Standar
denda atau kewajiban berupa benda riil ini menjadikan manfaat denda
atau kewajiban tersebut tetap dapat dirasakan - atau dengan kata lain
tetap bernilai sepanjang jaman. Standar nilai terbaik berupa kambing
atau domba ini juga dikuatkan dalam dua hadis berikut :
Dari Abu Said berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Hampir saja harta muslim yang terbaik adalah kambing yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau peperangan sesama muslim)”. (H.R. Bukhari)
Dari Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Termasuk penghidupan manusia yang terbaik,
adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah.
Dia terbang diatasnya (dia menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang dia terbang diatasnya dengan bersemangat untuk mencari kematian dengan jalan terbunuh (dalam keadaan syahid) atau mati biasa. Atau seorang laki-laki yang menggembala kambing di puncak gunung dari
atas gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan
sholat, memberikan zakat dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian
datang kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat
baik kepada mereka.” (H.R. Muslim).
Berdasarkan dua hadits sahih tersebut kita menjadi paham kini bahwa
kambing adalah harta muslim terbaik dan menggembalakannya adalah
penghidupan terbaik setelah berjihad. Hal ini antara lain juga bisa
difahami dari manfaat atau kegunaan kambing-kambing atau domba tersebut.
Bila kambing atau domba tidak ada, dengan apa muslim mebayar dam-nya ?,
dengan apa dia ber-aqiqah ? dengan apa dia ber-qurban ?
Syariat
Islam akan terus tegak di muka bumi sampai akhir jaman, maka memelihara
sarana untuk penegakannya – antara lain seperti memelihara ketersediaan
kambing/domba tersebut – menjadi salah satu pekerjaan terbaik di muka bumi sampai akhir zaman.
Di
jaman modern ketika uang dibuat dari awang-awang berupa uang kertas –
yang nilainya terus menyusut, atau uang dibuat dari bit-bit digital
seperti bitcoin dan sejenisnya yang semuanya tidak memiliki acuan nilai
baku, maka menjadi semakin penting bagi umat ini untuk memiliki standar
nilainya sendiri. Standar nilai itu bisa berupa Dinar dan Dirham seperti
yang sudah diperkenalkan situs ini selama enam tahun terakhir, atau
dengan standar kambing yang sedang kami persiapkan segala systemnya.
Keduanya
memiliki kesamaan, Dinar dan Dirham mengacu pada nilai fisik emas dan
perak. Sedangkan kambing mengacu pada nilai fisik kambing atau domba.
Dinar dan Dirham bagi komunitas pembaca situs ini tentu sudah sangat
familiar seluk beluknya, tetapi bagaimana dengan satuan kambing ?
Dalam
sejarah Islam, kambing atau domba ternyata juga bukan hanya untuk
qurban, aqiqah, membayar dam, dan memenuhi kebutuhan daging sehari-hari. Tetapi
juga dipakai untuk standar gaji bagi para ulama, guru dan
profesi-profesi lain, ini sangat bisa dipahami karena kambing atau domba
dapat secara akurat merepresentasikan kebutuhan dan nilai yang berlaku
di masyarakat pada masing-masing jamannya.
Lantas
kalau sekarang kita sudah familiar memiliki tabungan dalam uang kertas –
yang sebenarnya kita sadari nilainya terus berkurang, sebagian kita
juga mulai mengenal uang digital – yang tidak memiliki nilai intrinsik –
mengapa tidak kita juga mengenal simpanan berupa harta terbaik
(berdasarkan hadis tersebut di atas) berupa kambing atau domba ?
Bayangkan
kalau tabungan Anda berupa kambing atau domba, bertambahnya nilai
tabungan Anda pun halal karena kambing atau domba secara hafiah dia
tumbuh dan beranak ! Beranak-pinaknya tabungan Anda-pun menjadi halal
karena berasal dari anak-pinak kambing-kambing Anda.
Tetapi
betapa merepotkannya bila masing-masing kita mengelola kambing atau
domba kita sendiri, belum lagi menyangkut keahlian menggembala yang
tidak semua kita bisa tentunya. Maka kunci solusinya ada dalam hadits : “Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal lahan gembalaan, air dan api” (Sunan Abu Daud, no 3745)
Kebun-kebun
yang kami kelola misalnya, bisa menjadi lahan gembalaan yang kami
syirkah-kan dengan Anda semua. Kami memiliki lahan gembalaan , lengkap
dengan sarana dan prasarananya – Anda yang memiliki kambing lengkap
dengan biaya pemeliharaannya. Hasil dari penggembalaan tersebut berupa
pertumbuhan berat dan anak-anaknya dapat kita bagi dua, demikian pula
dengan resiko-resikonya.
Dalam
skala terbatas, program ini telah berjalan antara kami dengan beberapa
orang. Bila eksperimen awal ini berjalan mulus, maka konsep ini
insyaAllah bisa di – scale-up sampai tingkat berikutnya.
Konsepnya
mirip dengan pengenalan Dinar dahulu, kami mulai dengan bersyirkah
dalam bentuk Qirad dengan beberapa orang, kemudian kami perkenalkan
versi scale-up-nya dengan M-Dinar.
Scale-up
syirkah penggembalaan kambing di lahan-lahan perkebunan, kehutanan dan
lahan-lahan yang khusus disiapkan untuk penggembalaan ini nantinya
insyaAllah akan kita rupakan dalam bentuk bank kambing atau domba –
dalam bahasa inggris kita sebut LambBank.
Namanya
bank tetapi bukan seperti bank finansial, dia lebih menyerupai bank
fisik yang digunakan oleh misalnya teman-teman aktivis lingkungan dengan
bank sampah-nya. Atau teman-teman aktivis kemanusiaan dengan bank
darah-nya. Kita-kita para aktivis sosial ekonomi muslim secara global
insyaAllah akan memiliki LambBank tersebut.
Persamaan dengan bank finansial hanyalah pada cara cara kerjanya. Di bank sampah Anda
menyetor sampah, di bank darah Anda menyetor maupun mengambil darah,
maka di LambBank Anda menyotor kambing/domba atau menarik kambing/domba.
Bila di bank finansial dikenal nilai tukar, di LambBank dikenal harga
jual-beli.
Menyetor
kambing tidak berarti Anda harus menuntun kambingnya ke cabang LambBank
terdekat – meskipun hal inipun dapat Anda lakukan – Anda dapat lakukan
dengan menyotorkan uang Anda kemudian dikonversikan ke setara kambing
pada harga jual saat itu.
Demikian
pula ketika Anda akan mengambil kambing Anda, bisa Anda ambil dalam
bentuk kambing fisik dan Anda tuntun ke rumah – atau kalau tidak mau
repot ya bisa dicairkan dalam nilai rupiah dengan menjualnya ke pihak
pengelola – yang kemudian dibeli pengelola dengan harga beli.
Bila
di bank finansial asset itu berupa tumpukan uang kertas di brankas ,
deposit mereka di bank sentral dan bank-bank lain, Asset LambBank adalah
kambing dan domba di lahan-lahan gembalaan yang dikelolanya dan juga
kambing/domba yang dikelola oleh mitra-mitranya.
Kehadiran LambBank ini akan memiliki multiplier effects
yang luar biasa. Selain memenuhi kebutuhan muslim yang terus tumbuh
untuk berbagai pelaksanaan syariat tersebut diatas, memenuhi
kebutuhannya akan protein hewani, melindungi nilai bahkan menumbuhkan
nilai para ‘deposan’ pemilik kambing, juga akan membalik negeri ini dari
defisit daging menjadi surplus daging.
Kok bisa ? bayangkan dalam kondisi pengelolaan peternakan seperti sekarang, siapa yang
mau berternak kambing, domba atau sapi ? Nyaris tidak ada, kecuali
beberapa konglomerat perdagingan. Petani tidak punya uang untuk
mengembangkan ternaknya, orang kebanyakan kayak kita-kita tidak memiliki
minat untuk beternak selain juga memang nyaris tidak tahu apa-apa
tentang ternak ini. Dampak dari situasi ini membuat kita tidak bisa makan daging secara cukup dan generasi kita terus melemah.
Keberadaan
LambBank akan membuat orang dapat beternak kambing atau domba semudah
membuka account di bank. Bagi Anda yang sudah familiar dengan system
M-Dinar, maka exactly seperti itulah Anda menyetor dan menarik kambing atau domba-domba Anda nantinya.
Lebih jauh konsep ini kita buat dalam bahasa Inggris LambBank karena dengan konsep ini pulalah kita ingin merubah positioning perdagingan kita di kancah global. Selama ini industri perdagingan kita passive dan defensive, kebobolan terus dalam menghadapi serbuan dari pemasar-pemasar daging dan susu dari seluruh penjuru dunia.
Setelah
adanya LambBank kebanyakan orang kayak kita-kita ini bisa beternak,
dana ke industri peternakan kambing dan domba akan mengalir dalam skala
besar. Bersamaan dengan itu terjadi perubahan mindset
tentang lahan gembalaan, kebun-kebun, hutan, dan seluruh lahan hijau
tiba-tiba menjadi potensi penggembalaan yang luar biasa – maka bisa
dibayangkan dampaknya pada ketersediaan kambing dan domba di negeri ini.
Tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi
insyaAllah akan bisa kita gunakan untuk membanjiri pasar perdagingan
global.
Bersamaan
itu pula akan disosialisasikan bahwa daging kambing sesungguhnya lebih
baik dari daging sapi bahkan juga lebih baik dari daging ayam
berdasarkan tingkat kalori, lemak dan kholesterolnya menurut USDA
(United States Department of Agriculture).
Maka
sunnah seluruh nabi yang menggembala kambing atau domba ini, pasti
mengandung kebaikan yang sangat banyak. Kini Anda bisa bener-bener
belajar menggembala di lahan gembalaan kami, dan kalau inipun tidak
sempat – insyaAllah dalam waktu dekat Anda sudah bisa memiliki account
di LambBank atau bank kambing/domba Anda.
Bayangan
saya, dalam waktu yang tidak terlalu lama karyawan-karyawan perusahaan
akan rame-rame menuntut digaji dalam kambing – karena dengan itu tidak
lagi dibutuhkan negosiasi alot setiap tahun tentang UMR ! Ditengah uang
kertas yang terus runtuh nilainya, tidak bertambah nilainya kecuali
bercampur dengan riba. Tabungan domba atau kambing secara harfiah akan
tumbuh (domba dan kambing jadi besar) dan mereka juga akan terus
beranak.
Jadi, mau digaji dengan kambing ? – tunggu tanggal mainnya setelah infrastruktur penggembalaan dan system kami siap. InsyaAllah.