Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

25 Februari 2011

Daya Beli Uang Kertas Bisa Mendekati Angka Nol, Tetapi Tidak Pernah Benar-Benar Sampai Angka Nol...

Ketika Presiden Nixon mengumumkan pengingkaran Breton Woods Agrement pada 1971, saat itu harga big burger di Amerika dan Eropa berkisar antara 15 – 25 cent Dollar dan harga kambing qurban yang baik di Indonesia berada di kisaran Rp 2,300. Kini 40 tahun kemudian harga big burger dalam kisaran US$ 4.5 – US$ 7.2 di Amerika dan di Eropa, sedangkan harga kambing qurban yang baik di kisaran Rp 1.6 juta. Dalam rentang 40 tahun bila dibeli dengan Dollar harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan sekitar 30 kali di Amerika dan Eropa, sedangkan di Indonesia kita mengalami kenaikan harga dalam Rupiah di kisaran 700 kali dalam rentang waktu yang sama.

Dengan penurunan daya beli yang begitu dasyatnya selama usia kita saja tersebut, lantas apakah era uang kertas akan segera berakhir ?. Ternyata kemungkinannya tidak demikian. Paling tidak secara matematis, uang kertas bisa berusia sangat panjang !. Sekali lagi saya coba gunakan persamaan matematika untuk menduga usia uang kertas ini, hasilnya persamaan yang paling mendekati ternyata persamaan pangkat negatif seperti pada grafik dibawah.

USD Buying Power

USD Buying Power

Untuk US$ persamaan tersebut memberikan tingkat akurasi yang diwakili oleh angka R2 sekitar 71 %. Tidak terlalu akurat memang, tetapi paling tidak kita ada gambaran seperti apa rentang usia US$ ini nantinya. Untuk Rupiah R2 ini mendekati angka 90% artinya relatif akurat untuk mengatakan bahwa grafik penurunan daya beli Rupiah mengikuti formula yang dihasilkan oleh model ini yaitu y = 407.83x-1.8399.

Rupiah Buying Power

Rupiah Buying Power

Meskipun dengan tingkat akurasi yang berbeda, persamaan pangkat negatif yang paling memungkinkan baik di US$ maupun Rupiah ini keduanya memberikan grafik yang disebut grafik long tail. Angkanya bisa sangat rendah untuk periode yang begitu panjang, tetapi grafiknya sendiri tidak pernah menyentuh angka nol. Dengan demikian secara matematis, baik US$ maupun Rupiah memang tidak sedang menuju angka kematiannya.

Hanya saja karena nilai daya beli yang begitu rendah, dari waktu ke waktu pemerintahan di negara yang uangnya terus menuju titik nol tetapi tidak pernah sampai titik nol ini – harus berani melakukan tindakan yang tidak popular seperti redenominasi atau bahkan sanering.

Masalah redenominasi ini seperti bom waktu, cepat atau lambat harus ada yang berani tidak popular melakukannya. Kalau seandainya saya yang harus memutuskan, maka akan saya lakukan sekarang-sekarang ini. Mumpung Rupiah lagi perkasa sekali dan mumpung pemerintah yang berkuasa sudah berada di periode kedua, artinya tidak terlalu perlu menjaga popularitas – karena toh tidak akan mencalonkan lagi. Dengan demikian juga pemerintah yang sekarang ikut memperpanjang usia uang kertas kita sekaligus memudahkan penataan ekonomi dan moneter negeri ini untuk pemerintahan selanjutnya.

Bayangkan seandainya tahun 1965 tidak ada yang mau mengambil keputusan sanering, begitu seterusnya pemerintahan berganti tanpa ada yang mengambil langkah sanering ataupun redenominsai, maka sampai sekarang uang Rp 1,000 kita akan berangka Rp 1,000,000,-. Inilah cerminan daya beli yang menuju ke angka nol tetapi tidak pernah sampai angka nol yang terwakili oleh persamaan-persamaan matematika tersebut diatas. Wa Allahu A’lam.

23 Februari 2011

Harga Emas Dengan Asumsi Nilai Tukar Rupiah Random…

Dari statistik harga emas sejak Januari 2000, model matematika yang saya perkenalkan dalam tulisan kemarin telah memberi gambaran yang secara statistik sangat akurat dengan R2 lebih dari 98% untuk harga emas dalam US Dollars. Hanya konversinya ke Rupiah, dalam tulisan sebelumnya tersebut masih saya gunakan model linear untuk nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar yang sebenarnya sangat tidak akurat mengingat model linear ini- meskipun sudah paling akurat dibandingkan model lainnya – tetap tidak bisa memberikan akurasi karena R2 yang dihasilkan hanya sekitar 5%.

Artinya nilai tukar Rupiah nampaknya berperilaku yang tidak beraturan – atau random terhadap US$ dalam kurang lebih 11 tahun terakhir. Maka dalam tulisan ini saya coba lagi menghitung harga emas sampai akhir tahun ini dengan menggunakan asumsi nilai tukar Rupiah yang random ini. Agar tidak terlalu lebar kemungkinannya, maka saya gunakan asumsi yang paling mungkin yaitu nilai tukar Rupiah terhadap US$ Dollar bisa berapa saja tetapi dalam kisaran Rp 8,500/US$ s/d Rp 9,500/US$.

Maka dengan kombinasi model harga emas dalam US$ yang sudah akurat dengan randomnya nilai tukar Rupiah tersebut, ada kemungkinan yang tidak terbatas mengenai harga emas dalam Rupiah yang akan bisa terjadi sampai akhir tahun ini. Grafik dibawah hanyalah salah satu snapshot-nya. Pada model aslinya di komputer saya setiap ditekan enter – grafik akan berubah bentuknya, ini menggambarkan betapa penuh ketidak pastiannya harga emas ini.

Gold Random

Snapshot Gold Price Random 2011

Menariknya adalah, meskipun grafik terus bisa bergerak secara tidak beraturan, sejauh random-nya nilai tukar Rupiah tetap berada diantara Rp 8,500/US$ s/d US$ Rp 9,500/US$ , ujung grafik kuning yang menggambarkan posisi rata-rata harga emas di akhir tahun ini tidak jauh dari garis angka Rp 450,000/gram.

Apa maknanya ini ?, kemungkinan terbesarnya adalah harga emas tetap akan naik sampai akhir tahun 2011 ini meskipun kita mungkin tidak bisa berharap kenaikan ini akan terlalu besar. Bila setahun terakhir seperti yang selalu terpampang di situs ini secara real time – angka pada saat artikel ini saya tulis – harga emas dalam Rupiah mengalami kenaikan di kisaran 22 %, setahun kedepan angka ini mungkin hanya akan berada di kisaran sekitar 10% (bila perilaku random ini yang kita gunakan) atau sekitar 13.5% bila perilaku linear yang kita gunakan.

Jadi, saran saya tetap – yaitu jangan berspekulasi dengan harga emas !. Wa Allahu A’lam.

22 Februari 2011

Model Matematika Untuk Pergerakan Harga Emas Dalam US$ Dan Rupiah…

Dari waktu ke waktu saya menulis tentang prediksi harga emas angkanya tidak pernah sama dari satu prediksi ke prediksi berikutya. Pertama karena harga emas terus bergerak sehingga data yang kita gunakan pasti berbeda, kedua karena teknik yang digunakan juga berbeda-beda. Kali ini harga emas saya dekati dengan ilmunya anak sekolahan yang sering sekali digunakan dalam thesis-thesis S1 sampai S3, yaitu pendekatan dengan menggunakan model matematika.

Untuk keperluan ini saya gunakan harga emas rata-rata bulanan dalam US$ dari database-nya Kitco.com selama 134 bulan (Januari 2000 s/d February 2011), sedangkan konversinya ke angka Rupiah saya gunakan data nilai tukarnya Pacific Exchange Services. Untuk harga emas fisik di Indonesia dalam Rupiah data tersebut saya koreksi lagi dengan pengamatan harga emas di pasar lokal termasuk di Logam Mulia.

Ada tiga model persamaan matematika yang saya coba gunakan yaitu persamaan linear, polynomial dan exponential. Agar Anda tidak dipusingkan dengan hal-hal yang sangat teknis demikian, saya akan langsung saja ke hasilnya seperti grafik-grafik di bawah. Grafik pertama adalah harga emas dalam US$ - sebaran data riilnya berupa bintik-bintik kuning emas.

Gold Trend

Gold Trend 2000-2011 - In US Dollar

Model matematika yang kita gunakan terwakili dari grafik merah, hijau dan hitam. Grafik merah dan persamaan matematikanya yang ditulis merah menggunakan pendekatan exponential. Grafik hijau dan persamaan hijau adalah untuk persamaan polynomial, sedangkan yang hitam adalah persamaan linear. Secara grafis-pun Anda sudah bisa melihat bahwa grafik hijau paling mendekati dengan sebaran data yang ada, kemudian di susul merah dan yang paling jauh hitam.

Secara matematika kedekatan model dengan realita ini diwakili oleh angka R2 (R Square) atau disebut juga sebagai coefficient of determination. Pendekatan polynomial menghasilkan angka tertinggi yaitu 0.9804 – artinya sangat akurat, disusul oleh pendekatan exponential dengan angka 0.966. Model linear memberikan akurasi yang paling jauh dengan angka R2 0.8871.

Lantas bagaimana menggunakan model persamaan tersebut ?, sederhana, setelah kita punya persamaan yang akurat seperti persamaan polynomial yang formulanya ditulis dengan warna hijau di grafik diatas – kita tinggal menggunakannya untuk memprediksi harga emas sampai akhir tahun misalnya. Dari tiga pendekatan persamaan matematis tersebut, persamaan polynomial akan memberikan prediksi yang paling akurat dengan angka harga emas akhir tahun ini berada di kisaran angka US$ 1,512/Oz.

Untuk konversinya ke Rupiah saya perlu memberi catatan khusus karena nilai tukar US$ ke Rupiah bergerak secara tidak beraturan, saya tidak bisa menemukan satupun pendekatan persamaan matematis yang relatif akurat untuk ini. Kalau saya gunakan persamaan linear – yang paling mendekati-pun angka R2 hanya 0.0524 artinya sangat tidak akurat – lihat grafik dibawah.

Rupiah Trend

Rupiah Trend 2000-2011

Yang menarik adalah meskipun nilai tukar US$ ke Rupiah bergerak tidak beraturan, bila masing-masing nilai tukar rata-rata bulanan ini digunakan untuk mengkonversikan harga emas dalam US$/Oz; hasilnya adalah harga emas dalam Rupiah yang fit dengan model-model persamaan matematika tersebut diatas.

Perhatikan grafik dibawah ini, R2 untuk persamaan polynomial dari harga emas sejak Januari 2000 adalah 0.9811. Untuk persamaan exponential angkanya di 0.9691, sedangkan untuk yang linear angkanya 0.8974. Ketidak beraturan nilai tukar US$ terhadap Rupiah kalah kuat dengan pengaruh keteraturan pergerakan harga emas itu sendiri.

Gold IDR

Gold Trend 2000-2011 in Rupiah

Walhasil bila kita gunakan persamaan polynomial yang terbukti paling tinggi akurasinya untuk model persamaan matematika harga emas ini, kita bisa memprediksi harga emas akhir tahun ini dalam Rupiah akan berada di kisaran angka Rp 467,000/gram – atau hanya akan mengalami kenaikan sekitar 13.5% dari angka akhir tahun lalu. Ini sejalan dengan menguatnya Rupiah yang luar biasa beberapa bulan terakhir ini.

Apa artinya kenaikan 13.5% untuk harga emas fisik di Indonesia ini ?. Appresiasi emas masih bisa memberikan hasil bersih lebih dari 2 kali tabungan Rupiah di bank-bank favorit. Apresiasi emas juga insyaallah sekali lagi akan membuktikan kemampuannya untuk mengalahkan inflasi.

Tetapi dengan kenaikan 13.5% tersebut appresiasi emas kemungkinan besarnya tidak akan memadai untuk membayar ongkos gadai bila Anda membiayai pembelian emas Anda melalui dana gadai seperti yang ramai di masyarakat akhir-akhir ini. Bila Anda membeli emas kemudian digadai, membeli kembali dan seterusnya kemungkinan besarnya ongkos gadai akan lebih besar dari apresiasi harga emas tersebut. Jangan lupa bahwa ketika Anda menjual emas Anda di pasaran manapun, Anda akan dikenakan harga beli oleh toko emas tersebut – jadi apresiasi riilnya bisa lebih rendah dari 13.5% tersebut – semakin jauh dari total ongkos gadai Anda (termasuk asuransi dlsb).

Dengan mengungkapkan fakta ini bukan berarti saya tidak setuju dengan gadai emas yang dikeluarkan oleh bank-bank syariah misalnya. Produk tersebut banyak kebaikannya karena melalui produk gadai ini emas yang biasanya hanya ditimbun, kini bisa menjadi modal likwid bak uang sesungguhnya di masyarakat. Tetapi realisasi dana gadai ini sebaiknya diarahkan untuk kegiatan produktif di masyarakat, modal perdagangan dlsb. Manfaatnya minimal ada dua yaitu yang pertama insyaAllah hasilnya mampu mengimbangi ongkos gadai, yang kedua emas Anda secara tidak langsung bermanfaat luas di masyarakat melalui putaran ekonomi yang riil. InsyaAllah !.

16 Februari 2011

Agar Dinar Memberi Manfaat Secara Maksimal, Bagi Anda dan Bagi Masyarakat...!.

Setelah sekitar tiga tahun berjalan sosialisasi Dinar yang kami lakukan melalui situs ini, banyak hal yang patut disyukuri seperti meluasnya pemahaman tentang uang yang sesungguhnya atau uang yang adil. Yang lebih terasa lagi bagi yang sudah menggunakannya adalah terlindunginya asset dari gerusan inflasi. Namun gerakan Dinar tidak hanya akan sampai disini – dimana Dinar hanya menjadi instrumen investasi dan proteksi nilai bagi para pemiliknya, Dinar akan kita dorong terus menjadi penggerak sektor riil yang sesungguhnya, “...supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja ...” (QS 59:7). Bagaimana caranya ?.

Dinar adalah uang paripurna yang 3 fungsinya dapat dijalankan sepenuhnya sepanjang jaman. Kalau pintu masuk yang kami gunakan untuk memperkenalkannya selama ini adalah pintu store of value atau penyimpan nilai – ini lebih karena pintu inilah yang paling mudah dan efeknya langsung dirasakan ditengah meraja lelanya inflasi uang kertas.

Fungsi berikutnya yang juga sudah mulai luas digunakan adalah fungsi unit of account – satuan pencatatan atau timbangan yang adil. Masyarakat pengguna Dinar kini sudah biasa juga bermuamalah dengan satuan Dinar; BMT yang kami kelola yaitu BMT Daarul Muttaqiin bahkan memiliki ‘produk unggulan’ berupa pinjaman tanpa beban yang hanya dimungkinkan bila unit of account atau timbangan yang digunakan adalah timbangan yang adil yang tidak susut nilainya sepanjang jaman yaitu Dinar.

Fungsi terakhir yang meskipun sulit tetapi harus bisa dilakukan adalah memperkenalkan Dinar sebagai medium of exchange atau alat tukar. Setidaknya ada dua masalah besar yang perlu dihadapi. Pertama adalah masalah hukum formal, dimana di negara ini (dan juga negara-negara lain di dunia) undang-undangnya hanya mengijinkan Rupiah yang menjadi alat tukar di negeri ini (atau uang kertas negara masing-masing yang berlaku di negaranya).

Yang kedua adalah satuan Dinar yang bernilai besar bahkan ketika dibagi dua atau empat sekalipun nilainya tetap besar. Bila kita perhatikan barang-barang kebutuhan kita sehari-hari dari makanan hingga pakaian, mana yang praktis dibeli dengan Dinar fisik saat ini ?. Tidak mudah bukan ?. Bahkan di jaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, baju Siti Aisyah-pun dibelinya dengan Dirham – bukan dengan Dinar.

Lantas dengan dua permasalahan besar tersebut, apa yang bisa kita lakukan ?. Jawabannya adalah ‘sekali merangkuh dayung, dua pulau terlewati’ yaitu menggunakan Dinar sebagai alat tukar barang modal atau transaksi kapital. Ini bisa mengatasi masalah legal sekaligus juga masalah satuan Dinar yang besar.

Bila Anda memiliki seekor anak kambing, Anda kerepotan untuk memeliharanya sendiri – lantas Anda titipkan di kandang kambing saya untuk saya besarkan dengan harapan nanti hasilnya kita bagi dua – apakah kira-kira transaksi semacam ini melanggar undang-undang di negeri ini ?. Insyaallah tidak !, saya belum menemukan kalau ada satupun undang-undang di negeri ini yang melarang warganya untuk bekerja sama mengelola aset barang seperti anak kambing tersebut.

Dinar-pun hanya dianggap sebagai barang perhiasan dalam system hukum di negeri ini – bukan dianggap sebagai uang, maka model pengelolaan seperti pengelolaan anak kambing tersebut insyaallah juga tidak melanggar hukum apapun di negeri ini.

Karena transaksi modal ini biasanya cukup besar, maka kepraktisan penggunaan Dinar tidak lagi menjadi masalah. Bila Dinar tidak praktis untuk dipakai istri kita membeli sayur- mayur untuk di masak hari ini misalnya, Dinar tetap praktis kita pakai untuk transkasi modal pembiayaan abang tukang sayur yang membutuhkan pinjaman dana dari kita untuk usahanya.

Bayangkan nanti bila Dinar telah kita pakai secara luas untuk modal tukang sayur, tukang buah, tukang daging, pedagang beras dlsb. yang berdagang meramaikan pasar, maka ibu-ibu yang belanja di pasar tersebut tetap leluasa membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan uang Rupiahnya – karena harus kita akui bahwa inilah yang praktis saat ini !, tetapi sesungguhnya bersamaan dengan berputarnya barang dagangan di bazaar tersebut, berputar pulalah Dinar- Dinar yang menjadi transaksi modal di belakangnya.

Ada beberapa hal yang insyaAllah akan kami persiapkan untuk memfasilitasi transaksi kapital berbasis Dinar seperti skenario tersebut.

Pertama saat ini sedang kami persiapkan produk pembiayaan mikro berbasis Dinar yang kita sebut MicroDinar. Para pedagang di pasar tersebut diatas nantinya diharapkan akan dapat dengan mudah mengakses kapital berbasis Dinar ini. Siapa shahibul mal-nya ? ya kita semua yang di rumah kita ada beberapa Dinar yang ‘idle’. Daripada kita simpan sendiri kurang bermanfaat dan juga jadi pikiran, mengapa tidak kita pakai untuk modali tukang sayur misalnya.

Kedua, para pemodal tentu perlu proteksi bahwa modalnya akan balik dengan bagi hasilnya – orang tidak akan mau menanggung risk bila tida ada reward yang memadai. Ini nanti akan kami fasilitasi dengan memberikan list para pedagang di Bazaar Madinah yang memiliki track record baik. Karena di Bazaar Madinah juga memberlakukan kasir bersama, maka bagi hasil untuk para pemodal bisa di secured langsung dari persentase penjualan setiap hari yang disisihkan untuk keperluan bagi hasil ini.

Ketiga, karena penggunaan Dinar sebagai transaksi modal menuntut pemahaman yang berbeda dengan penggunaan uang kertas – maka kami akan fasilitasi pelatihan-pelatihan bagi para mudharib yaitu para pedagang tesebut maupun para shahibul mal yaitu Anda yang tertarik untuk mengoptimalkan manfaat dari Dinar yang Anda miliki. Pelatihan kepada para pedagang lebih kearah skills berdagang dan optimalisasi hasil perdagangan yang diukur dengan standar Dinar, bagi para investor akan kami berikan pelatihan dibidang financial modeling, forecasting and analysis yang semuanya kami sederhanakan dan berbasis Dinar.

Selain pembiayaan mikro berbasis Dinar, para pemilik Dinar dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi insyaAllah juga akan bisa berinvestasi pada ide-ide terbaik negeri ini. Saat ini kami dibantu team dari beberapa lulusan-lulusan terbaik ITB sedang menyiapkan BursaIde.Com.

Jadi sebagai aset modal Dinar Anda tidak hanya terbatas untuk memodali tukang sayur dan tukang buah, kalau Anda PeDe bisa juga untuk modali ide-ide kreatif yang akan lahir dari BursaIde.com tersebut diatas. Itulah sebabnya Anda perlu memahami teknik-teknik financial modeling, forecasting and analysis yang ilmunya bisa diperoleh secara gratis di kelas-kelas yang akan segera kami adakan.

Ilmu yang biasa dipakai oleh para investment analyst tersebut, saat ini sedang kami sederhanakan dan kami ubah berstandar Dinar – agar para pengguna Dinar kelak bisa benar-benar mengoptimalkan manfaat dari Dinar-Dinar yang dimilikinya, sekaligus juga memberi manfaat bagi masyarakat luas.

Semoga Allah memudahkan kita pada amalan yang diridloiNya.

07 Februari 2011

Dengan Dollar Mereka Membiayai Perang dan Menjajah...

Hari-hari ini kita miris melihat siaran televisi tentang kekacauan di negeri saudara kita Mesir. Kita mudah ber-emphaty terhadap apa yang terjadi di Mesir sekarang oleh sebab dua hal, pertama kita memiliki pengalaman traumatis yang sama yaitu ketika terjadi pergantian rezim di negeri ini tahun 1998. Kedua karena Mesir memiliki kemiripan dengan kita dalam arti mayoritas penduduknya Muslim. Namun yang membuat kita lebih miris lagi adalah bukan karena kekacuan fisik tersebut, tetapi kemerdekaan berpikir yang nampaknya sudah lama terampas dari rakyat negeri itu.

Bayangkan di puncak krisis kepemimpinan yang terjadi hari-hari ini, muncul statement dari para tokoh negeri itu sendiri bahwa siapapun pengganti Hosni Mubarak sekarang – dia haruslah direstui oleh Amerika dan tidak membuat marah Israel !. Inilah musibah terbesar itu, rupanya selama ini negeri saudara kita itu tidak sepenuhnya merdeka – mereka begitu dekatnya bergaul dan sangat bisa jadi juga didikte oleh negara-negara yang memusuhi negeri-negeri Muslim.

Maka saya tidak heran, mengapa Mesir tidak bersahabat ketika saudara-saudara seiman kita di Gaza sangat membutuhkan bantuan. Bahkan untuk sekedar memberi akses jalan ke mereka saja, Mesir enggan memberikannya. Ada apa sih dibelakang ini semua ?. Ternyata ujung-ujungnya Fulus (uang Fiat) juga !.

Sampai tahun lalu, Israel dan Mesir adalah dua negara yang paling banyak mendapatkan bantuan keuangan dari pamannya mereka Uncle Sam. Dua negara itu secara bersama-sama menerima sekitar 1/3 dari bantuan Amerika ke negara lain. Sepuluh tahun terakhir, setiap tahun Mesir menerima bantuan antara US$ 1.5 Milyar (2009) sampai US$ 2.1 Milyar (2002) , sementara Israel setiap tahun mendapatkan bantuan antara US$ 2.3 Milyar (2009) sampai US$ 3.2 Milyar (2010). Yang lebih memprihatinkan lagi ternyata bagian terbesarnya bantuan tersebut adalah untuk militer – bukan untuk kemanusiaan.

US$ 1.3 Milyar dari US$ 1.55 Milyar bantuan AS ke Mesir tahun 2010 atau 84%-nya adalah untuk Militer dan hanya 16 %-nya yang untuk bantuan ekonomi. Untuk Israel di tahun yang sama, US$ 2.8 Milyar dari US$ 3.2 Milyar atau 88 %-nya untuk militer dan hanya menyisakan 12% untuk bantuan ekonomi. Dengan kata lain adalah bantuan Amerika ke Mesir maupun Israel, sangat condong pada membangun kemampuan dua negara tersebut untuk berperang ketimbang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Lantas dengan besarnya bantuan AS untuk membangun kekuatan militer Mesir dan Israel tersebut secara bebarengan ini, sesungguhnya dua negara ini dipersiapkan untuk berperang melawan siapa ?. Tentu bukan untuk persiapan perang antar keduanya, tetapi persiapan berperang melawan negeri-negeri di sekitarnya. Padahal negeri-negeri di sekitarnya adalah negeri-negeri Arab - yang notabene mayoritas penduduknya adalah Muslim !.

Pertanyaannya berikutnya adalah bagaimana negeri dengan hutang yg besar, bisa membiayai kekuatan militer negara lain , dan dari waktu-kewaktu bahkan memerangi negara-negara lain tanpa hentinya seperti yang terjadi di Afganistan, Iraq dan entah negara mana lagi yang akan dijadikannya medan perang berikutnya ?.

Kembali jawabannya ada di uang kertas US$ mereka. Dahulu presiden-presiden awal yang taat konstitusi negeri itu bila hendak terlibat perang harus mengajukan anggarannya dahulu ke Congress. Bila tidak ada uang, maka perang tidak jadi dilaksanakan. Atau mereka akan membebankan ke rakyat biaya perang ini dengan menaikkan pajak misalnya– maka inipun perlu persetujuan Congress – lagi-lagi bila tidak disetujui, perang-pun tidak jadi dilaksanakan. Namun masalah anggaran perang ini menjadi tidak terlalu penting lagi pasca dihilangkannya kaitan antara uang US$ dengan emas Agustus 1971.

Itu dahulu, kini anggaran perang – atau membiayai peralatan perang – hanyalah sekedar angka-angka saja, mau US$ 5 milyar, US$ 50 milyar atau US$ 500 milyar – cukuplah angkanya sebagai informasi saja – tetapi tidak menjadi faktor penentu apakah perang dilaksanakan atau tidak, apakah peralatan perang dibeli/dibuat atau tidak.

Tidak lagi ada yang terlalu peduli, berapa uang yang mereka keluarkan untuk perang atau membangun kekuatan untuk berperang ini baik untuk negeri sendiri ataupun untuk negeri lain seperti Israel dan Mesir tersebut diatas. Maka tidak heran, bila Amerika bisa membiayai perang Iraq yang sampai saat ini telah menelan biaya US$ 775 Milyar, dan perang Afganistan yang telah menelan biaya US$ 375 Milyar – sehingga untuk kedua perang ini saja mereka telah mengeluarkan US$ 1.15 trilyun.

Lagi-lagi dari mana mereka dapat uang untuk membiayai perang ini ?, dari mana mereka mengeluarkan biaya perang US$ 1.15 trilyun - padahal sampai detik ini mereka berhutang lebih dari US$ 14 trilyun ?. Ya dari hutang tadi-lah mereka membiaya perang ini. Namun kalau mereka secara terang-terangan mengeluarkan surat hutang untuk membiaya perang Iraq dan Afganistan misalnya, siapa yang mau memberinya pinjaman ? ya nggak ada.

Maka yang mereka lakukan adalah dengan mencetak uang US$, yang kemudian melalui system financial mengalir ke seluruh dunia dalam berbagai bentuknya, termasuk untuk membiaya perang atau peralatan perang tadi.

Jadi dengan Dollar mereka yang dicetak dari awang-awang, mereka membiayai perang Iraq dan Afganistan. Dengan Dollar mereka, mereka membuat negeri seperti Mesir ‘terjajah’ - bahkan untuk memilih pemimpin-pun harus yang direstui Amerika – dan yang tidak membuat marah sekutu mereka Israel !.

Lantas bila kita tahu bahwa dengan Dollar-nya Amerika bisa membiaya perang di negeri-negeri Muslim seperti Iraq dan Afganistan, dengan Dollarnya pula mereka ‘menjajah’ negeri dengan penduduk mayoritas Muslim seperti Mesir – maka sesungguhnya umat ini bisa bersama-sama menghindarkan diri dari perang yang tidak perlu , dan membebaskan diri dari bentuk-bentuk penjajahan modern – bila kita mau meninggalkan US$ secepatnya. InsyaAllah kita bisa !.

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.