Pergerakan Harga Dinar 24 Jam

Dinar dan Dirham

Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Khamsah Dirham adalah koin yang terbuat dari Perak murni dengan berat 14,875 gram. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan oleh Perum PERURI ( Percetakan Uang Republik Indonesia) disertai Sertifikat setiap kepingnya.

24 Februari 2010

And The Winner Is….?

Untuk bisa melihat kinerja uang kertas kita dalam perspektif yang lebih luas, pada kesempatan ini saya ingin menyajikan perkembangan harga emas sampai lima tahun terakhir dilihat dari kaca mata uang Rupiah, US$, Euro dan Yen.

Kita gunakan harga emas dalam mata uang masing-masing – karena harga emas inilah alat ukur yang paling universal dan stabil sepanjang zaman. Kita patut bersyukur bahwasanya dalam 6 – 12 bulan terakhir, mata uang kita jauh lebih perkasa dibandingkan dengan tiga mata uang kuat dunia yaitu US$, Euro dan Yen.

Hal ini dapat kita lihat bahwa diantara empat mata uang yang kita observasi daya belinya terhadap emas; dalam 6 – 12 bulan terakhir harga emas dalam Rupiah-lah yang kenaikannya paling rendah. Dalam Rupiah kenaikan harga emas malah minus atau mengalami penurunan selama 12 bulan terakhir.

Meskipun kita dapat berbangga dengan Rupiah kita dalam jangka pendek, namun kita tetap harus mewaspadai daya beli uang kita ini karena dalam jangka menengah 5 tahun saja Rupiah berkinerja paling lemah bila dibandingkan dengan tiga mata uang kuat dunia Yen, US$ dan Euro tersebut diatas. Dalam timbangan emas, harga emas dunia telah mengalami kenaikan 161% selama lima tahun terakhir bila dibeli dengan Rupiah. Sementara bila dibeli dengan Yen, US$ dan Euro masing-masing hanya mengalami kenaikan 125%, 157% dan 150%.

Apa maknanya ini semua ?, karena mata uang merepresentasikan kekuatan ekonomi suatu negara. Maka selama kurun waktu 5 tahun terakhir, Jepang masih paling kuat fundamental ekonominya dibandingkan dengan negara-negara Uni Eropa, Amerika dan Indonesia.

Kita tentu berharap stamina kita yang lagi fit sehingga memiliki ke-unggul-an dalam 6-12 bulan terakhir dibandingkan dengan negara-negara yang secara umum memiliki fundamental ekonomi yang lebih kuat dari kita tersebut – dapat bertahan lama sampai bertahun-tahun mendatang.

Bagaimana kalau kondisi unggul ini tidak bisa bertahan lama ?, ada cara lain untuk mempertahankan hasil jerih payah kita agar tetap memiliki daya beli unggul sepanjang zaman – yaitu emas atau Dinar. Selagi Rupiah perkasa seperti hari-hari ini, harga emas sesungguhnya lagi rendah-rendahnya dalam Rupiah – relatif terhadap mata uang lain di Dunia. Wa Allahu A’lam.

23 Februari 2010

Elliot Wave Theory Dan Harga Emas Dunia…

Beberapa kali saya menulis tentang teori yang berkembang di pasar modal yang juga berlaku di pasar emas dalam skala global. Diantara yang pernah saya tulis tersebut adalah tentang analisa Moving Average, Trend Polynomial dan lain sebagainya.

Meskipun tidak ada yang bisa menjamin kebenaran teori manusia untuk memprediksi masa depan tersebut, paling tidak analisa-analisa yang menggunakan data statistik ini dapat menambah wacana kita untuk lebih memahami apa yang terjadi di masa lalu, yang terjadi sekarang, dan menduga apa yang sekiranya mungkin terjadi berikutnya.

Ada satu lagi teori yang juga banyak digunakan untuk memahami perilaku pasar ini yaitu yang disebut Elliot Wave Theory. Teori yang dikembangkan oleh seorang accountant Ralph Nelson Elliot (1871-1948) ini mendasarkan pada asumsi bahwa manusia secara bersama-sama memiliki perilaku yang rhythmical , maka keputusan-keputusannya dalam berinvestasi dlsb; juga pada umumnya bersifat ritmis.

Psikologi investor secara kolektif (crowd psychology) bergerak dari optimisme ke pesimisme secara berulang membentuk pola tertentu seperti dalam grafik diatas. Pada saat pasar sedang bullish (berkecenderungan naik), gerakan naik ini didorong oleh gelombang motive yaitu gelombang no 1, 3 dan 5 dalam gambar. Dalam perjalanan naik ini dari waktu ke waktu ada koreksi seperti yang ditunjukkan oleh gelombang corrective 2 dan 4. Satu gelombang motive terdiri dari 5 sub gelombang, dan satu gelombang corrective terdiri dari 3 sub gelombang.

Pada saat pasar Bearish (berkecenderungan turun), sebaliknya terjadi – gelombang penurunan menurut Elliot akan secara simetris mengikuti pola yang berkebalikan dengan kenaikannya membentuk segitiga sama kaki (di grafik perhatikan rangkaian gelombang 2-3-4-5-A-B-C).

Elliot Wave Theory

Untuk contoh penerapan Elliot Wave Theory pada harga emas saat ini, saya tidak perlu membuatnya sendiri karena di internet sudah ada yang membuatnya yaitu antara lain Nadeem Walayat dari www.walayatstreet.com atau www.marketoracle.co.uk . yang analisa grafisnya saya sajikan disamping.

Berdasarkan analisa si Walayat ini, saat ini harga emas sedang berada pada gelombang corrective 4 dimana harga emas bisa turun sampai kisaran US$ 1,050/oz. karena gelombang corrective terdiri dari setidaknya 5 sub gelombang- maka bisa saja terjadi beberapa kali koreksi yang berujung pada kisaran angka tersebut diatas. Maka bila saat artikel ini saya tulis harga emas dunia berada pada angka US$ 1,118.50 – jangan terkejut bila dalam waktu tidak terlalu lama bisa saja harga emas kembali turun ke kisaran US$ 1,050/Oz.

Meskipun demikian, karena gelombang utamanya sedang berada di gelombang corrective 4; sangat mungkin juga dalam waktu tahun ini juga harga emas akan kembali bergerak keatas mengikuti gelombang motive 5. Karakter puncak gelombang motive ini selalu melebihi puncak gelombang motive sebelumnya. Maka bila puncak gelombang motive 3 berada pada angka US$ 1,226.30 yang terjadi awal Desember tahun lalu, puncak gelombang motive 5 menurut Walayat akan mencapai US$ 1,333/Oz yang bisa terjadi sebelum akhir tahun ini.

Setelah mencapai puncak gelombang motive 5 – kemudian menurut teori Elliot Wave ini harga emas akan berbalik arah menjadi bearish market yang memiliki kaki-kaki simetris dengan kenaikannya. Jadi kalau mengikuti teorinya si Elliot ini harga emas akan berkecenderungan turun tahun depan (2011), benarkah ini yang akan terjadi ?.

Sekali lagi tidak ada yang bisa memprediksi masa depan secara akurat; Teori Elliot Wave mungkin ada benarnya, namun juga ada cacatnya. Cacat di teori Elliot Wave ini tidak pernah saya jumpai di ulas di buku-buku yang biasanya menjadi rujukan para analis.

Cacat tersebut adalah cacat sejarah, yaitu ketika teori tersebut diperkenalkan melalui buku The Wave Principle (1938) dan juga revisi komplitnya pada Nature’s Laws – The Secret of Universe (1946) – rezim uang saat itu masih menggunakan emas sebagai back-upnya. Artinya Teori Elliot Wave mempunyai kemungkinan benar lebih besar bila uang yang dipakai dipasar memiliki daya beli relatif tetap.

Sebaliknya ketika nilai uang terus mengalami penurunan karena seluruh uang kertas dunia saat ini tidak lagi memiliki daya beli tetap, maka kaki-kaki bearish A, B, C tidak akan mudah terjadi dan bila toh terjadi tidak akan pernah sama panjang dengan kaki-kaki bullish 1,2 dan 3. Apa makna dari ini semua pada harga emas tahun ini atau tahun depan ?. Saya masih berpegang dengan teori saya sendiri, yaitu dalam jangka pendek harga emas bisa turun – tetapi kecenderungan jangka panjangnya akan lebih berpeluang naik ketimbang turun. Bukan karena emas semakin mahal sesungguhnya, melainkan karena daya beli uang kertas yang digunakan untuk membelinya yang akan terus menurun. Wa Allahu A’lam.

17 Februari 2010

Emas/Dinar Diantara Uang Kertas Yang Perkasa dan Yang Lunglai…

Meskipun hari-hari ini harga emas fisik di pasaran Indonesia di kisaran Rp 345 ribu/gram tidak bisa dibilang murah, sesungguhnya relatif terhadap harga emas dunia – kita lagi beruntung, harga emas dalam Rupiah lagi murah-murahnya bila dibandingkan dengan harga emas setahun yang lalu.

Bila dalam setahun terakhir harga emas dunia dalam US$ mengalami kenaikan sekitar 19 % dan dalam Euro mengalami kenaikan sekitar 11 %; Dengan uang Rupiah kita yang lagi perkasa – harga emas atau Dinar dalam Rupiah turun 9 %.

Kinerja Rupiah yang tidak biasa, yang keperkasaannya melebihi mata uang-mata uang kuat dunia ini di satu sisi menggembirakan karena tidak hanya kita bisa membeli emas atau Dinar dengan relatif murah; tetapi juga inflasi terhadap barang-barang impor yang mau nggak mau masih kita perlukan menjadi rendah. Saat ini adalah kesempatan yang baik bagi Anda yang mau ganti komputer misalnya, karena komputer juga lagi murah…dlsb.

Di sisi lain kita juga perlu waspada karena bila situasi ini berlangsung dalam waktu yang lama, belum tentu menguntungkan negeri ini. Konsumsi barang impor akan meningkat sedangkan ekspor akan kurang dapat bersaing.

Hal lain yang juga perlu diwaspadai adalah ketika Rupiah kembali ke jalurnya semula, yang cenderung berkinerja lebih lemah dari mata uang kuat lainnya di dunia – ada kemungkinan harga emas dalam Rupiah akan melonjak.

Ten Years Gold

Perhatikan misalnya grafik disamping; dalam 10 tahun terakhir harga emas dalam Rupiah naik sekitar 406%, sementara dalam US$ hanya naik 294% dan dalam Euro hanya naik 190%. Artinya kinerja Rupiah setahun terakhir yang lebih kuat dari US$ dan Euro, lagi tidak sejalan dengan kinerja jangka panjangnya yang cenderung lebih lemah dari kedua mata uang kuat tersebut.

Ketika Anda berenang melawan arus, maka Anda akan lebih cepat capek karena tenaga Anda terkuras. Demikianlah yang nampaknya terjadi dengan Rupiah setahun terakhir, mudah-mudahan saja dia tidak cepat capek dan berbalik arah – meskipun kita tetap harus waspadai arus balik ini. Wa Allahu A’lam.

15 Februari 2010

Emas Diantara Yang Pesimis dan Optimis…

Hari-hari ini bila Anda rajin mengikuti perkembangan harga emas dunia akan melihat trend tahunan yang tidak biasa. Dalam Rupiah harga emas saat ini lebih rendah sekitar 8.5% dibandingkan dengan harga emas setahun lalu – lihat grafik disamping; sebaliknya bila Anda sempat lihat harga emas dunia di Kitco.com – dalam US$ harga emas dunia pagi ini masih 15% lebih tinggi dari harga setahun lalu.

Jadi pertanyaannya adalah apakah harga emas saat ini lagi rendah atau lagi tinggi ?, akan naik atau akan turun ?. Tidak mudah menjawabnya dan bahkan para analis pasar emas dunia-pun berbeda pendapat dalam hal ini. Dalam kaitan harga emas kedepan, saya pisahkan pendapat para analis ini dalam dua holongan – yaitu yang pesimis dan yang optimis (terhadap harga emas).

Yang pesimis pada umumnya melihat emas sebagai komoditi biasa yang harganya naik dan turun sesuai dengan supply dan demand; mereka berpendapat bahwa harga emas dunia saat ini sudah ketinggian dan akan berkecenderungan turun. Bukti yang mereka gunakan adalah kecenderungan menurunnya harga emas yang terjadi dalam dua bulan terakhir.

Setelah sempat mencapai angka diatas US$ 1,200/Oz ; saat ini emas hanya diperdagangkan dikisaran US$ 1,093/Oz. Penyebabnya antara lain adalah economic recovery di Amerika Serikat sebagaimana ditunjukkan oleh pertumbuhan GDP negeri itu Kwartal ke IV 2009 yang mencapai angka yang fantastis 5.7%.

Pada saat ekonomi baik, orang meninggalkan emas sebagai aset penyimpan nilai modal (capital preservation asset) dan menginvestasikannya kedalam bentuk investasi yang berpotensi memberikan hasil lebih. Maka sejalan dengan proses economic recovery di Amerika yang bisa berlangsung sampai 2012; maka kelompok yang pesimis ini-pun memperkirakan bahwa harga emas akan cenderung turun sampai tahun 2012 – yang saat itu diperkirakannya harga emas hanya akan berada dikisaran US$ 750/Oz.

Kelompok yang optimis melihat data yang sama justru dari sudut pandang yang sebaliknya. Recovery saat ini lebih banyak didorong oleh serangkaian bailout yang berarti pencetakan uang kertas lebih dari biasanya. Supply uang kertas yang dipaksakan ini pada akhirnya akan mengancurkan daya beli uang kertas itu sendiri. Bila daya beli uang kertas jatuh, maka semua barang akan melonjak nilainya – dan tentu saja juga harga emas.

Salah satu pendukung teori ini adalah Marc Faber seperti yang diungkap di www.commodityonline.com dua hari lalu. Fund Manager kondang yang berasal dari Swiss ini dalam forum resmi Russia’s Troika Dialog pekan lalu menyatakan “Saya yakin bahwa pemerintahan Amerika akan bangkrut, mungkin tidak besuk, tetapi sebelum ini terjadi mereka akan mencetak uang sangat banyak – dan Anda akan menghadapi inflasi yang sangat tinggi”.

Karena langkah yang dilakukan oleh Amerika dalam aksi bailout ini juga dilakukan oleh negara-negara lain seperti Inggris dan negara-negara Eropa Barat lainnya; maka praktis ini akan melanda dunia finansial secara keseluruhan. Langkah apa yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi ini ?; Marc Faber merumuskannya dengan sederhana : “satu hal yang tidak akan pernah saya lakukan adalah menjual emas saya”.

Lantas seberapa tinggi harga emas akan naik menurut golongan yang optimis ini ?; perkiraan mereka beberapa kali saya kutip di situs ini, antara lain tanggal 20 November 2009 dengan judul Exchange Rate Chaos. Menurut kelompok ini harga emas akan mencapai US$ 2,000 dalam waktu yang tidak terlalu lama dan tidak dengan susah payah.

Lantas bagaimana saya sendiri berpendapat ?; saya cenderung kependapat yang kedua. Meskipun pada saat yang bersamaan saya selalu mengingatkan bahwa dalam jangka pendek harga emas akan terus bergejolak. Bahkan kepada para agen Dinar-pun; setiap membekali mereka saya selalu katakan untuk transaparan dan fair memberikan gambaran prospek Dinar ini ke para nasabahnya. Memang kita optimis Dinar akan berkecenderungan naik dalam jangka panjang; tetapi jalannya akan bergelombang seperti grafik-grafik bulanan, tahunan dan sepuluh tahunan yang ada di situs ini. Jadi dalam jangka pendek harga Dinar tidak hanya bisa naik, bisa juga turun. Wa Allahu A’lam.

12 Februari 2010

Future World Currency & Uang Yang Namanya Disebut di Al-Qur’an...

Di dunia yang didominasi oleh uang Fiat murni sejak Agustus 1971, uang emas menjadi seperti isi lagu tahun 1980-an – dibenci namun pada saat yang bersamaan juga banyak dirindukan.

Uang emas dibenci oleh bank-bank sentral dunia dengan alasan yang tidak jelas – konon kalau uang emas dibiarkan exist – uang fiat akan kelihatan tidak bernilainya. Bahkan bukan hanya dibenci, dalam Article of Agreement of the IMF ada larangan bagi negara-negara anggotanya untuk menggunakan emas sebagai dasar nilai tukar uangnya (Article IV, Section 2. B).

Lantas siapa yang merindukan uang emas ?, bagi kita umat Islam – uang emas ini bukan hanya sekedar uang untuk kepentingan transaksi, tetapi juga sebagai alat untuk implementasi beberapa ketentuan syariah seperti nishab zakat, nishab hukuman bagi pencuri, nilai uang diyat dlsb. Jadi kita tentu merindukan kehadiran uang yang adil ini.

Namun ternyata umat diluar Islam-pun yang cerdas dan memahami betul problem yang terbawa dengan uang kertas, mereka juga mulai merindukan hadirnya kembali uang emas ini. Di Amerika ada Gold Anti Trust Action Committee (GATA) dan Foundation of Advance Monetary Education (FAME) , keduanya gencar mengkritisasi ketidak beresan uang kertas mereka dan pentingnya kembali ke emas.

Yang lebih hebat adalah di Eropa ada United Future World Currency (UFWC) yang sangat serius mempersiapkan uang baru berbasis emas ini; Akses mereka ke para pemimpin dunia juga sangat baik sehingga dalam pertemuan G-8 yang berlangsung di Italy, mereka berhasil secara symbolic menyerahkan uang emas mereka kepada para pemimpin dunia tersebut.

Dalam kebingungannya, uang yang diberikan kepada para pemimpin G-8 ini diberi nama ‘eurodollars’ dan bernilai setara 2,800 Euro atau US$ 3,900 per kepingnya. Gambar yang saya sajikan diatas adalah koin yang diserahkan kepada Barrack H. Obama.

Bukan hanya berhasil menyerahkan koin emas-nya pada para pemimpin dunia, UFWC juga melombakan design uang masa depan ini pada anak-anak di seluruh dunia – karena generasi merealah yang nantinya akan menggunakan uang ini. Lomba design uang masa depan ini melibatkan juri dari berbagai latar belakang seperti para pemenang hadiah nobel, para ahli percetakan uang logam, para ekonom dlsb.

Lagi-lagi kita umat Islam sebenarnya punya solusi yang sudah sangat terbukti keunggulannya selama ribuan tahun – kalau saja kita mau kembali ke uang kita sendiri. Kita tidak perlu kebingungan mencari nama baru bagi uang kita karena uang kita namanya sudah disebut di Al-Qur’an (QS 3:75) dan berbagai hadits Rasulullah SAW, DINAR.

Kita juga tidak perlu capai-capai menentukan designnya karena yang diatur dalam uang kita hanya beratnya (1 Mitsqal emas = 1 Dinar) dan ancaman yang tegas bagi yang menurunkan kadar standarnya.

Penggunaan Dinar juga tidak memerlukan kesepakatan khusus dari para pemimpin dunia; aturan main dalam syariah yang sudah baku dan sudah tested lebih dari seribu tahun terkait dengan emas dan perak sangatlah mencukupi untuk mengatur penggunaan emas dan perak sebagai uang ini.

Jadi kalau kita kembali kepada solusi Islam; justru kita akan berada di depan dari bangsa-bangsa lain di dunia. Ketika bangsa-bangsa lain masih sibuk mencari nama dan bentuk uang baru mereka, kita sudah diberi tahu nama dan bentuk uang kita dari dua pegangan utama kita yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Wa Allahu A’lam.

08 Februari 2010

Perang Dingin Antara China dan Amerika, Apa Dampaknya Pada Harga Emas…?

Tulisan ini saya sarikan dari tulisan Lawrence Williams di Mineweb yang muncul ditengah terpuruknya harga emas dunia sejak pekan lalu. Dalam kondisi harga emas yang rendah seperti sekarang ini, banyak pemain pasar yang serius mengkaji kemungkinan pilihan – apakah ini waktu yang baik untuk membeli (bila ada rospek harga emas kembali tinggi), atau justru menjual (bila trend penurunan diperkirakan akan berlanjut).

Lawrence Williams adalah salah satunya yang melihat kemungkinan harga emas akan naik dari sudut pandang politik ekonomi, khususnya yang terkait dengan perkembangan terakhir mengenai memburuknya hubungan China dan Amerika.

Meskipun para pemimpin kedua negara ini sering bertemu untuk berbagai perundingan, permusuhan diantara keduanya juga tidak bisa disembunyikan. Perseteruan ini mulai dari isu kekuatan mata uang, masalah Tibet, masalah Taiwan, masalah HAM, Hacker, Google dan berbagai masalah lain yang nampaknya sepele tetapi bisa memicu ‘perang’ antara keduanya – setidaknya perang dingin.

Yang paling serius diantara isu-isu tersebut adalah langkah Amerika untuk menjual senjata ke Taiwan senilai US$ 6.4 milyar baru-baru ini. Kegeraman China bisa mendorong negeri itu juga menjual atau meningkatkan penjualan senjatanya ke negara-negara yang dipandang tidak bersahabat terhadap Amerika. Skenario terburuknya adalah bisa pecah perang fisik yang melibatkan keduanya di Wilayah Taiwan atau Korea.

Karena scenario perang fisik ini kemungkinan terjadinya cukup kecil, maka yang lebih besar kemungkinan terjadi diantara keduanya adalah perang dingin yang fokusnya pada politik dan ekonomi.

Meskipun China secara penguasaan teknologi dan ekonomi masih dibawah Amerika, namun cadangan devisanya dalam bentuk US$ yang sangat besar bisa menjadi pisau bermata dua bagi Amerika. Bila China memutuskan mengalihkan sebagian cadangan devisanya – misalnya, dampaknya bisa luar biasa bagi nilai US$ yang merepresentasikan kekuatan ekonomi Amerika ini.

Disinilah kaitannya dengan harga emas dunia. Bila China menurunkan cadangan devisa US$-nya, apa alternatifnya ? Euro, Yen dan mata uang lain kemungkinannya tidak lebih menarik bagi China dibandingkan dengan US$. Jadi apa yang lebih menarik dari US$ bagi China ?, emas tentu saja salah satunya.

Peralihan cadangan US$ China sedikit saja ke emas, bisa melambungkan harga emas karena tiga hal sekaligus. Pertama karena meningkatnya demand oleh China sendiri, kedua menurunnya daya beli US$ yang digunakan sebagai pembanding harga emas dunia, dan yang ketiga adalah efek psikologis pasar yang akan ikutan memburu emas – bila mengetahui China berburu emas dan meninggalkan US$.

Biarlah gajah beradu dengan gajah, tetapi pelanduk jangan menjadi korban – bahkan kalau bisa pelanduk yang untung !.. Wa Allahu A’lam.

05 Februari 2010

Harga Emas Dunia Jatuh, Mengapa…?


Meskipun sudah saya prediksikan dalam serangkaian tulisan pekan ini ; penurunan harga emas yang tajam semalam terus terang juga mengejutkan saya sendiri. Memang di tulisan-tulisan tersebut saya estimasikan harga emas dalam jangka pendek bisa turun hingga kisaran US$ 975/Oz; saya sendiri tidak menduga bahwa harga emas bisa turun diatas 4% ke angka US$ 1,057.40 semalam.

Diluar kebiasaan pula, pada umumnya bila harga emas turun – harga saham naik karena dana dari penjualan emas dipasar sebagian lari ke saham. Tidak demikian yang terjadi semalam, harga saham dunia juga jatuh. Semua dana untuk sementara nampaknya lari ke US$.

Apa yang menjadi penyebab kejadian yang tidak biasa ini ?, saya coba telusuri penyebabnya ternyata bermuara di krisis hutang beberapa negara Eropa. Kekhawatiran yang meluas atas krisis hutang dan defisit Yunani, Spanyol, Portugal dan beberapa negara kecil di Eropa Timur telah membuat seluruh pasar dunia mengkawatirkan likuiditas.

Ini yang disebut systemic yang sesungguhnya; bila ada negara yang gagal – maka akan sangat cepat merembet ke negara-negara lain atau institusi keuangan dunia karena piutang mereka yang tidak tertagih, likuiditas yang tersedot dan seterusnya.

Kekawatiran akan likuiditas inilah yang membuat orang memborong US$. Terlepas bahwa US$ sebenarnya juga memiliki masalahnya sendiri – bagaimanapun sampai sekarang US$ masih dianggap sebagai World’s Reserve Currency.

Apakah penurunan ini akan berlanjut ?, untuk sementara mungkin. Tetapi sekian banyak analisa yang saya baca dan analisa saya sendiri – untuk jangka panjang tetap peluang naiknya harga emas lebih tinggi dari peluang menurunnya.

Kejadian semalam mirip dengan kejadian November 2008 yang saya tulis dalam judul “Tahapan Dalam Krisis Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Emas…” ; untuk memudahkan pembaca saya tampilkan lagi ilustrasinya di grafik diatas.

Seperti berlalunya kekawatiran likwiditas US$ pada akhir 2008 tersebut, selepas panik pelaku pasar dan juga negara-negara akan kembali berpikir logis dan harga-harga akan menuju keseimbangan baru. Wa Allahu A’lam.


04 Februari 2010

Trend Polynomial Harga Emas…

Dalam beberapa tulisan saya sebelumnya saya sudah gunakan pendekatan rata-rata bergerak (moving average) untuk mengetahui trend harga emas/dinar jangka pendek maupun jangka panjang. Kali ini saya akan gunakan pendekatan trend lainnya yang disebut trend atau regresi Polynomial untuk memprediksi kearah mana harga emas akan bergerak.

Meskipun formulanya njlimet (y=b+c1x+c2x2+c3x3…), namun fungsi trend Polynomial ini sama dengan trend Moving Average yang termasuk disediakan di aplikasi standar excel – jadi mudah bagi Anda untuk membuat analisa-nya sendiri.

Caranya sederhana, dari kumpulan data yang Anda miliki – baik mengumpulkan sendiri atau mengambil dari data yang tersedia di internet seperti dari Kitco.com, tampilkan data tersebut di excel kemudian buat grafiknya. Arahkan mouse pada garis grafiknya (pas pada garis yang naik turun) dan klik kanan – maka Anda akan melihat menu Add Trendline; setelah Anda klik akan muncul beberapa pilihan trend/regression type – untuk contoh ini pilihlah Polynomial. Setelah Anda klik OK , maka garis trend akan muncul otomatis di grafik Anda.

Untuk contoh analisa trend Polynomial ini saya ambilkan dari harga emas/dinar harian tiga bulan terakhir sejak 1 November 2009 untuk memprediksi trend jangka pendek; dan rata-rata bulanan 10 tahun terakhir sejak Januari 2000 untuk memprediksi trend harga emas jangka panjang.

Long Term Polynomial Trend

Hasilnya Anda bisa lihat di dua grafik yang saya sajikan di tulisan ini; grafik pertama untuk jangka pendek dan yang kedua untuk jangka panjang. Dari grafik pertama kita tahu bahwa dalam jangka pendek harga emas berkemungkinan lebih besar untuk turun, sedangkan sebaliknya dari grafik kedua kita bisa tahu bahwa dalam jangka panjang – harga emas lebih berkemungkinan untuk naik.

Tergantung tujuan dari investasi Anda apakah untuk keperluan jangka pendek atau jangka panjang, maka Anda dapat pilih grafik yang sesuai untuk tujuan tersebut. Wa Allahu A’lam.

03 Februari 2010

Index Ketakutan Dan Harga Emas Dunia…

Ada berbagai cara yang digunakan oleh pelaku pasar di dunia untuk dapat membaca kondisi ekonomi suatu negara; salah satu yang tidak biasa namun cukup akurat adalah dengan menggunakan apa yang disebut Index Ketakutan atau Fear Index. Index ketakutan ini menggunakan emas sebagai parameter utamanya, disamping juga jumlah uang dalam pengertian yang paling luas (M3).

Penalarannya demikian; semakin orang takut akan inflasi – maka akan semakin banyak orang berburu emas untuk pengaman uang mereka. Karena harga emas di dunia masih di nilai dengan US$, maka untuk skala global Fear Index dengan pembanding M3 US$ Formulasinya adalah Fear Index = (US Gold Reserve)x(Gold Price in US$)/ (M3 US$).

Statistik Fear Index ini selama 40 tahun dapat dilihat pada grafik diatas. Kita bisa baca dari grafik tersebut bahwa sejak Agustus 1971 ketika presiden Amerika mengguncang dunia dengan apa yang disebut Nixon Shock – yaitu uang US$ Amerika tidak lagi dikaitkan dengan emas – Fear Index ini naik dengan tajam dan puncaknya di Januari 1980 yang mencapai angka 9.43%. Rata-rata Fear Index tersebut sejak Agustus 1971 sampai Desember 2009 lalu berada pada angka 2.61%.

Fear Index

Meskipun terus naik dari posisi terendah ada angka 0.90% yang terjadi pada bulan Desember 2001; angka Fear Index per 31 Desember 2009 masih berada pada angka 2.05% atau masih lebih rendah dari angka rata-rata sejak Agustus 1971.

Apa makna dari angka-angka di Fear Index ini ?, semakin tinggi angka Fear Index akan semakin tinggi harga emas di pasar dunia. Lihat di grafik kedua yang menunjukkan perbandingan antara Fear Index dengan Harga Emas dunia sepuluh tahun terakhir.

Bila Fear Index mencapai angka rata-rata 40 tahun saja; maka harga emas akan melompat sampai angka US$ 1,400-an /Oz ; ini bila M3 tidak bertambah; bila M 3 naik – dengan rata-rata Fear Index yang sama harga emas akan naik lebih tinggi lagi.

Dari grafik 10 tahun terakhir dimana ada kecenderungan Fear Index yang terus naik; saya pribadi tidak melihat situasi ekonomi dunia akan lebih aman di tahun-tahun mendatang – artinya lebih besar kemungkinan orang akan berburu emas sebagai pelarian dari rasa takutnya terhadap inflasi daripada sebaliknya . Wallahu A’lam.

Trampoline Harga Emas…

Seperti bermain trampoline, harga emas bergerak naik turun mengikuti pola tertentu – yaitu pola yang dibentuk oleh kekuatan pasar. Dengan mengamati harga emas dunia selama tiga bulan terakhir misalnya, kita bisa melihat dikisaran berapa jaring trampoline tersebut berada. Dalam bahasa teknis posisi ini disebut Support Level.

Dalam satu setengah bulan terakhir nampaknya harga emas sampai empat kali menyentuh Support Level dikisaran harga 1,080-an, namun tidak lebih rendah dari Support Level ini. Analis pasar biasanya meng-interpretasikan hal tersebut sebagai tanda-tanda bahwa pasar sedang bullish atau memiliki kecenderungan naik. Harga mendapat tekanan turun terus menerus oleh aksi jual (atau sebab lain) tetapi mental kembali keatas oleh kekuatan permintaan pasar. Semalam misalnya, lompatan kembali keatas ini terjadi ketika harga sudah mendekati US$ 1,081/Oz.

Sejauh mana lompatan keatas ini akan naik ?; batas atas yang bisa dituju oleh lompatan ini adalah titik-titik tertinggi sebelumnya – jadi dari grafik bisa saja gerakan keatas ini menempuh titik US$ 1,200-an misalnya; karena ini toh titik yang memang sudah pernah tercapai sebelumnya. Titik tertinggi ini disebut Resistance Level.

Apa jadinya bila sebaliknya yang terjadi yaitu harga berhasil tembus pada Support Level 1,080-an ?; bila trampoline (Support Level) jebol kemungkinan harga akan terus turun menuju Support Level berikutnya , yaitu Support Level jangka panjang yang angkanya bisa didekati dari rata-rata bergerak (Moving Average) yang sudah pernah saya jelaskan sebelumnya di kisaran US$ 975/Oz.

Jadi siap bermain trampoline ? bagi yang akses internetnya bagus dapat menyaksikan video di link ini; video ini memang tentang permainan trampoline, tetapi ini banyak kemiripannya dengan pergerakan harga emas – jadi bisa mengasah acumen Anda dibidang ini. Wallahu A’lam.

01 Februari 2010

Antara Trader Dan Investor, Termasuk Yang Mana Anda…?

Bertahun-tahun menjalankan perusahaan publik dan berinteraksi dengan para pemain pasar saham di profesi saya sebelumnya; saya menjadi mudah memahami mana-mana pemain pasar yang Trader dan mana pemain yang Investor. Pemain pasar yang Trader dia tidak fokus pada kinerja riil perusahaan yang sahamnya diperdagangkan, dia lebih fokus pada fluktuasi harga jangka pendek.

Sebaliknya, pamain pasar yang Investor – dia fokus pada kinerja dan prospek perusahaan dalam jangka panjang; fluktuasi harga sesaat tidak terlalu merisaukannya – bila perusahaan yang sahamnya dia beli memiliki fundamental dan prospek yang bagus dalam jangka panjang. Trader dan Investor keduanya ada di pasar dan tidak ada yang salah dengan keberadaannya, keduanya bisa benar untuk alasannya masing-masing.

Ketika pengalaman dari profesi sebelumnya tersebut saya bawa ke pasar Dinar , ternyata karakter Trader dan Investor tersebut tetap ada. Pembeli Dinar yang Trader, dia lebih fokus pada fluktuasi harga sesaat. Sebaliknya pembeli yang investor, dia lebih fokus pada kinerja Dinar dalam jangka panjang.

Long Term Trend

Bedanya dengan para pemain saham yang dulu sering saya jumpai dimana lebih banyak porsi Trader ketimbang Investor, para pembeli Dinar jauh lebih banyak porsi Investor ketimpang para Trader. Sangat kecil porsi pembeli Dinar, misalnya yang menjual kembali Dinarnya dalam tahun yang sama.

Ingin tahu apakah Anda termasuk kategori Trader atau Investor ? berikut test sederhana-nya dengan data yang riil harga emas dunia yang saya ambilkan dari Kitco.com.

Grafik pertama diatas menunjukkan bahwa dalam dua bulan terakhir harga emas menunjukkan kecenderungan menurun. Secara teknis ini diindikasikan oleh apa yang disebut gerakan Lower Highs atau titik-titik tertinggi yang menurun.

Grafik kedua menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir harga emas berkecenderungan meningkat. Secara teknis ini diindikasikan oleh gerakan Higher Highs (titik titik tertinggi yang semakin tinggi) dan kemudian juga dikuatkan Higher Lows (titik titik terendah yang semakin tinggi).

Meskipun kedua grafik kelihatan bertentangan satu sama lain, tetapi keduanya adalah benar. Yang pertama kondisi jangka pendek, sedangkan yang kedua adalah kondisi jangka panjang.

Nah bila grafik pertama (jangka pendek) yang lebih menjadi fokus pertimbangan Anda ketika mengambil keputusan membeli/menjual Dinar Anda – maka kemungkinan Anda termasuk kategori Trader. Sebaliknya bila grafik kedua yang menjadi pendorong utama keputusan Anda untuk menjual/membeli Dinar – maka kemungkinan besar Anda adalah seorang Investor.

Karena juga ada di pasar Dinar, maka kami melayani keduanya dengan menyajikan grafik-grafik jangka pendek mulai dari harian, mingguan maupun bulanan sampai grafik jangka panjang tahunan dan sepuluh tahunan.

Dengan tersedianya grafik-grafik yang insyallah selalu ter-up-dated tersebut, Anda akan memiliki informasi yang cukup baik jangka pendek maupun jangka panjang – sebelum Anda mengambil keputusan jual atau beli Dinar.

Berbeda dengan para tenaga penjualan pada umumnya yang selalu mendorong (calon) pembeli untuk secepatnya memutuskan untuk membeli (close deal) ; kami selalu ingin mendorong untuk Anda memahami lebih dahulu segala sesuatu yang terkait produk Dinar yang (akan) Anda beli sebelum Anda memutuskan untuk membeli. Bahkan kami tidak menganjurkan Anda membeli Dinar ketika Anda masih ragu. Wa Allahu A’lam.

Disclaimer

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.