Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

29 Maret 2012

10 Alasan, Dominasi Dolar akan Runtuh

Dolar Amerika Serikat sudah lama menjadi mata uang global dunia. Selama beberapa dekade penggunaan dolar benar-benar dominan dalam aktivitas perdagangan internasional. Ini memberi keuntungan luar biasa bagi sistem keuangan dan masyarakat Negeri Abang Sam. Dengan dolar, Amerika memegang kendali yang luar biasa di seluruh dunia.

Saat ini lebih dari 60 persen dari seluruh cadangan mata uang asing dunia dalam dolar. Belakangan terjadi perubahan besar. Anehnya, media-media di Amerika bungkam seribu bahasa tentang ini. Sejumlah negara dengan perekonomian terbesar di Bumi telah membuat perjanjian satu sama lain untuk menyingkirkan penggunaan dolar.

Beberapa negara produsen minyak juga mulai menjual minyak dalam mata uang selain dolar, sehingga mengancam sistem petrodolar yang berjalan selama hampir empat dekade. Lembaga internasional besar, seperti PBB dan IMF, bahkan telah mengeluarkan laporan resmi tentang perlunya membentuk sistem mata uang global baru pengganti dolar.

Mau tak mau dominasi dolar sebagai mata uang dunia pasti terancam. “Pergeseran mata uang yang muncul dalam perdagangan internasional tentu saja akan berimplikasi besar bagi perekonomian Amerika,” ujar Michael Snyder, seperti yang dikutip dari Business Insider, Senin, 26 Maret 2012.

China adalah negara yang paling getol mendorong perubahan itu. China memiliki pendapatan ekonomi terbesar kedua di muka Bumi. Level pertumbuhan ekonomi China diproyeksikan melampaui Amerika pada 2016. Bahkan salah satu ekonom memprediksi perekonomian China akan tiga kali lebih besar dari ekonomi Amerika pada 2040.

Jadi, para pemimpin di Beijing sedang duduk di sana dan bertanya-tanya, mengapa dolar Amerika harus terus-menerus begitu digdaya jika perekonomian China bakal segera menjadi nomor satu di planet ini?

Selama beberapa tahun terakhir China dan negara-negara berkembang lainnya, seperti Rusia, diam-diam membuat kesepakatan untuk menjauh dari dolar Amerika dalam perdagangan internasional. Supremasi dolar nyatanya tidak setangguh seperti yang dipercayai kebanyakan orang Amerika.

Berikut 10 alasan mengapa kejayaan dolar Amerika sebagai mata uang dunia akan segera berakhir.

#1 China dan Jepang Singkirkan Dolar

Beberapa bulan lalu perekonomian terbesar kedua di dunia (China) dan ekonomi terbesar ketiga di Bumi (Jepang) mencapai kesepakatan yang akan mempromosikan penggunaan mata uang mereka sendiri (bukan dolar) dalam perdagangan satu sama lain.

Hal tersebut kesepakatan yang sangat penting, dan sama sekali diabaikan media Amerika. Seperti yang dilaporkan BBC, China dan Jepang mengumumkan rencana mempromosikan pertukaran langsung dari mata uang mereka. Ini sebagai upaya untuk memotong biaya bagi perusahaan dan meningkatkan perdagangan bilateral.

Kesepakatan itu akan memungkinkan perusahaan kedua negara langsung mengubah mata uang China dan Jepang. Saat ini bisnis di kedua negara perlu membeli dolar AS sebelum mengonversi ke mata uang yang diinginkan, sehingga menambahkan biaya ekstra.

#2 Rencana BRICs Menggunakan Mata Uang Sendiri

Kelompok BRICs, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, terus unjuk gigi. Perjanjian baru ini akan mempromosikan penggunaan mata uang nasional mereka sendiri ketimbang dolar Amerika dalam perdagangan dengan satu sama.

Berita yang dikutip dari media di India menyebutkan, kelima negara berkembang utama BRICs mendorong momentum ekonomi yang lebih besar untuk kelompok mereka dengan menandatangani dua pakta untuk memajukan perdagangan intra-BRICs pada pertemuan puncak ke-4 pemimpin mereka di Jakarta beberapa waktu lalu.

Para peneken perjanjian diharapkan meningkatkan perdagangan antarnegara BRICs yang telah tumbuh pada tingkat 28 persen selama beberapa tahun terakhir. Namun nilai perdagangan setara US$ 230 miliar itu tetap jauh di bawah potensi dari kelima pusat kekuatan ekonomi.

#3 Perjanjian Mata Uang Rusia dan China

Rusia dan China telah menggunakan mata uang nasional sendiri dalam perdagangan satu sama lain selama lebih dari satu tahun. Para pemimpin Rusia dan China sangat menganjurkan pembentukan mata uang global baru untuk beberapa tahun. Kedua negara tampaknya bertekad menghancurkan kekuatan dolar AS dalam perdagangan internasional.

#4 Naiknya Penggunaan Yuan di Afrika

Siapa mitra dagang terbesar Afrika? Amerika Serikat? Bukan. Tiga tahun lalu China menjadi mitra dagang terbesar Afrika. China kini agresif berusaha memperluas penggunaan yuan atau renmimbi, mata uang China, di Benua Hitam.

Sebuah laporan dari bank terbesar di Afrika, Standard Bank, baru-baru ini menyatakan, “Kami berharap setidaknya US$ 100 miliar (sekitar 768 miliar yuan) pada perdagangan Sino-Afrika, yang harus diselesaikan dalam renmimbi pada tahun 2015."

China tampaknya benar-benar bertekad mengubah cara perdagangan internasional. Pada titik ini sekitar 70.000 perusahaan China memakai mata uang China dalam transaksi lintas batas.

#5 Kesepakatan China-Uni Emirat Arab

China dan Uni Emirat Arab sepakat menggusur dolar dan menggunakan mata uang mereka sendiri dalam transaksi minyak satu sama lain. UAE memang pemain kecil, tapi ini jelas sebuah ancaman bagi sistem petrodolar. Apa yang akan terjadi petrodolar jika negara produsen minyak lainnya di Timur Tengah menyusul?

#6 Iran

Iran menjadi salah satu negara yang paling agresif menjauhi dolar Amerika dalam perdagangan internasional. Sebagai contoh, India akan menggunakan emas untuk membeli minyak dari Iran.

Ketegangan antara Amerika dan Iran tidak mungkin tuntas dalam waktu dekat. Iran kemungkinan bakal terus melancarkan aksi yang bisa menekan Amerika Serikat dalam dunia keuangan.

#7 Kerja Sama China-Arab Saudi

Siapa importir minyak dari Arab Saudi paling banyak? Bukan Amerika Serikat, tentunya, tapi China. Negeri Panda mengimpor 1,39 juta barel minyak per hari dari Arab Saudi pada Februari, naik 39 persen dari tahun sebelumnya.

Arab Saudi dan China bekerja sama membangun sebuah kilang minyak besar baru di Arab Saudi. Para pemimpin dari kedua negara telah bekerja untuk agresif memperluas perdagangan antara kedua negara.

Berapa lama Arab Saudi tetap bertahan dengan dolar jika China adalah pelanggan mereka yang paling penting? Ini pertanyaan yang sangat penting.

#8 PBB Mendorong Pembentukan Mata Uang Dunia Baru

PBB mengeluarkan laporan yang secara terbuka menyerukan alternatif terhadap dolar AS sebagai mata uang dunia.

Secara khusus, satu laporan PBB menyebutkan, "sebuah sistem cadangan global baru" di mana AS tidak lagi memiliki dominasi. "Sebuah sistem cadangan global baru dapat dibuat, yang tidak lagi bergantung pada dolar Amerika Serikat sebagai mata uang cadangan utama tunggal."

#9 IMF Usulkan Bancor sebagai Mata Uang Baru

Dana Moneter Internasional juga menerbitkan serangkaian laporan yang menyerukan dolar Amerika diganti sebagai mata uang cadangan dunia.

Satu dokumen IMF berjudul "Akumulasi Cadangan dan Stabilitas Moneter Internasional" yang diterbitkan beberapa waktu lalu sebenarnya mengusulkan mata uang global masa depan yang diberi nama "Bancor".

#10 Kebanyakan Negara Dunia Benci Amerika

Sentimen global terhadap Amerika Serikat bergeser secara dramatis. Ini tidak boleh dianggap remeh. Beberapa dekade lalu Amerika adalah salah satu negara yang paling dicintai di Bumi. Sekarang mereka adalah salah satu negara yang paling dibenci. “Jika Anda (warga Amerika) masih ragu,” kata Snyder, “Cobalah pergi ke sejumlah negara.”

Bahkan di Eropa (di mana seharusnya Amerika memiliki teman), Amerika diperlakukan seperti kotoran. “Banyak pelancong Amerika terpaksa mengenakan pin Kanada sehingga mereka tidak akan diperlakukan seperti sampah saat bepergian di sana,” ujar Snyder.

Menurut Snyder, sepuluh alasan yang dibicarakan dalam artikel ini tidak akan terjadi dalam semalam, tapi penting dicatat, perubahan ini akan memanas. Jadi kapan ini perubahan besar terjadi? Entahlah. Hanya waktu yang menjawab.*


Sumber : http://www.hidayatullah.com/read/21934/28/03/2012/10-alasan,-dominasi-dolar-akan-runtuh-.htmlTautan

26 Maret 2012

Kurikulum Kehidupan : Agar Hidup Senantiasa Lebih Baik…

Tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis yang sangat berat, awalnya adalah krisis ekonomi, krisis daya beli uang yang kemudian popular dengan sebutan krisis moneter (krismon). Tetapi kemudian berujung pada krisis politik, berupa krisis kepercayaan yang ditandai dengan berakhirnya rezim orde baru yang telah bercokol 32 tahun di negeri ini. Kini 14 tahun kemudian, apakah kondisi mayoritas rakyat negeri ini lebih baik dari saat itu ?.

Bila dilihat dari sisi ekonomi, khususnya dalam bentuk pendapatan per kapita memang seolah terjadi peningkatan yang luar biasa. Pendapatan per kapita rakyat Indonesia tahun 1998 adalah sekitar US$ 1,200; melonjak tiga kalinya tahun lalu menjadi di kisaran US$ 3,600. Tetapi mengapa rakyat tidak merasa tambah makmur ?, ya karena daya beli uang yang dipakai untuk mengukur kesejahteraan tersebut terus merosot – baik itu Rupiah maupun US$.

Harga emas dunia tahun 1998 di kisaran US$ 300/Ozt, naik lebih dari 5 kalinya menjadi di kisaran US$ 1,600/Ozt tahun lalu. Dinar pada awal tahun 1997 adalah di kisaran Rp 130,000; kemudian melonjak pada saat krismon 1998 menjadi di kisaran Rp 400,000 dan kini juga melonjak lebih dari lima kalinya sejak 1998 – menjadi di kisaran Rp 2,200,000.

Kalau kita gunakan indikator harga emas atau Dinar sebagai cerminan inflasi harga barang-barang – karena Dinar terbukti setara 1 ekor kambing Qurban selama 1,400 tahun lebih, maka dengan mudah kita bisa memahami mengapa mayoritas rakyat tidak mengalami perbaikan kesejahteraan setelah 14 tahun era reformasi. Pendapatan rata-rata mereka naik tiga kalinya, tetapi harga barang-barang naik lima kalinya !.

Ini baru dari satu sudut pandang saja yaitu sudut pandang ekonomi. Bagaimana dengan sudut pandang yang lain seperti politik, sosial, disiplin masyarakat, kepatuhan hukum, keimanan dlsb. apakah lebih baik ?, biarlah para peneliti dan diri kita sendiri yang menjawabnya dengan jujur.

Ada do’a yang indah yang rata-rata dicantumkan di halaman akhir Al-Qur’an yaitu Do’a Khatmil Qu’ran, yang penggalan artinya kurang lebih ada yang berbunyi begini :

Ya Allah…, jadikalnlah kehidupan hamba agar senantiasa lebih baik…Ya Allah jadikanlah umur terbaik hamba di ujungnya, jadikanlah amal terbaik hamba di penutupnya…”.

Tetapi tentu ber-do’a harus diberengi dengan ikhtiar agar kehidupan kita bener-bener bisa senantiasa lebih baik. Bila faktanya selama 14 tahun rata- rata kita tidak lebih baik, bisa jadi karena kita kurang berusaha, kurang berdo’a atau bahkan kurang keduanya.

Masalah yang sama misalnya harga BBM, tetap selalu disikapi sama oleh pemerintah dan oleh rakyat. Pemerintah selalu ber-argumen tidak punya jalan lain kecuali menaikkan BBM, sedangkan rakyat menjerit karena setiap kali kenaikan BBM selalu diikuti oleh lonjakan beban biaya hidup. Bila tidak ada perbaikan dalam hal ini, maka sampai kapanpun akan terus begini, pemerintah tidak memiliki solusi (selain dengan menaikkan harga !) dan rakyat yang harus menanggung beban akibatnya.

Pertanyaannya apakah benar tidak ada solusi itu ?, bukankah Allah selalu menjanjikan jalan keluar bagi orang yang tertakwa (QS 65:2). Apakah kita belum termasuk kelompok orang-orang yang yang dijanjikan jalan keluar tersebut ?. Bisa jadi ini juga masalahnya. Ada prasyarat untuk mencapai derajat takwa ini yaitu Iman, itulah sebabnya penyebutan takwa tidak mendahului penyebutan Iman. “Barang siapa beriman dan bertakwa…”, bukannya “barang siapa bertakwa dan beriman”. Yang diwajibkan berpuasa untuk menjadi orang bertakwa-pun hanya orang-orang yang beriman (QS 2 :183), yang tidak atau belum beriman tidak diwajibkan berpuasa !.

Jadi sebenarnya orang tidak bisa hidup secara sekuler, melupakan iman ketika lagi beraktifitas ekonomi, politik, sosial, budaya dlsb. seolah iman hanya ada di masjid-masjid dan mushola-mushola. Bila kita melupakan iman, kita tidak akan pernah sampai ke derajat takwa karena prasyaratnya tidak terpenuhi. Bila kita tidak sampai derajat takwa, maka tidak berlaku janjiNya di QS 65:2 bahwa pasti ada jalan keluar bagi seluruh permasyalahan hidup kita !.

Agar kehidupan kita selalu lebih baik, kita harus terus belajar memperbaikinya. Belajar juga harus dengan kurikulum yang benar agar sesuai dengan tujuannya, kurikulum inilah yang saya sebut sebagai Kurikulum Kehidupan. Bila kita ingin perbaiki ekonomi, maka tentu kita harus kuasai itu seluk beluk eknomi yang baik. Bila kita ingin perbaiki politik, maka kita juga harus membangun budaya politik yang baik, dlsb.

Tetapi itu semua tidak cukup bila Iman kita tidak bertambah baik dari waktu kewaktu. Maka di antara kurikula kehidupan itu, ada kurikulum wajibnya yaitu kurikulum Iman. Agar kemudian insyaallah kita bisa mencapai derajat takwa, agar kita diberi jalan keluar dari setiap permasalah kehidupan dan agar ketika kita menghadapNya, kita dalam kondisi beramal terbaik kita.

Lantas dimana kita bisa menempuh pembelajaran berkelanjutan dengan kurikulum Iman ini ?. Anda bisa belajar dari para ustadz atau guru ngaji yang mumpuni di sekitar Anda, bila kesulitan memperolehnya – insyaallah dalam waktu satu dua bulan kedepan kita akan me-launch pembelanjaran keimanan bagi masyarkat luas yang kami sebut Quantum Iman. Program ini nantinya bisa dijalankan secara massal di kantor-kantor, instansi-instansi, di tempat-tempat kursus, di sekolah-sekolah, di perguruan tinggi…., dimana saja pembelajaran Iman itu di perlukan. InsyaAllah.

02 Maret 2012

Dibalik Peluang Naiknya Harga Perak

Oleh : Endy J Kurniawan

Sebelumnya kita telah bahas bahwa perak bisa menjadi alternatif investasi logam mulia yang menjanjikan di tahun 2012. Jika Anda investor yang tak mau berhutang untuk mendapatkan pecahan besar emas dengan harga per gram lebih ekonomis dibanding yang pecahan kecil, memiliki perak adalah jalan keluar yang jitu. Karena grafik kenaikan tahunan perak relatif sejalan dengan trend kenaikan emas maka menyimpan perak adalah langkah mempertahankan daya beli uang yang kita punya, dibanding dengan menabung konvensional misalnya.
Jumlah tabungan dalam angka tetap per bulan dalam Rp atau USD tak bisa mengejar kenaikan harga emas yang secara rata-rata naik 2% per bulan. Berbeda dengan menabung perak yang mengalami kenaikan kurang lebih sama (bahkan dalam beberapa tahun terakhir lebih tinggi) dibanding emas. Untuk mendapatkan 1 Dinar (emas) kita perlu 32 keping Dirham (perak) atau 6,5 keping Dirham perak dengan pecahan 5 (khamsa Dirham). Pada akhir tahun 2010 lalu, kita perlu 49 keping Dirham untuk mendapatkan 1 Dinar, artinya kenaikan Dirham lebih pesat daripada dinar..
Untuk mendapatkan 10 gram emas batangan kita perlu 10 batang/ koin perak impor dengan pecahan 1 troy ounce. Dalam periode tertentu, konversi bisa dilakukan dari perak ke emas dengan cara menjual perak, kemudian dana dialihkan ke emas. Bagi individu dengan kemampuan menabung Rp 300 s.d 600 ribu per bulan, langkah ini menenangkan. Tidak berhutang, tidak harus membayar cicilan berikut biaya gadai, administrasi dan asuransi yang menyertainya.
Dibandingkan emas, perak dalam bentuk investasi juga ‘kurang liquid’ dalam arti kurang bisa diterima di toko perhiasan, pegadaian dan bank syariah. Untuk tujuan menabung, hal ini bermakna positif karena ‘menyulitkan’ kita menggunakannya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Perak dijual kembali nanti ke tempat membeli. Ini kemudian menjadi kata kunci bagi para investor : belilah perak di tempat yang bersedia membelinya kembali.
Diluar itu semua, dari kacamata investor, potensi kenaikan harga perak di masa datang ternyata dipengaruhi faktor fundamental yang sifatnya global.
  1. Sebagian besar produksi perak di dunia menghilang bersama proses industri. Hanya sebagian kecil perak yang diolah kembali dari benda elektronik, fotografi, dental untuk dijadika hasil olahan/ cucian. Berbeda dengan emas yang eksis dari ribuan tahun lalu hingga kini dengan cara recycle, perak industri cenderung diabaikan dan hilang selama-lamanya.
  2. Pemerintah Amerika (data tentang negara lainnya belum didapatkan) ternyata pernah menyimpan sekitar 375 juta ons perak dari tahun 1933 s.d 1970 dengan membeli hasil industri perak negaranya sendiri. Pada tahun 1970 simpanan itu dilepas ke pasar dan sekarang simpanan perak mereka nol. Untuk memilikinya kembali sebagai cadangan devisa negara (emas dan perak adalah instrumen moneter paling mendasar bahkan hingga awal abad ini), mereka harus belanja langsung dari pasar. Saat ini dan sampai kapanpun, perak akan tetap dikonsumsi negara dan industri, terlebih dua negara di timur yang menjadi penggerak ekonomi dunia sekaligus penyimpan perak terbesar saat ini yaitu Cina dan India mulai mengalami defisit *)
Salah satu cara membuat industri jasa memperhatikan dan membuka servis yang makin variatif terkait perak sehingga membuatnya makin liquid adalah dengan memasyarakatkan penggunaan perak sebagai salah satu instrumen investasi. Juga terkait Dirham, dimana koin perak spesifik ini bisa digunakan langsung sebagai alat transaksi. Maka sudah saatnya kini kita mulai melangkah lebih jauh dengan beralih ke perak.
Sumber : Buy Gold Now, Shayne McGuire, Chapter 19 : Why Silver Might Rise More Than Gold, Wiley, 2008

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.