Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

21 Februari 2013

Emas Di Persimpangan Jalan…

Semalam harga emas dunia jatuh ke titik terendah selama sekitar 7 bulan terakhir. Penyebab utama kejatuhannya masih sama dengan penyebab kenaikannya selama lima tahun terakhir – yaitu keputusan Federal Reserve Amerika yang terkait dengan strategy Quantitative Easing (QE)-nya. Ketika QE dilakukan 2008, 2010 dan 2012 ketiganya mendorong harga emas ke atas, dan sebaliknya kini ketika QE diperdebatkan kelangsungannya – maka harga emas jatuh. Selanjutnya akan kemana harga emas  ?

Hari-hari ini harga emas berada di persimpangan jalan yang dalam bahasa orang pasar modal disebut death cross atau persimpangan kematian. Saya sendiri kurang setuju dengan penyebutan semacam ini karena mendramatisir situasi membuatnya seolah lebih buruk dari yang sesungguhnya. Saya  lebih suka menyebutnya persimpangan jalan atau cross road, karena lebih akurat menggambarkan situasi yang sesungguhnya.

Death cross atau cross road ini adalah situasi dimana rata-rata jangka yang lebih pendek (misalnya rata-rata bergerak 50 harian atau 50 DMA) turun melewati rata-rata bergerak jangka yang lebih panjang (misalnya rata-rata bergerak 200 harian atau 200 DMA).

Penyebutan death cross lebih pada pandangan pesimistik bahwa setelah ini harga akan terus turun. Saya menyebutnya cross road karena setelah ini harga emas bisa turun lagi dan bisa pula balik naik tergantung pada time-frame  dan berbagai faktor lainnya.

Untuk kemungkinan turun, secara kwantitatif perhatikan grafik harga emas dibawah dalam US$ yang memang sedang menuju death cross-nya. Adapun secara kwalitatif setidaknya ada dua faktor yang mendorongnya turun (lagi) yaitu pertama US$ yang sedang menguat relatif terhadap sejumlah mata uang pembandingnya, kedua hasil rapat FOMC yang memperdebatkan kelangsungan Quantitative Easing tersebut di atas – yang kemungkinan juga akan berlanjut pada rapat FOMC berikutnya di bulan Maret 2013 ini.


Source : StockCharts.com


Untuk kemungkinan naik, secara kwantitatif saya ambil data harga emas di Indonesia yang terjadi selama lima tahun terakhir seperti pada grafik di bawah. Perhatikan bahwa death cross bukan merupakan akhir dari perjalanan naik harga emas. Dia merupakan koreksi untuk beberapa  bulan sebelum akhirnya balik ke trend semula.


Source : GeraiDinar's Gold Statistics

Secara kwalitatif-nya adalah faktor fundamental ekonomi Amerika yang masih dibebani dengan hutang, yang kemungkinan menjadi isu besar lagi manakala eksekutif dan legislatif mereka berdebat dalam menentukan plafon pinjaman di bulan Mei 2013 nanti.

Peluang harga emas kembali naik dalam Rupiah juga dimungkinkan oleh dua faktor  yaitu pertama menguatnya Dollar akan membuat nilai tukar Rupiah keteter mengejarnya – sehingga penurunan harga dalam Dollar akan ter-offset sebagian oleh pelemahan Rupiah terhadap Dollar. Kedua adalah faktor ketidak pastian politik menjelang pemilu legislatif dan eksekutif 2014, situsi politik ini kemungkinan akan berpengaruh pada melemahnya Rupiah yang berarti juga menaikkan harga emas.

Intinya adalah, penurunan harga emas yang significant dalam beberapa hari terakhir masih mungkin untuk terus turun lagi – namun peluang kembalinya naik juga dimungkinkan dalam beberapa bulan kedepan seperti statistik yang saya sajikan pada grafik 5 tahunan tersebut di atas.

Walhasil saran saya tetap sama dengan saran-saran sebelumnya, yaitu jangan berspekulasi dengan emas !. Wa Allahu A’lam.

14 Februari 2013

Akankah Emas akan menjadi Mata Uang utama Dunia berikutnya ?



Dollar Amerika hingga kini masih menjadi mata uang utama dunia. Hal ini memberi AS kekuatan ekonomi yang luar biasa, namun seiring dengan makin melemahnya ekonomi Amerika selama dekade terakhir, maka negara-negara lain di dunia mulai menjauh dari  Dollar Amerika dan mencari alternatif mata uang lainnya.

Dalam kurun waktu yang amat panjang ada opini bahwa Euro akan menjadi mata uang utama berikutnya menggantikan Dollar. Namun bagaimanapun juga, krisis utang di Eropa dengan ketidakstabilan ekonomi yang meluas di negara-negara Eropa seperti   Portugal, Spanyol dan Italia, telah menyebabkan investor kehilangan kepercayaan terhadap mata uang Euro. Faktanya ada desas desus bahwa Euro tidak akan mampu bertahan lama akibat krisis utang yang menyapu Eropa.

Dengan demikian baik Dollar maupun Euro sedang rapuh, sehingga investor mencari sesuatu yang aman untuk menaruh uang mereka. Maka permintaan terhadap emas atau Dinar meningkat dengan cepat. Jadi apakah emas atau Dinar akan menjadi mata uang utama dunia yang baru? Apakah permintaan yang masif  terhadap emas ini akan mengubah status emas menjadi mata uang? Jawabannya tentu semakin lama uang kertas di seluruh dunia terus menunjukkan ketidakstabilan, maka emas akan menjadi alternatif pilihan utama untuk menggantikannya.

Negara-negara di seluruh dunia terus mencari cara untuk mendiversifikasi cadangan devisa mereka yang amat besar. Sebagai contoh, Cina saat ini memiliki cadangan devisa sekitar 3 Triliun Dollar, dan ingin menguranginya dalam mata uang Dollar hingga beberapa waktu. 
Tetapi kemana mereka akan menaruh uangnya?

Bagaimana dengan Poundsterling? Saat ini Pound tidak begitu bagus kinerjanya karena Inggris juga sedang menghadapi krisis utang pemerintah yang sangat besar. Faktanya, gubernur  Bank of England Mervyn King baru-baru ini memberi peringatan bahwa telah muncul kemarahan publik akibat pengetatan anggaran yang akan segera diimplementasikan di Inggris, hal ini mengakibatkan siapapun yang terpilih menjadi Perdana Menteri akan mengalami pelemahan kepercayaan publik terhadap pemerintah selama satu generasi.
Bagaimana dengan Yen Jepang? Ironisnya, walaupun akhir-akhir ini ada tanda menguatnya Yen, namun krisis utang di Jepang merupakan salah satu yang terparah di dunia.  Utang publik (gross) di Jepang telah mencapai 201 percent dari GDP dan Jepang sedang bergelut dengan deflasi. Jadi Yen pun tidak aman sama sekali.  

Maka apakah hal ini  akan membawa kita kembali ke Dollar? Tentu tidak. Ada alasan mengapa negara-negara di dunia mencoba mencari jalan keluar dari Dollar. Amerika Serikat sedang menumpuk utang dengan jumlah yang amat besar dalam sejarah dunia,  dan bahkan laporan resmi pemerintah AS mengakui  bahwa pemerintah AS sedang mengalami ketidakstabilan keuangan. Ekonomi AS  sedang terjebak dalam lingkaran kematian, dan hal ini membuat Dollar AS sangat tidak aman. Jadi mata uang apa yang aman dalam kondisi saat ini. Tentu jawabannya emas. Dengan harga emas saat ini mencapai $1.674 Dollar dan pernah mencapai rekor tertinggi $ 1.900pada 22 Agustus 2011 (sebagaimana terlihat pada gambar di atas), menyebabkan emas menjadi kandidat terkuat mata uang dunia berikutnya, yang merupakan pengulangan sejarah dimana emas hingga kini masih tercatat sebagai mata uang yang paling lama digunakan dalam sejarah umat manusia.


Oleh : Ibnu Siena

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.