungkinan akan berpengaruh pada melemahnya Rupiah
yang berarti juga menaikkan harga emas.
Intinya
adalah, penurunan harga emas yang significant dalam beberapa hari
terakhir masih mungkin untuk terus turun lagi – namun peluang kembalinya
naik juga dimungkinkan dalam beberapa bulan kedepan seperti statistik
yang saya sajikan pada grafik 5 tahunan tersebut di atas.
Walhasil saran saya tetap sama dengan saran-saran sebelumnya, yaitu jangan berspekulasi dengan emas !. Wa Allahu A’lam.